Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday 21 October 2013

Menikmati Gersangnya Nangarasong

Drama perjalanan berikutnya adalah merambah bukit tandus Nagarasong. Bersama Ferly, berdua berangkat keluar dari Kota Maumere sekitar pukul 14.00 Wita. Saat itu cuaca Maumere sedang panas-panasnya.Naganrasong adalah sebuah kawasan yang berada di jalur pantura Kabupaten Sikkka dan masuk wilayah Kecamatan Magepanda. Penduduknya masih hidup sederhana dan mengandalkan laut dan lahan tanah sebagai penyambung hidup. Menggunakan Land Rover putih, cuma membuthkan waktu tak sampai 30 menit untuk tiba diatas perbukitan tandusnya. Apa pasalnya higga kami mesti berada dilekuk tubuhnya yang gersang? Apa yang menarik? Refreshing dan menikmati gersangnya. Ataukah ada hal lain? Mari melihat Nangarasong!

Alhasil kami memasuki Nangarasong dengan melindas jalanan aspal mulus. Nangarasong yang berada dikawasan Pantura dikelilingi bukit tandus. Juga pantai yang bersih. Setiap hari libur, jalur ini menjadi sangat sibuk oleh berbagai kendaraan. Banyak warga kota yang berpegian menuju pantai-pantai teduh dan bersih di Kajuwulu, Tanjung, Waer Nokerua dan lainnya yang berada disekitar Nangarasong.

Setelah tiba, Ferly membujuk Land Rover berbelok kekiri. Jalan ini berada tepat disebelah sekolah SDN Nangarasong. Dengan derunya kami mencoba menerobos jalan rabat. Berbagai pasang mata warga sekitar menatap kami dengan sejuta tanya.
Tak sampai sekilo kami telah mencium lahan tandus.Gerakan mobil terus merambah bebatuan kecil, Sekitar 500 meter kami berhenti. Dan alamak. Dibelakang kami, tepat dibawah peraduannya, pemadangan yang disajikan sungguh menyejukan mata. Dari sini kita bisa menikmati pantai sekitar Tanjung serta bukit kecil yang mebentuk pulau. Indah.
Sedangkan di atas bukit ini pemadangan lain juga tak kalah menarik. Lahan yang tandus dengan bentangan savana yang luas nyatanya memberikan warna yang teduh. Batu-batu dengan ukuran sedang berserakan secara acak. Ada beberapa ekor kambing yang dilepas bebas. Kami berdecak kagum. Seandainya kamera layak dan bagus dimiliki kami mungkin saja pemandangan ini lebih proorsional tersaji. Alhasil foto-foto ini semua menggunakan kamera ponsel.
Land rover kembali bergerak. Kali ini mencoba turun ke tepian kali yang berada dibawah perbukitan tandus. Seorang bapak tua yang mengembala belasan sapi memberi kabar bahwa sekitar sejam dari tempat ini ada sebuah air terjun. Letaknya dibalik bukit. Kami mencoba mengamati lantas Ferly bergegas memmbawa kand rover mencari sang air terjun.
Mobil menyisir sepanjang kali. Tak berapa lama sebuah tebing tinggi dari sebuah bukit menghadang. Kami menyisir dari sebelah kakinya. Kami mencoba melihat celah untuk melewatinya. Terhadang.
Kebetulan ada seorang pemuda disekitar situ. Ia mengisaratkan perjalanan ini akan memakan waktu lama karena kondisi trek. Melihat langit pun mulai menghitam, akhirnya kami pun berdamai dengan kondisi. Namun ada satu janji yang akan kami penuhi nanti yakni mencapai air terjun Nangarasong.
Saat berpamitan pada sungainya setelah mandi dalam buaian air pegunungan yang sejuk, gerimis pun mulai jatuh. Mendung semakin hitam. Dari atas bukit kami menyaksikan lukisan kegelapan di sebelah timur hingga laut Flores.
Maka sebelum pulang kami menikmati sebentar pemadangan dibawah kaki bukit Nangarasong dan lantas beranjak pulang. Saat itulah hujan deras turun, tepat ketika roda-roda land rover mencium aspal mulus.
Menurut pengamatan kami, daerah ini bisa dijadikan kawasan treking wisata yang menjanjikan. Kolisia ataupun perbukitan pantura bagian barat menyajikan pemandangan yang aduhai. Otoritas wisata di Kab. Sikka bisa menggali potensi ini dan menjadikan kawasan perbukitan dan pantai sebagai kawasan padu pariwisata. Bukan apa-apa. Kabupaten Sikka sungguh memiliki berbagai tempat wisata yang menawan, namun bagaiaman dengan pengelolahannya?
Oke buat teman-teman petualang baik yang ingin menikmati pemadangan Flores menggunakan Land Rover, berpetualang ke tempat indah di flores khususnya di Kabupaten Sikka dan sekitarnya bisa hubungi kami: Flores Fantastic Tour dengan nomor HP: 082 146 37 58 32 (OSS). Dengan harga nego, kami siap membawa kalian menikmati alam Flores!
Selengkapnya...

