Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Wednesday 7 March 2012

Maumere dalam Foto

Wajah Kabupatn Sikka menympan sejumlah pesona baik alam, bahari maupun kecantikan budayanya. Sejumlah foto dari berbagai fotografer telah berkali-kali mengabadikan panorama cantik dan rekaman berbagai ritual budaya. Namun nampaknya belum banyak yang mengenal Kabupaten Sikka. Maklum saja promosi pariwisata disini belum berjalan efektif. Untuk menikmati keindahan wisata disini disini dukungan sarana dan infrastruktur masih minim. Salah satunya akses jalan yang menjadi kendala terutama menuju daerah-daerah wisata di wilayah pedesaan. Dan, informasi letak daerah wisata yang susah diperoleh wisatawan. Daerah-daerah wisata yang menyimpan berbagai objek natural baik alam maupun budaya bisa dijumpai dari wilayah Tanah Ai di ujung timur Kabupaten Sikka sampai Magepanda, dari wilayah Lio dan pesisir Lela-Sikka-Bola hingga beberapa pulau kecil didepan Maumere. Meski tanah Sikka sebagian besar merupakan wilayah kering namun kecantikan dibalik itu tetap bisa dinikmati. Maka jika punya waktu sempatlah berkunjung ke Maumere.


Antara Lain:

Ujung Pulau Pangabatang dalam gugusan Teluk Maumere, kecantikan pasir putih dan wisata bahari
Patikarapau, Budaya di Pulau Palue
Mengenakan pakaian khas daerah Palue
Bolu Pagar, kue lambang cinta yang hanya ada saat acara pernikahan
Mencari cacing laut, Ule Nale di Pantai Sikka
Panorama Pantai Koka di Kecamatan Wolowiro, 43 km dr Maumere
Panorama Pantai Waiara
Patung setinggi 16 meter, Maria Bunda Segala Bangsa di Bukit Nilo, Nita

Panorama Bawah Laut Teluk Maumere
Gereja Sikka, dirancang arsitek asal Belanda lebih dari 100 tahun silam
Fajar di Pantai Maumere

dari berbagai sumber..

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Pulau Flores Suatu Waktu

Catatan Seorang Backpacker: Fajar di Maumere

“Kalau lambat pun sampai, kenapa pula harus cepat-cepat?”
Kalimat itu saya dengar dari tukang ojek yang mengantar saya menuju tujuan di sebuah sudut kota Maumere. Memang sebenarnya pada saat itu di sana tak ada ketergesaan seperti di Jakarta. Sepeda motor melaju dengan kecepatan 40 km/jam. Jalanan lengang, rambu lalu lintas dipatuhi dan lampu merah tak pernah diterabas. Soal helm pembonceng yang tak ada, disayangkan juga sebenarnya, tapi bolehlah diri ini sedikit lega karena dengan laju motor yang lambat itu, maka diharapkan kecelakaan bisa dihindari.

Soal lambat-lambat itu, sebenarnya cukup berbeda dengan keseharian warga Maumere sendiri yang serba cepat dan trengginas. Gerak-gerik mereka bukan menunjukkan pribadi-pribadi yang malas. Alam yang keras menuntut mereka untuk selalu siap menghadapi segala kemungkinan.

Maumere punya pelabuhan terbesar di Pulau Flores. Kota ini memang tampaknya yang paling maju dibandingkan kota-kota lain di pulau itu. Empat universitas terdapat di sana, bandara perintis pun ada, yaitu Bandara Frans Seda.

Sebuah Pagi di Tepi Laut Flores

Di Maumere bisa dilihat bagaimana geliat mentari menyapa permukaan laut dan memulas langit dengan warna jingga yang lembut. Beranjak siang, terik mentari akan mengguyur siapa saja. Lengas pun meraja dan angin berhembus kencang menerbangkan debu.

Kering dan gersang barangkali adalah kesan pertama saat tiba di kota ini. Biar begitu, tak usah khawatir karena air tetap tersedia dan tak sampai kekeringan. Apabila haus, air kelapa yang menyegarkan pun bisa diteguk dan menyegarkan tenggorokan.

