Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Sunday 19 February 2012

Parade Budaya di "Maumere In Love"

Baru hari kedua ini, Pekan Pesona Flores dengan tema Maumere In Love (MIL) boleh dibilang lebih meriah. Salah satunya adalah parade budaya yang dimulai sejak pukul 15.00 Wita, Sabtu (18/2). Dari halaman Polres Sikka, puluhan peserta usia anak-anak hingga orang tua mengayunkan kaki menuju Lapangan Katedral St. Yoseph Maumere di Jalan Mgr. Soegiyo Pranoto, tempat kegiatan MIL. Masyarakat antusias melihat berbagai atraksi seperti tarian daerah yang dipadu dengan gong waning, parade busana tradisional yang memeragakan kreasi tenun ikat bak model yang berjalan ringan dipanggung profesional dan atraksi lain-lain. Meski rencananya parade Pesona Flores diikuti 9 etnik dari seluruh Flores kenyataannya hanya beberapa kabupaten yang turut serta. Bahkan, dua kabupaten dari Sumba ikut memeriahkan parade ini dan festival seni budaya yang digelar malam hari. Pekan Pesona Flores ataukah Pekan Pesona Flores plus Sumba?

Aspal jalan yang baru saja disiram hujan, bagai panggung raksasa yang kerap menyuguhkan hiburan menarik. Dan mata-mata penonton tak berkedip. Ada rasa kagum berbinar dibalik ratusan pasang mata. Ada rasa bangga tersirat dibalik karya seni budaya daerah yang nyatanya masih digandrungi kaum muda. Semua larut dalam pesona budaya Flores. Para juru foto tak henti-hentinya mengabadikan perisitiwa ini. Berbagai gaya pelakon, baik model-model muda nan cantik juga atraksi tarian tradisional yang memukau, menarik perhatian dan tak luput dari jepretan kamera.

Parade budaya tiba dilokasi MIL sekitar pukul 17.00 wita. Dua jam perjalanan untuk jarak yang cukup dekat menjadi sangat membosankan. Keterlambatan defile budaya Flores tiba dilokasi MIL akibat atraksi sepanjang jalan yang mereka suguhkan. Saat telah tiba, dengan kondisi lelah para peserta masih menanti sang Ibu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu yang akan membuka secara resmi Pekan Pesona Flores dalam tema "Maumere In Love".

Dibalik cerita indah dan cinta dalam Maumere In Love, beberapa komunitas usaha rakyat yang ingin menawarkan dan memamerkan usaha mereka mesti gigit jari dan akhirnya memilih batal ikut serta pada expo sepekan ini. Harga tenda yang disewakan dinilai mahal. Pertenda disewakan Rp 2 juta. Sungguh berat di ongkos, aku beberapa komunitas di Maumere yang ingin ikut andil.

Dari tenda expo yang berdiri, ada satu dua tenda kosong dan tak terpakai. Kabupaten Sikka, tuan rumah kegiatan akbar ini tidak terlihat ambil bagian. Flores Timur adalah kabupaten yang tak malu-malu mempertontokan daerah mereka pada expo tersebut. Foto bupati Flotim beserta ibu terpampang jelas di pintu masuk tenda. Bahkan tulisan dengan huruf besar Kabupaten Flores Timur terpampang menarik perhatian. Yang lain?

MIL juga menyisakan tanda tanya. Misalnya informasi kegiatan atau jadwal acara spertinya tak mudah untuk diketahui. Banyak yang mengeluh akibat informasi kegiatan berikutnya yang susah diperoleh.

Hari Minggu (19/2) ini memasuki hari ketiga perhelatan yang direncanakan berakhir 21 februari. Informasi yang diperoleh menyebutkan kegiatan hari minggu akan diisi dengan workshop ibu menteri dengan sejunmlah wirausaha kecil menengah di Aula Polres Sikka yang dimulai pukul 08.00 hingga pukul 09.00. Ada pula workshop fotografi oleh komunitas fotografi nasional yang bertempat di Hotel Wailiti. Kegiatan gratis ini direncanakan dimulai pukul 12.00 hingga pukul 15.00 Wita dan terbuka untuk umum.



www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Potensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Flores Tinggi

Dengan kekayaan alam berbasis bahari, potensi danau, sungai, maupun budaya, wilayah Flores patut diperhitungkan dalam pengembangan destinasi wisata. Oleh sebab itu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mendukung pengembangan daerah tersebut sebagai salah satu destinasi yang memiliki potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang tinggi. Demikian disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu ketika berkunjung ke Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam kaitan dengan Pekan Pesona Flores bertema Maumere in Love (18/2). “Kementerian akan memfasilitasi pengembangan destinasi bekerjasama dengan SECO melalui Swisscontact untuk pengembangan konsep Destination Management Organization (DMO). Selain itu, pendukungan pembangunan pariwisata diberikan dalam rangka penataan amenitas pariwisata, PNPM Desa Wisata dan Sertifikasi Tenaga Kerja Pariwisata. Kementerian juga akan melakukan evaluasi bagaimana membantu pengembangan industri kreatif seperti yang dipamerkan dalam Pekan Pesona Flores,” jelas Mari Pangestu.


