Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday 31 October 2011

Tiga Hari dalam Penyembuhan

Samador Lautan Manusia

Ratusan orang bersuka cita ketika apa yang mereka inginkan yakni kesembuhan dari penderitaan sakit secara fisik terkabulkan atas nama Yesus. Dan ribuan orang yang memenuhi Stadion Gelora Samador tak henti-hentinya bergembira serta memuji Tuhan. Dalam pergulatan bersama deritanya, Samador, stadion kebanggan warga Maumere selama tiga hari (27-29/10/2011) menjadi saksi berhimpitnya berbagai manusia pada KKR Mujizat Penyembuhan bersama Pendeta Yosafat,MBA. Mereka yang mengidap sakit tertentu tak lagi menghiraukan pengobatan secara medis. Umat lebih percaya pada penyembuhan dengan cara iman dan keyakinan pada Tuhan yang diadakan secara gratis. Tak pelak, manusia dari berbagai penjuru Kabupaten Sikka berdatangan. Bukan hanya itu, ratusan orang dari kabupaten Ende, Flores Timur, Ngada dan lainnya tak lagi menghiraukan perjalanan jauh. Mereka memasuki Maumere secara rombongan dengan berbagai jenis kendaraan. Mereka menyulap Samador jadi lautan manusia, bak konser besar band legendaris tiga hari berturut-turut.


Selama tiga hari itu pula, wajah kota berubah. Lalulintas sedikit lebih ramai. Polres Sikka dari satuan lalu lintas terpaksa lebih sibuk dari hari biasanya. Mereka mengendalikan jalur dan lintasan kendaraan terutama di sekitar Samador. Situasi di halaman parkir depan dan belakang Samador tak mampu menampung berbagai jenis kendaraan hingga meluber jauh keluar jalan. Sepanjang malam hingga dini hari ratusan orang masih terlihat lalu lalang disekitar Samador. Kios-kios dibuka hingga larut, beberapa warrung makan dibiarkan membuka pintunya hingga dinihari.

Maumere tak tidur. Didalam stadion yang pernah dijadikan tempat Bapa Paus Jhon Paul II memimpin misa pada lawatannya ke Maumere di tahun 1989 tersebut, ribuan orang tak lagi menghiraukan dinginnya udara malam. Tragisnya, baru kali ini, kami menyaksikan sendiri, begitu banyaknya orang sakit yang lalu lalang, menangis, tertidur diatas rerumputan, dan lain sebagainya. Ya ampun, ternyata banyak orang sakit di kabupaten ini.


Diatas panggung yang cukup lebar, sang pendeta, yang diberikan karunia oleh Tuhan tak berhenti melakukan pelayanannya. Menyembuhkan orang buta, menjalankan orang yang tak bisa berjalan, mendengarkan orang yang tak bisa mendengar, dan berbagai penyakit lainnya. Ada juga pengurapan. Kejadian penyembuhan ini bahkan berlangsung hingga dini hari, hampir selama tiga hari tersebut.

Menurut informasi, KKR Penyembuhan di Kota Maumere adalah pelayanan terakhir dari rangkaian pelayanan penyembuhan di berbagai kota di Indonesia. Di NTT, Maumere menjadi salah satu dari tiga kota dalam lawatannya. Dua kota lainnya adalah Atambua dan So’e di Timor Barat. Terpilihnya Kota Maumere merupakan kehendak Tuhan melalui pergumulan oleh sang pendeta. Sebelumnya Larantuka merupakan kota berikutnya setelah So’e dan Atambua, namun Tuhan memiliki kehendak lain. Maka Maumere menjadi tuan rumah, tak tanggung-tanggung, kota ini menjadi kota terakhir sekaligus terlama dalam KKR, yakni tiga hari.

Tentang mujizat penyembuhan ini, banyak pendapat pro dan kontra di masyarakat terutama kaum katolik yang merupakan agama mayoritas di Sikka. Ada yang menilai, KKR ini hanyalah taktik untuk meraih simpati kaum katolik hingga membelokan keimanan mereka. Ada pula yang mengatakan tak mempercayai penyembuhan ini karena hanyalah aksi penipuan sesaat. Dan masih banyak kontra pendapat lainnya.