Bila senja menyapa, duduklah di tepi pelabuhan sembari menikmati aneka ragam ikan dan kepiting, udang sampai lobster yang digoreng. Layangkanlah pandanganmu ke lautan, maka bisa kau lihat kerlip lampu di kapal yang sedang bersandar. Nikmatilah semuanya, perut kenyang dan mata benderang.

Maumere menawarkan jeda bagi warga Jakarta, di sana nafas bisa dihela dengan bebas.

Danau Kalimutu

Sebuah obyek wisata di Pulau Flores, terletak di Kabupaten Ende, sekitar dua setengah jam perjalanan darat dari Maumere. Sebenarnya ini adalah tiga buah kawah gunung berapi. Di sini disebut juga dengan Danau Tiga Warna karena warna airnya yang berbeda di masing-masing danau. Sayang saya lupa mencatat apa nama danau ini dalam bahasa Flores. Namun, syukurlah masih saya ingat nama lainnya, yaitu Danau Orang Jahat, Danau Muda Mudi, dan Danau Orang Tua.

Apa pasalnya, maka danau-danau itu bernama begitu unik?

Bagi masyarakat di sekitar Kalimutu, dataran tinggi tempat danau berada adalah tempat kembalinya arwah-arwah. Di sana, arwah-arwah itu kemudian akan masuk ke suatu danau tertentu berdasarkan usia dan perbuatan di masa hidupnya.

Untuk mencapai danau kawah itu, pengunjung harus mengikuti jalan setapak yang telah disediakan. Jalan berbatu dengan pepohonan di kanan kiri dan bunyi nyanyian burung dari kejauhan di tengah hutan. Datanglah ke sana pagi-pagi agar bisa menyaksikan bagaimana matahari muncul di balik perbukitan. Usahakan tetap di jalur yang telah disediakan, begitu bunyi peringatan yang terdapat di puncak gunung.

Prasasti di Puncak Kalimutu

Ah ya, puncak gunung itu adalah tujuan akhir. Sebelumnya, setelah menyusuri jalan setapak pengunjung pertama kali akan bertemu dengan Danau Orang Jahat. Kemudian menuruni sedikit lembah dan dilanjutkan dengan menaiki tangga berundak yang lumayan berhasil membuat nafas ngos-ngosan. Nah, di puncak nanti bisa dilihat bagaimana tiga buah danau saling bersanding dalam diamnya masing-masing. Di sini, bisa dilihat lagi Danau Orang Jahat, Danau Muda Mudi dan Danau Orang Tua.

Di kejauhan Danau Orang Jahat, tampak dekat Danau Muda Mudi

Dari cerita penduduk sana, baru saja di Danau Muda Mudi seorang remaja putri bunuh diri. Dari catatan mereka, sejauh ini sudah delapan orang yang menceburkan diri di danau. Sebuah tindakan konyol untuk mengakhiri hidup karena dua danau—Danau Orang Jahat dan Muda Mudi—adalah kawah aktif yang masih panas. Kondisi yang berbeda ditemui di Danau Orang Tua, karena di sini airnya bisa digunakan untuk cuci muka dan lain-lain.

Ditilik dari ilmu geologi, maka danau ini menunjukkan aktivitas vulkanik di bawah kulit bumi Pulau Flores. Danau-danau itu akan berubah bentuknya manakala gempa terjadi di sekitar pulau karena terjadi longsor di dinding tebingnya. Perubahan juga terjadi pada warna air di danau. Selain akan berubah seiring perjalanan hari, manakala gempa terjadi konon warna air di danau pun akan berganti.

Di Kalimutu semoga arwah yang bersemayam di sana memperoleh ketenangan, setenang air permukaan danau.

Gunung Kimang Boleng

Maumere di sebuah siang yang terik, saat angin dari Gunung Kimang Buleng menyentuh debu dan menerbangkannya dalam bentuk pusaran seperti topan kecil. Tarian Hegong yang diiringi musik Gong Waning begitu rancak dibawakan oleh warga. Saya berdiri di Pantai Grass Track dengan membelakangi Laut Flores dan menghadap ke gunung, merasa begitu kerdil sekaligus kagum pada keindahan dan keperkasaan alam yang tersaji di sana.

