Baru hari kedua ini, Pekan Pesona Flores dengan tema Maumere In Love (MIL) boleh dibilang lebih meriah. Salah satunya adalah parade budaya yang dimulai sejak pukul 15.00 Wita, Sabtu (18/2). Dari halaman Polres Sikka, puluhan peserta usia anak-anak hingga orang tua mengayunkan kaki menuju Lapangan Katedral St. Yoseph Maumere di Jalan Mgr. Soegiyo Pranoto, tempat kegiatan MIL. Masyarakat antusias melihat berbagai atraksi seperti tarian daerah yang dipadu dengan gong waning, parade busana tradisional yang memeragakan kreasi tenun ikat bak model yang berjalan ringan dipanggung profesional dan atraksi lain-lain. Meski rencananya parade Pesona Flores diikuti 9 etnik dari seluruh Flores kenyataannya hanya beberapa kabupaten yang turut serta. Bahkan, dua kabupaten dari Sumba ikut memeriahkan parade ini dan festival seni budaya yang digelar malam hari. Pekan Pesona Flores ataukah Pekan Pesona Flores plus Sumba?
Aspal jalan yang baru saja disiram hujan, bagai panggung raksasa yang kerap menyuguhkan hiburan menarik. Dan mata-mata penonton tak berkedip. Ada rasa kagum berbinar dibalik ratusan pasang mata. Ada rasa bangga tersirat dibalik karya seni budaya daerah yang nyatanya masih digandrungi kaum muda. Semua larut dalam pesona budaya Flores. Para juru foto tak henti-hentinya mengabadikan perisitiwa ini. Berbagai gaya pelakon, baik model-model muda nan cantik juga atraksi tarian tradisional yang memukau, menarik perhatian dan tak luput dari jepretan kamera.
Parade budaya tiba dilokasi MIL sekitar pukul 17.00 wita. Dua jam perjalanan untuk jarak yang cukup dekat menjadi sangat membosankan. Keterlambatan defile budaya Flores tiba dilokasi MIL akibat atraksi sepanjang jalan yang mereka suguhkan. Saat telah tiba, dengan kondisi lelah para peserta masih menanti sang Ibu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu yang akan membuka secara resmi Pekan Pesona Flores dalam tema "Maumere In Love".
Dibalik cerita indah dan cinta dalam Maumere In Love, beberapa komunitas usaha rakyat yang ingin menawarkan dan memamerkan usaha mereka mesti gigit jari dan akhirnya memilih batal ikut serta pada expo sepekan ini. Harga tenda yang disewakan dinilai mahal. Pertenda disewakan Rp 2 juta. Sungguh berat di ongkos, aku beberapa komunitas di Maumere yang ingin ikut andil.
Dari tenda expo yang berdiri, ada satu dua tenda kosong dan tak terpakai. Kabupaten Sikka, tuan rumah kegiatan akbar ini tidak terlihat ambil bagian. Flores Timur adalah kabupaten yang tak malu-malu mempertontokan daerah mereka pada expo tersebut. Foto bupati Flotim beserta ibu terpampang jelas di pintu masuk tenda. Bahkan tulisan dengan huruf besar Kabupaten Flores Timur terpampang menarik perhatian. Yang lain?
MIL juga menyisakan tanda tanya. Misalnya informasi kegiatan atau jadwal acara spertinya tak mudah untuk diketahui. Banyak yang mengeluh akibat informasi kegiatan berikutnya yang susah diperoleh.
Hari Minggu (19/2) ini memasuki hari ketiga perhelatan yang direncanakan berakhir 21 februari. Informasi yang diperoleh menyebutkan kegiatan hari minggu akan diisi dengan workshop ibu menteri dengan sejunmlah wirausaha kecil menengah di Aula Polres Sikka yang dimulai pukul 08.00 hingga pukul 09.00. Ada pula workshop fotografi oleh komunitas fotografi nasional yang bertempat di Hotel Wailiti. Kegiatan gratis ini direncanakan dimulai pukul 12.00 hingga pukul 15.00 Wita dan terbuka untuk umum.
www.inimaumere.com