Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Tuesday, 24 February 2009

Budaya Penguburan Jenasah Dalam Batu Di Desa Nua Bari

Menjelajahi Kabupaten Sikka dengan begitu banyak keragaman budaya bahkan ritual-ritual adat setempat yang beragam dan unik terasa begitu istimewa.Baim,salah seorang kru dari Sonia FM membawa oleh-oleh kisah petualangannya dengan menyusuri sebuah kampung tradisional.Dikampung tradisional ini terdapat suatu budaya penguburan jenasah yang dilakukan dalam sebuah batu. Penguburan jenasah dalam batu ini terdapat didesa Nua Bari,sebuah kampung kecil yang letaknya di ketinggian dan secara administrasi masuk dalam wilayah Kecamatan Paga Kabupaten Sikka,sekitar 50 Km arah selatan dari Kota Maumere.Nua Bari dalam bahasa setempat bisa diartikan sebagai rumah yang dibangun secara berbaris atau berderetan.

Untuk mencapai Desa Nua Bari diperlukan waktu sekitar 2 jam menggunakan kendaraan dari Kota Maumere.Namun sebenarnya kendaraan tidak bisa mencapai kampung tersebut,sehingga diperlukan berjalan kaki lagi sekitar 2 Km.Jalan kelok bertanjak yang rusak berat menjadi saksi bagi siapa saja termasuk para wisatawan yang akan mengunjungi desa kubur batu tersebut.
Ketika mendekati desa Nua Bari yang berada di puncak ketinggian kita langsung menyaksikan pemandangan alam laut utara Flores dan laut selatan Flores yang sangat cantik dan elok sehingga segala kepenatan yang dirasakan selama perjalanan langsung terobati.

Desa Nua Bari adalah sebuah desa yang memiliki keunikan dalam hal ritual penguburan jenasah.Setiap jenasah orang yang meninggal biasanya langsung di kuburkan dalam sebuah batu,yang menurut kepercayaan masyarakat setempat bahwa arwah orang yang dikuburkan tersebut akan berada dalam ketenangan yang abadi.Namun demikian sebenarnya tidak semua jenazah orang yang meninggal dapat dikuburkan didalam batu tersebut.Menurut masyarakat setempat hanya orang-orang yang ditunjuk dan dianggap sebagai yang dituakan dalam kampung itu yang diperkenankan mendapat kehormatan mendiami makam batu tersebut. Lalu bagaimana dengan anak-anaknya?Anak-anak dari turunan keluarga tersebut akan dikuburkan apabila kelak mereka juga dianggap atau diistimewakan oleh masyarakat setempat atau dari kalangan keluarga yang mampu.Bagi masyarakat biasa penguburan jenasah di lakukan secara biasa atau umum dan dimakamkan dalam kuburan umum yang terdapat di sekitar Desa Nua Bari.

Tradisi penguburan mayat dalam batu tersebut telah berlangsung ratusan tahun yang lalu dan menjadi sebuah ritual penguburan jenasah yang memakan waktu,tenaga dan biaya yang besar.Seorang yang berhak dikuburkan dalam sebuah batu dipersilahkan untuk menunjukan batu mana yang akan menjadi tempat berisitirahat dia dalam keabadiannya.Namun penunjukan batu yang akan menajadi tempat istirahat kekalnya biasanya dilakukan jauh sebelum orang itu meninggal.

Batu kubur tersebut dipahat untuk dilubangkan sebagai tempat menaruh jenazah dengan kedalaman kira-kira 80 cm dan lebarnya sesuai dengan ukuran batu yang di gunakan dan memakan waktu kira-kira 3 hari memahat nonstop dengan peralatan yang sederhana.Sedangkan sebagai penutup batu kubur menggunakan lempeng batu. Lempeng batu tersebut diambil dari tempat-tempat yang cukup jauh sehingga membutuhkan banyak tenaga.Jadi dalam hal pembuatan batu kubur seluruh warga kampung memang dilibatkan untuk bergotong royong mempersiapkan tempat keabadian seorang warga yang akan meninggal.

Menurut warga setempat apabila orang yang mau di kuburkan itu berstatus suami-istri dan merupakan tokoh atau keluarga yang dituakan dalam masyarakat tersebut maka untuk menguburkan jenasah suami dan istri hanya diperbolehkan dalam satu lubang kubur batu. Dan urutannya adalah jenasah istri yang pertama yang dikuburkan dan berikutnya adalah sang suami.Jika sang suami yang meninggal terlebih dahulu dan kemudian hari sang istri pun turut meninggal maka jenasah /tulang belulang sang suami akan diambil dan dipindahkan untuk sementara agar diberi ruang kubur bagi sang istri yang telah meninggal agar bisa di kuburkan,kemudian jenasah/tulang belulang sang suami akan di masukan kembali kedalam batu kubur dan diletakan diatas jenasah sang istri.Biasanya pengangkatan jenasah suami akan dilakukan dalam upacara dan ritual adat masyarakat Nua Bari.
Uniknya, setiap jenasah yang diletakan dalam sebuah kubur batu tersebut diposisikan duduk dengan kaki di tekuk sedemikian rupa sehingga terlihat seperti seorang bayi yang berada dalam kandungan yang secara harafiah berarti manusia itu kembali ke pada posisi awal dalam rahim.



Mau Berkomentar??Silakan...

Sumber Tulisan dan Foto : Baim
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Tuesday, February 24 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---