Namun yang kita lihat adalah Samador terus dibanjiri ribuan umat selama tiga hari. Bahkan mereka bertahan tanpa atap, berlindung dibalik debu lapangan, disirram cahaya bulan dan bertahan dari rasa kantuk. Sedih sekali dan sangat miris melihat kenyataan didepan mata, warga miskin dan sakit di Sikka ternyata begitu banyak. Dimanakah peran pemerintah dalam mensejaterahkan rakyatnya terutama dalm bidang kesehatan? Dan ketika sesuatu yang bernama gratis diberikan, maka semua datang dan berkumpul. Coba saja berpikir, bahwa pemerintah memberikan pengobatan gratis secara reguler bagi kebanyakan masyarakat miskin di berbagai desa. Coba saja berpikir bahwa pemerintah punya niat baik memberikan pengobatan dan gizi usia dini bagi para warganya terutama di desa-desa terpencil. Sungguh sayang, kenyataan mengabarkan yang berbeda.


Mujizat penyembuhan telah berakhir dan menyisahkan berbagai pernak pernik cerita. Misalnya bahwa benar ada yang langsung disembuhkan di Samador namun ada pula yang perlu terapi doa di rumah setelah diurapi oleh sang pendeta sesuai iman sang penderita pada Jesus. Juga kedatangan umat dari pelosok desa sudah diketahui oleh paroki setempat seperti pengakuan beberapa umat.
Ada lagi cerita tentang anak-anak kecil yang harus tertidur memeluk dinginnya malam, berhimpitan dengan tubuh orang tuanya. Mereka membaringkan tubuh tanpa menghiraukan keadaan sekeliling. Dan Samador menjadi saksi bukan hanya umat katolik dan kristen yang ikut dalam penyembuhan namun saudara-saudara dari umat muslim pun tak segan ambil bagian, itulah kenyataan yang terjadi.

KKR Penyembuhan yang diberikan secara gratis ini terlihat sebagai anugerah bagi sebagian umat. Semua yang diberikan, dari penyembuhan, panggung, tata lighting, musisi, penari latar dan pendukung lainnya adalah gratis bagi umat. Semua kembali tergantung ada diri sendiri ketika memutuskan untuk mengikutinya.

Dan sekarang, Samador tak lagi ramai, jalanan tak lagi padat. Dan kini Maumere tenggelam dalam nyanyian malam, dalam irama yang normal dan kembali pada aktivitas seperti biasanya. Terpujilah nama JESUS, Maria dan Yosep..

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Mantan Bupati Sikka Bebas Dari Tuduhan Korupsi

Bupati Sikka, NTT, periode 2003-2008, Drs. Aleksander Longginus telah menerima akta pemberitahuan putusan (relaks) Mahkamah Agung RI yang menyatakannya bebas dari tuduhan dugaan korupsi Rp 276.500.000. Pemberian dana purna bakti DPRD Sikka periode 2004-2009 yang bersumber dari pos kegiatan lainnya pada APBD 2004 merupakan kebijakan (discretionary power) masih dalam koridor hukum, sesuai asas umum pemerintahan dan dalam kewenangan bupati.
Aleks Longginus, dikonfirmasi Sabtu siang (29/10/2011) di Maumere, menjelaskan kasus dana purna bakti itu satu paket dengan dugaan penyimpangan alokasi dana untuk Universitas Nusa Nipa (Unipa), dana penunjang kegiatan DPRD Sikka dan hibah
30 unit sepeda motor kepada DPRD Sikka. Kasus tersebut diduganya dimanipulasi oleh kejaksaan.

Putusan bebas itu tertuang dalam surat MA Nomor: 270/K/Pid.sus/2010 tanggal 26 Januari 2011 melalui musyawarah MA, hari Rabu 26 Januari 2011 dipimpin Hakim Ketua, Imron Anwari, S.H,SpM.MH, hakim anggota H.Suwardi, S.H, M.H, Prof Rehngena Purba, S.H, MS, dan panitera pengganti Enny Indriyastuti, S.H, M,Hum.

Putusan itu menegaskan perbuatan terdakwa tidak menyalahi ketentuan Pasal 3 (4) UU Nomor: 1 Tahun2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Pasal 10 (3) PP Nomor: 105 Tahun 2000 jo Kepmendagri Nomor: 29 Tahun 2000.

Terdakwa dalam memutuskan kebijakan itu terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Sekretaris Daerah dan Kepala Bagian Keuangan. Perbuatan ini tidak bertentangan atau melampaui kewenangannya.

“Saya terima surat relaks diantar dari PN Maumere sejak Selasa (11/10/2011).

Itu perkara satu paket. Saya anggap perkara ini juga manipulasi. Masa dalam satu kasus,saya jadi tersangka untuk beberapa kasus. Dari mana pendasarannya,”tanya
Aleks.(TRIBUNNEWS.COM/egy moa)

foto: Alex Longginus by Dion Bata


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Monday, October 31 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---