Ada yang mau ke sana? Boleh lah saya pun diajak :D

by: unclegoop(http://unclegoop.com/2011/10/05/pulau-flores-suatu-waktu/)

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Hati-Hati! Penculik TKI Menyasar Orang Kampung di Wilayah NTT

Ratusan warga dari kampung-kampung di Kecamatan Talibura, Kewapante dan Magepanda-Sikka menjadi sasaran 'penculikan' untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Kalimantan. Mereka kini telah berada di Surabaya tanpa melengkapi diri dengan dokumen perjalanan resmi. Persoalannya, perusahaan yang melakukan perekrutan tidak jelas. Perusahaan itu tidak tercatat pada Dinas Sosial dan Nakertrans Sikka.
Pihak keluarga kini kebingungan mencari alamat keluarganya itu yang kini berada di Surabaya. Bukan itu saja, perusahaan ini merekrut anak di bawah umur, membawa istri dan suami orang tanpa izin pihak keluarga.
Hasil pelacakan Pos-Kupang.Com, Senin (5/3/2012) siang, menyebutkan, para TKI diberangkatkan ke Surabaya melalui Pelabuhan Lorens Say Maumere menggunakan KM Dharma Kencana, Kamis (1/3/2012) pukul 21.00 Wita.

Para TKI ini direktut oleh para tenaga lapangan dan diserahkan kepada seorang warga yang bernama Bomas. Usai direkrut, para TKI dibawa ke Surabaya dengan cara dijemput di jalan dan di ujung kampung.

Usai berkumpul di pelabuhan, mereka dinaikkan ke kapal. Kini, ratusan TKI telah berada di Surabaya. Mereka berada di tempat penampungan untuk persiapan pemberangkatan ke Kalimantan.

Menurut sumber Pos-Kupang.Com, mereka akan digaji Rp 1 juta per bulan. Ada juga yang digaji per hari dan per minggu.

Keberangkatan para TKI ke Surabaya, kini menuai protes karena ada seorang TKI asal Sikka dari Desa Ndone, bernama Anita Tanty Lia Alo (14), telah diamankan di Kantor TruK-F Maumere.

Anita yang masih SD kelas V ini diajari agar keluar dari rumah dan menunggu di ujung kampung lalu dibawa ke pelabuhan. Namun saat mau berangkat, keluarga Anita menemukannya di atas kapal.

Saat di pelabuhan, Anita memakai jaket sambil menutup kepalanya agar mengelabui keluarga. Keluarga kemudian membawa Anita ke Kantor TruK-F Maumere guna mendapat perlindungan. Berdasarkan pengakuan Anita dan keluarga di Desa Ndone, terdapat 23 TKI yang telah "dilarikan."

Semua yang berangkat direkrut Donatus, warga Ndone dan diserahkan ke Bomas alias big bos Donatus.

Menurut sumber itu, diduga aparat desa dan pihak-pihak di Pelabuhan Maumere mengetahui sindikat pengiriman TKI ke Surabaya. Mereka pura-pura tidak tahu.

Bahkan keluarga Anita telah melaporkan kasus Anita kepada aparat tapi sengaja tidak digubris. Karena tak mendapat tanggapan, keluarga mengadu ke TruK-F Maumere.

Truk-F Maumere yang mendapat pengaduan pada Kamis (1/3/2012) malam, langsung bergerak ke Pelabuhan Maumere untuk menjemput Anita. Bersama keluarga Anita, TruK-F Maumere melaporkan kasus ini ke Polres Sikka, Senin (5/3/2012) siang.

Mereka menyebut Donatus dan Bomas sebagai otak yang melakukan prekrutan. Dua orang ini dinilai bertanggung jawab atas perekrutan 23 TKI di Ndonde.

Keluarga dan TruK-F Maumere meminta semua TKI yang sudah dibawa ke Surabaya untuk dikembalikan ke Sikka.

