Suasana pagi yang segar, cerah dan bebas polusi merupakan dambaan setiap manusia. Namun hal ini tidak berlaku bagi tim kerja dari Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Sikka.Betapa tidak, untuk bisa menghirup udara pagi yang bebas polusi hanyalah harapan, setiap pagi mereka harus bergulat dengan bau sampah yang ada di Kota Maumere.
Tim kerja ini mulai melaksanakan tugasnya sejak pukul 04.00 wita dan baru tuntas sekitar pukul 10.00 wita. Selanjutnya limbah rumah tangga dan sampah buangan ini, diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Wai Ri'i, 16 kilometer arah barat utara Kota Maumere.
Tim kerja ini mulai melaksanakan tugasnya sejak pukul 04.00 wita dan baru tuntas sekitar pukul 10.00 wita. Selanjutnya limbah rumah tangga dan sampah buangan ini, diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Wai Ri'i, 16 kilometer arah barat utara Kota Maumere.
Seperti yang disaksikan , umumnya satu tim "penyapu" sampah ini terdiri dari tiga hingga tujuh orang. Salah satu tim kerjanya terdiri dari Monte, Damas Cen, Frans, Tonce dan Antonius Yulianus.Lima tenaga Dinas Kebersihan ini, mempunyai peran yang berbeda. Dan, umumnya terdapat dua peran, yakni "penyapuh ranjau sampah" (baca : pembersih) dan pengangkutan. Monte, Frans, Damas Cen dan Tonce berperan sebagai pembersih. Selain membersihkan dan mengangkut sampah yang ada di badan jalan, selokan dan got, mereka juga mengangkut sampah dari bak-bak sampah yang telah disiapkan. Sementara Antonius Yulianus bertugas sebagai pengendara (sopir).Antonius Yulianus menjelaskan, kegiatan pengangkutan sampah ini dilakukan setiap hari kerja. "Kami juga dibagi dalam tiga kelompok yang akan menangani zona bagian masing-masing," kata Antonius.
Tiga zona tersebut, yaitu Bagian Timur meliputi jalan Adisucipto, Bandara Udara Wai Oti, Jalan Jendral Ahmad Yani.
Zona bagian tengah meliputi Pasar Lama Maumere, pasar tingkat, kompleks pertokoan, Kelurahan Kota Uneng, Kelurahan Kampung Kabor, dan terminal atas.Sedangkan bagian barat meliputi sepanjang Jalan El Tari, Perumnas, Kelurahan Madawat , Terminal Madawat, RSUD TC.Hillers Maumere. Antonius dan rekan-rekannya menangani sepanjang ruas jalan.Tim ini mulai melaksanakan tugasnya di Jalan A Yani, depan Toko Gunung Kawi, Toko Nita, Pelabuhan Sadang Bui Maumere, Jalan Tongkol, Jalan Anggrek dan pertigaan Jalan El Tari.
Untuk selanjutnya sampah ini dibuang ke TPA.Sampah-sampah tersebut terdiri dari sak semen, kardus, karung plastic, kaleng-kaleng bekas, dedauan dan ranting pohon, bangkai yang telah membusuk serta berbagai jenis sampah rumah tangga. Sayangnya mereka tidak dilengkapi dengan kelengkapan kerja yang memadai seperti masker, sarung tangan, sepatu dan topi.Tiga orang di antaranya, Damas Cen, Frans dan Tonce mengenakan baju kaos berwarna kuning bertuliskan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota di belakangnya, sedangkan Antonius Yulianus dan Monte mengenakan baju kaos oblong.
Dengan berpakaian seadanya seperti ini, tentunya akan memudahkan mereka terserang penyakit. Antara lain penyakit kulit, ISPA dan penyakit lainnya karena sampah merupakan sumber penyakit.Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kabupaten Sikka melalui Kepala Tata Usaha, Gatot Muriyanto, saat ditemui , menjelaskan, setiap manusia yang hidup di muka bumi ini pasti ada sampah, setiap hari manusia menghasilkan 2,5 kg sampah. Artinya, tiap hari ada sampah. Sumber sampah biasanya berasal dari rumah tangga, tempat-tempat yang ramai dikunjungi serta pasar.
Di tanya soal tempat-tempat yang menjadi prioritas penanganan, Gatot mengatakan, ada beberapa tempat yang menjadi prioritas, antara lain di rumah-rumah yang padat penduduknya, pasar, rumah sakit serta jalan-jalan protokol. Tetapi sebetulnya semuanya ini harus merupakan tanggung jawab.Pihaknya mengharapkan dukungan dari masyarakat, antara lain kesadaran akan bahaya sampah. Untuk itu sudah sepantasnya masyarakat bisa menertibkan sampah dengan mengemasnya dalam karung dan membuang sampah pada tempat-tempat yang telah disediakan.
Hal ini perlu dilakukan, guna mencegah bahaya banjir dan mengurangi resiko tempat sampah sebagai sumber dan sarang penyakit.Dikatakan Gatot, di sisi lain mereka mengalami kendala, pertama, ada sebagian masyarakat yang tidak menyerahkan lahannya menjadi tempat pembuangan sampah sehingga sampah belum bisa terkonsetrasi pada suatu tempat, makanya masih ada sampah-sampah bersilewar di sepanjang jalan dan trotor.Kedua, dengan bermodalkan 66 tenaga kontarak, 9 buah kendaraan roda empat dan 2 buah kendaraan roda tiga kaisar belum cukup untuk penanganan sampah secara maksimal.Dia berharap ada penambahan jumlah tenaga kontrak, biaya operasional dan pengadaan kembali beberapa kendaraan operasinal sehingga penanganan sampah bisa segera diatasi.(spirit)
www.inimaumere.com