Sinode Keuskupan Maumere Digelar

Utusan Paroki/foto L. Nale
Keuskupan Maumere sejak kemarin, Minggu (20/10/2013) hingga Kamis (25/10/2013) menggelar Sinode Keuskupan. Sinode yang dihadiri sekitar 350 peserta utusan dari 35 paroki di Keuskupan Maumere mengambil tema "Jadilah Saksi Kristus". Selain diikuti utusan paroki yang diwakili 4 hingga sepuluh orang, Sinode pertama Keuskupan Maumere ini diikuti undangan perwakilan biara dan utusan keuskupan se-flores. Pencananagan Sinode Keuskupan telah dimulai sejak 27 Juli 2013. Beberapa kegiatan telah dilakukan seperti sosialisasi tentang sinode, penggalian dan pengumpulan dana kegiatan serta pelatihan fasilitator sinode, persiapan modul panduan dan format pelaporan untuk kegiatan sinode kelompok umat basis (KUB), stasi dan paroki.

Untuk Sinode pertama ini, Paroki Sikka serta Paroki Wairpelit yang memiliki umat sekitar 2 ribu hingga 3 ribu mengirim utusan sebanyak empat orang. Sedangkan paroki dengan umat 8 ribu hingga 10 ribu diwakili 10 orang.
sinode juga dihadiri oleh 150 utusan dari biara – biara di keuskupan dan peninjau dari paroki – paroki dari keuskupan lainnya.
Sinode dibuka secara resmi dengan menggelar misa di Gereja Katedral Maumere, Minggu 20 Oktober 2013 pukul 17.00 wita. Dilanjutkan acara seremoni di Aula Mardiwiyata Maumere.
Menurut info, misa penutupan akan berlangsung di Gereja St.Thomas Morus. Dukungan dengan doa agar sinode yang akan digelar bisa terselenggara dengan baik dan lancar diharapkan oleh pihak keuskupan.

Uskup Kherubim 

Selengkapnya...

Tuesday 8 October 2013

PERSAMI Tersingkir di Piala Eltari

Gagal Raih Tiket Semifinal
Pemain Persami digotong keluar lapangan (foto:Wempy Wisang)
Labuhan Bajo, Dari perhelatan Eltari Memorial Cup XXIII di Labuhan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Kesebelasan PERSAMI Maumere harus mengakui keunggulan PSK Kupang dalam perebutan satu tiket menuju ke semifinal. Tim kebanggan warga Kabupaten Sikka tersebut takluk 1:2 lewat perpanjangan waktu 2x15 menit. Pertandingan yang digelar hari Senin (7/10/2013) pukul 15.00 wita tersebut memastikan Persami bersama tim Sumba Barat Daya, Manggarai Timur dan Belu tersingir di babak perempat final. Sedangkan sore ini, Selasa (8/10/2013) semifinal pertama antara tuan rumah Manggarai Barat melawan Nagakeo digelar dalam perebutan tiket menuju final Eltari.