Ia menekankan keberhasilan pembangunan pariwisata sangat didukung oleh manajemen destinasi pariwisata secara profesional, terpadu dan berkelanjutan. Di setiap destinasi dibutuhkan dukungan sistem jasa dan layanan yang handal dan diperkuat oleh strategi pemasaran yang efektif, terfokus dan terpadu.

“Pulau Flores memiliki posisi yang lebih strategis dalam konteks perkembangan pariwisata di NTT, maka pengembangannya sebagai destinasi yang berdaya saing tinggi di sebelah timur Pulau Bali sangatlah memiliki arti strategis,” urai Mari Pangestu.

Namun demikian ia mengakui sarana dan prasarana pariwisata, utamanya aksesibilitas di wilayah ini masih belum memadai dan perbaikannya perlu menjadi prioritas pemerintah. Selain perbaikan tersebut, Mari Pangestu juga berharap stakeholders pariwisata bekerjasama untuk membuat perencanaan pengembangan pariwisata yang terpadu.
“Kementerian akan membentuk 8 Tourism Management Organization (TMO) di tiap Kabupaten Flores. TMO terdiri dari perwakilan asosiasi dan usaha pariwisata, masyarakat dan lembaga pendampingan. Kedelapan TMO akan berkoordinasi untuk mempromosikan Flores ke luar,” tegasnya

Untuk tahun 2012, Kemenparekraf sudah merencanakan PNPM Desa Wisata di 46 desa di wilayah NTT, termasuk 2 desa di Kabupaten Sikka.

Berdasarkan data, dalam kurun waktu 2005-2010 wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Flores berjumlah 150.226 orang. Ditinjau dari distribusi geografi wisman adalah: Belanda 16,30%, Jerman 15,79, Amerika 13,31%, Inggris 12,85%, Perancis 12,61% Australia 11,06% Jepang 4,19%, Kanada 3,40%, Asia, 3,3%, Rusia 2,95%, Italia 2,91%, Swiss 1,67%, Spanyol 1,08% dan negara lainnya masing-masing dibawah 1%.

Dilihat dari rata-rata usia pengunjung untuk wisman sekitar 37,79 tahun dan perbandingan untuk gendernya, 59% laki-laki dan 41% perempuan. Untuk lama tinggal di Flores hingga saat ini telah mencapai 5,96 hari dan kebanyakan wisatawan yang masuk ke Flores secara Free Individual Traveller (FIT). Sebanyak 67% pengaturan perjalanan dilakukan secara mandiri (self organized).

Preferensi wisatawan terutama di Flores adalah melihat komodo, diikuti dengan wisata bahari seperti menyelam dan snorkeling, kemudian masyarakat dan budaya, dan selanjutnya tur lintas Flores dan trekking.

Sementara itu dalam kesempatan dialog dengan masyarakat di Sikka, Mari Pangestu mengemukakan pentingnya meningkatkan sadar wisata terutama terkait kebersihan dan budaya melayani serta mengembangkan industri kreatif dengan basis kekayaan warisan budaya seperti tenun ikat dan yang berbasis tradisi dan sumber daya alam seperti kerajinan bambu dan gerabah.

Pesona Flores dengan pulau-pulau kecil dan kekayaan flora fauna yang masih alami menjadikannya sebagai peraih predikat The Most Unique Destination di ajang Indonesia Tourism Award pada tahun 2010. Sebelumnya, pada tahun 2005 TIME mengakuinya sebagai Destinasi Eksotis Terbaik. Kemudian tahun 2008 Luxury Travel Magazine menganugerahinya sebagai Pulau Wisata Asia Terbaik, dan oleh CEI Asia Magazine (2009) Flores diberi julukan Pulau Tujuan Wisata Terbaik di Asia Pasifik.

Di dalam Peraturan Presiden (PP) No 50/2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025, Kabupaten Manggarai Barat ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Nasional (DPN). Bahkan untuk dua objek utama di Pulau Flores, yakni wilayah Komodo–Ruteng dan sekitarnya sudah diberikan sebutan Komodo, The Real Wonder of the World, dan untuk wilayah Kelimutu-Maumere dan sekitarnya dengan sebutan Amazing 3 (three) Colour Lake.

Popularitas Pulau Komodo sebagian ikon bagi utama bagi Flores sebagai destinasi pariwisata semakin signifikan berkat tren kunjungan wisatawan yang cenderung meningkat, setidaknya dalam 5 tahun terakhir. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Swisscontact, pada tahun 2010, wisman mendominasi kunjungan ke Taman Nasional Komodo, yakni sebesar 92,79%(budpar.go.id).

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Sunday, February 19 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---