"Tangkap Donatus karena dia yang mengetahui secara jelas jaringan perekrutan ini. Donatus tinggal di Ndone dan telah membawa 23 TKI tanpa dokumen resmi. Salah satunya adalah Anita yang direkrut tanpa izin orangtua dan masih di bawah umur," kata Koordinator TruK-F Maumere, Sr. Eustochia, SSpS, Senin (5/3/2012) siang.

Data lain yang diperoleh di Kantor TruK-F Maumere, di Kecamatan Kewapante, terdapat tiga TKI yang batal berangkat karena perusahaan perekrut tidak jelas. Kades Namangkewa bahkan melarang para calon tenaga kerja itu.

Di Waiara pun sama. Di Talibura, ada TKI yang batal berangkat. Ada yang berangkat ke Surabaya menggunakan KM Dharma Kencana.


Inilah TKI yang diculik :

Hendrikus Rinu (48), Fritanus Maku (18), Bernadeta Deo (18), Yohanes Don Bosco Satu (25), Sinte (18), Elisabeth Lisa (38), Ni bersama ibunya (38), Bele (25), Yuwanto (29), Nggi (21), Fin bersama ibu (29), Ndora (19), Fransiskus Tonda (16), Nong Kanis (18), Santi (20), Yohanes Laki Bora (25), Arnoldus Ruma (32), Yohanes Bata (27), Anastasia (25), Sebastianus Mori (35), Anastasia Duma (38), In Petu (38), Yanti (Asal Desa Ndone, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka/Sumber: TRuK F Maumere)
(pos-kupang.com)
Selengkapnya...

Inilah 34 Korban Trafficking Warga Maumere

Sejumlah warga Desa Done, Kecamatan Magepanda Kabupaten Sikka Maumere, yang diduga jadi korban trafficking, diperiksa sebagai penumpang Kapal Dharma Kencana yang sandar di Dermaga Ro-Ro, Pelabuhan Jamrud Tanjung Perak pukul 10.00 WIB, Senin (5/3/2012) pagi tadi.
Mereka diperiksa petugas mulai dari kartu identitas, KTP hingga tujuan kepergian. Tak hanya mereka saja yang diperiksa, tapi juga total 227 penumpang kapal lainnya.
Setelah melalui pemeriksaan identitas, polisi menemukan puluhan penumpang tanpa identitas dan tujuan. Bahkan, 34 penumpang yang diamankan merupakan warga Maumere yang dibawa oleh tersangka 'Boumans' menuju Kalimantan Tengah untuk dijadikan sebagai pekerja rumah tangga.


Kini, 34 penumpang Kapal Dharma Kencana sudah dibawa menuju Mapolda Jatim untuk pemeriksaan lebih lanjut. Termasuk juga tersangka 'Boumans' yang mengaku akan memberikan pekerjaan di Kalimantan Tengah.

34 Warga Maumere yang berhasil diamankan di Polres Pelabuhan Tanjung Perak adalah sebagai berikut :
1. Hendrikus Rinu (48)
2. Fritanus Maku (18)
3. Bernadeta Deo (18)
4. Yohanes Don Bosco Satu (25)
5. Sinte (18)
6. Elisebet Lisa (38)
7. Nie, bersama Ibu (38)
8. Mbele (25)
9. Yuvonta (29)
10. Nggi (21)
11. Vin, bersama Ibu (19)
12. Ndaro (19)
13. Fransiskus Tonda (16)
14. Nong Kanis (18)
15. Santi (20)
16. Yohanes Laki Wara (25)
17. Arnoldus Ruma (32)
18. Yohanes Bota (27)
19. Anastasia (38)
20. Sebastianus Mori (35)
21. Anastasia Durnai (38)
22. Paulina Pare
23. Yanti
24. Thomas (anak-anak)
25. Marselina Bone
26. Martine (anak-anak)
27. Yosep Yon Yonen (anak-anak)
28. Margareta (anak-anak)
29. Andriana (anak-anak)
30. Robertus
31. Dorce Ansa
32. Michael Rola
33. Yenianan Lere
34. Ini Petu

(surabaya.detik.com/nrm/fat)

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Wednesday, March 07 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---