Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Friday, 18 July 2008

Menikmati Pesta Pernikahan Ala Orang Maumere..

Brakkk..tiga undangan menghadiri pesta pernikahan sahabat-sahabat kami mampir di meja redaksi..Ceeiiileee meja redaksi hehehe..Ya ampun dalam satu minggu dalam selang waktu satu hari kami harus menghadiri pesta pernikahan ala orang Maumere. Ya, kami pasti datanglah, sudah diundang kok tidak datang, tidak hormatlah sama yang punya hajatan. Apalagi yang punya hajatan ini sahabat-sahabat terbaik kami, juga sudah diwanti-wanti sama yang berbahagia agar kami harus datang. Ya sudah, kami bertiga pun mulai bersiap diri untuk sebuah pesta pernikahan ala orang kota Maumere tercinta. Ini untuk yang pertama kali kami bertiga berangkat bersama-sama (pulang sendiri-sendiri) dan untuk yang pertama kali kami menghadiri pesta-pesta seperti ini (tidak percaya? sudah tooo hehehe). Satu pesta diadakan di Alan Hall (gedung Alan), Waidoko (wilayah kecamatan Alok Barat) sedang satunya pesta pernikahannya diadakan dirumah saja.


Malam mulai merambat naik. Bersama tiga sepeda motor yang selalu setia menemani hari-hari, berangkatlah kami bertiga menuju Gedung Alan (biasanya orang-orang menyebutnya demikian). Letak gedung tersebut berada di pinggir jalan dengan halaman yang begitu luas dan ditumbuhi bunga-bunga beraneka warna, sangat asri. Gedung ini juga mempunyai ruangan yang cukup luas dan sengaja disewakan bagi masyarakat untuk melangsungkan berbagai kegiatan. Halaman parkir bagi yang membawa kendaraan juga disediakan dengan area yang cukup untuk menampung semua kendaraan undangan.

Wah, pestanya orang Maumere bisa dibilang tergolong mewah untuk ukuran orang NTT. Undangan yang datang juga tak mau kalah dengan sang empunya hajatan dengan penampilan pakaian pesta yang sedang trend saat ini. Kami bertiga? Heheheh, penampilannya jauh dari kemilau pakaian undangan yang lain. Datang pun telat saat para undangan lagi bersalaman dengan pengantin yang sedang berbahagia. Karena terlambat tentu saja kami tidak mendapatkan tempat. Tempat duduk para undangan tidak seperti pesta-pesta jaman dulu yang kursinya disusun menghadap kedepan. Tapi di Gedung Alan para undangan disediakan meja bundar dengan kursi yang disusun sedemikian rupa mengelilingi meja dan bisa menampung beberapa undangan permeja. Biasanya setelah para undangan telah hadir acara selanjutnya adalah salaman dengan kedua mempelai. Selesai bersalaman undangan diarahkan langsung menuju meja perjamuan untuk bersantap bersama diiringi lagu-lagu romantis yang dibawakan secara live. Selain itu juga tentu ada sepata dua kata dari keluarga mempelai.

Menikmati pesta di NTT khususnya di Kabupaten Sikka ini pasti tidak lepas dari namanya acara bebas yakni acara bergembira bersama mempelai.
Tarian-tarian lokal seperti Polines, Rokatenda, Gawi, Ja'i, Poco-poco serta tarian moderen dansa-dansi merupakan acara yang ditunggu-tunggu para undangan (memang begitu sudah jalan ceritanya hehehehe). Namun kadang pesta-pesta yang dilangsungkan di gedung seperti ini tidak sebegitu meriah (untuk acara bebasnya).
Kenapa? Menurut beberapa undangan yang biasa mengikuti acara bebas yang dilangsungkan di menghadiri pesta yang diselenggarakan di gedung, biasanya saat cara bebas baru dimulai setengahnya eh para undangan lain sudah mulai pamitan pulang.

Benar saja, seperti yang kami saksikan undangan lain mulai bergegas pulang saat dansa-dansi baru setengah jalan apalagi satu pesta nikah lagi yang dilangsungkan di rumah mempelai sudah masuk dalam daftar para undangan. Jadi setelah pesta di gedung ini undangan lain langsung cabut menuju pesta berikutnya (ini maumere!!!).
Ya, betul saja mendekati jam 11 malam gedung Alan mulai di tinggali para undangan. Namun biasanya pesta dilanjutkan lagi lebih meriah di rumah mempelai perempuan, menunggu acara selanjutnya yang dalam adat pernikahan di Kabupaten Sikka disebut tama ola uneng (pengantin masuk kamar). Setelah pamitan dengan yang berbahagia kami pun angkat kaki. Kemana? Tentu saja ke pesta berikutnya..hehehehe..mau ikutan? Ayo.....

Bersama sahabat-sahabat kami Bastian Mandalangi, Roy Manches, Oriie, Tommy dan seorang nona(Oa) dari Kota Larantuka yang khusus hadir untuk sahabatnya yang berbahagia kami berangkat menuju pesta selanjutnya yang berada di kawasan Centrum, Kota Maumere. Nah, ini dia baru namanya pesta yang Maumere banget. Dengan kajang (tenda) yang cukup luas mengangkangi jalan raya dentuman irama musik lagu-lagu daerah seperti Bake Sai atau Mae Wado menyambut kedatangan kami. Didalam tenda malah lebih seru lagi. Semua orang bergembira. Semua menikmati pesta tersebut. Semua menari-nari tiada bosan, baik tua, muda, laki atau perempuan semuanya bergembira. Pengantin perempuan yang sedang berada ditengah lantai dansa langsung menyambut kami dengan ramah sambil mempersilakan kami mengambil tempat duduk. Bang Vicky Dori yang juga kakak dari mempelai perempuan terlihat begitu gembira. Ya, dipesta seperti ini semua orang harus bergembira, tidak boleh tidak (hussss jangan maksa ko hehehe). Terlihat juga Abang Kons Lamak, Kang Ded, Junedy Juje, Hendra da Gomez beserta istri Onya Labina, Harly Pega, Abang Maxi da Lopez, Abang Bob Miger, Abang Ponco Dori yang lagi asik berkulababong dan lain-lain. Ya, kalau di Maumere pesta seperti ini pasti meriah.

Pesta malam itu juga diisi dengan penampilan Abang Kons yang melatunkan lagu-lagu cha-cha diirngi permaian keyboard dari Orrie. Semua bercha-cha. Kami juga menikmati pesta ini. Ada pula suguhan moke (minuman tradisional berakohol) dari tuan rumah untuk menghangatkan badan dari udara yang terasa dingin hehehe..memang kalau di Kabupaten Sikka namanya moke tidak lepas dari adat atau budaya.

Mendekati pukul 12 malam pengantin laki-laki yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba di rumah mempelai perempuan yang kami hadiri. Keluarga besar dari mempelai laki-laki turut menghantar. Suara musik gong waning (musik tradisional Kabupaten Sikka) yang ditabuh terdengar meriah menyambut mempelai laki-laki. Semua benar-benar bergembira menyambut sang mempelai. Terlihat pula mempelai perempuan yang tidak dapat meyembunyikan rasa bahagianya yang tersirat dari raut mukanya. Setelah melewati sedikit acara adat kedua mempelai meninggalkan kami yang terus saja berpesta. Acara ini dalam adat perkawinan di Kabupaten Sikka dinamakan tama ola uneng (pengantin masuk kamar).

Setelah itu acara diteruskan sampai menjelang pagi. Semua terus bergembira. Dan kami benar-benar menikmati pesta pernikahan ini. Ya, akhirnya kami pun meninggalkan pesta tersebut.

Meskipun dari sudut pandang para ekonom, bahwa adanya pesta-pesta itu (juga melalui proses adat setempat untuk menjadi pasangan sah) dianggap sebagai pemborosan dana, waktu dan tenaga, karena biayanya sangat besar dan makan waktu berhari-hari, namun dalam kebiasaan yang tak pernah menjemukan inilah, ditemukan nilai-nilai kegotong-royongan, musyawarah dan kekeluargaan yang akrab, yang tak dapat dibeli dengan uang, sekaligus mengungkapkan karakteristik budaya masyarakat setempat.

Ba'u sai...epang gawan....



Ada beberapa tahap dari acara perkawinan secara adat Sikka/Krowe:

(1)Kela narang, pendaftaran nama calon pengantin di kantor Paroki yang dihantar oleh orang tua masing-masing bersama dengan keluarga

(2)A Wija/A Pleba, keluarga ata lai(keluarga mempelai laki-laki) melakukan kegiatan mengumpulkan mas kawin secara bersama-sama dengan keluarga

(3) Dipihak ata du'a (mempelai perempuan) terjadi pengumpulan bahan-bahan pesta untuk membuat sejenis kue tradisional yaitu bolo pagar dan mendirikan tenda pesta.

(4) Sebelum ke gereja keluarga berkumpul di rumah mempelai wanita. Keluarga penerima wanita atau ata lai bertugas menjaga kamar pengatin.

(5)Tung /tama ola uneng, acara masuk kamar pengantin jam 21.00-22.00 malam diiringi kedua ipar masing-masing. Pengantin pria/wanita di hantar ke kamar oleh A'a gete dengan nasehat kalau sudah ada di kamar bicara perlahan-lahan

(6)Weha bunga sekitar jam 05.00 pagi para pengawal kamar pengantin, a'a gete dari Keluarga ata la'i menaburkan bunga pada kamar pengantin sebagai lambang harum semerbak bagi kedua pengantin.



Yang tersisa dari pesta pernikahan itu..












www.inimaumere.com/oss,boim,dpar
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Friday, July 18 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---