Meski kalah, Persami tetap mendapat dukungan penuh warga Maumere di Manggarai. Seperti dilaporkan kontributor inimaumere.com, Moat Wempy Wisang dari Labuhan Bajo, Keluarga Besar Maumere menggelar pesta perjamuan yang disiapkan bagi tim Persami, kalah atau menang.Hal ini dilakukan sebagai bentuk kecintaan pada tim Persami dan kerinduan pada Niang Sikka.

Dengan kekalahan tersebut, Persami Maumere hari ini, Selasa (8/10/2013) dipastikan akan kembali ke tanah Maumere.

Persami tersingkir dari perhelatan bergengsi tersebut setelah gol tambahan dari PSK Kupang di babak pertama perpanjangan waktu. Meski terus memborbadir pertahanan Kupang, namun gol penyama kedudukan tak juga lahir.

Pertarungan sengit membuat situasi dilapangan menjadi panas. Beberapa kali wasit perlu menghentikan pertandingan akibat protes dan keributan antar kedua tim.

Gol pertama lahir dari PSK kupang menit ke 59 awal babak kedua.Asik menyerang, Persami mendapat hukuman dengan serangan cepat PSK. Kupang 1 Persami 0. Pada menit 78, Persami mendapat keuntungan setelah serangan demi serangan Persami membuat panik pertahanan PSK sehingga terjadi pelanggaran di kotak Pinalti. Lewat titik putih, Persami akhirnya mampu menyamakan kedudukan. Hingga akhir pertandingan belum ada yang memastikan kemenangan.

Pada babak perpanjangan waktu, PSK kupang akhirnya mampu memenangkan pertandingan setelah mencetak gol tambahan. PSK 2 Persami 1. Hingga pluit berakhir, serangan sporadis Persami tak mampu menyamakan kedudukan.

Persami akhirnya angkat koper kembali ke Maumere. Dengan demikian ada emapt tim yang maju ke semifinal Eltari yakni, PSK KUpang, PSN Ngada, Nagakeo dan Manggarai Barat.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Monday 7 October 2013

Tujuh Kepala Desa Dilantik

Pelantikan Kades Bloro, Soter Sani Nurak
Tujuh kepala desa di bumi Kabupaten Sikka di ambil sumpah dan dilantik Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera dalam sebulan ini. Mereka adalah para kepala desa yang telah memenangkan pemilihan umum secara demokratis. Dari tujuh kepala desa tersebut, satu merupakan kepala desa perempuan dan satu lagi merupakan kerpala desa yang dipilih kembali untuk periode kedua. Kepala desa perempuan tersebut adalah Ibu Klemensia yang memimpjn Desa Bola periode 2013-2019. Sedang warga Desa Waer Bleler kembali mempercayaan Mo'at Frans Bedi Bura sebagai pemimpin mereka untuk periode yang kedua. Dimulai dari Kecamatan Nelle, pada Selasa (3/9/2013), Bupati Ansar melantik Paulus Alus sebagai Kepala Desa Nelle Barat menggantikan Maria Vemilia yang telah berakhir masa jabatannya. Proses pelantikan dilaksanakan di Pelataran Lapangan Olahraga Desa Nelle Barat.

Pada kesempatan lain Bupati juga melantik Petrus Yohanes Fernadez menggantikan Wenseslaus Aleksius. Petrus diangkat sebagai Kepala Desa Manu Bura, Kecamatan Nelle sesuai pemungutan suara yang dilakukan masyarakat setempat pada tanggal 6 Juli 2013 lalu.

Selanjutnya pada Sabtu (21/9/2013), dalam sehari tiga desa di Kecamatan Nita digelar pelantikan kepala desa oleh Bupati Sikka. Desa Tilang mendapat kehormatan pertama. Pesta demokrasi beberapa waktu lalu memenangkan Florianus Inonsi Moa Luer. Maka orang Ribang ini pun dilantik menggantikan Yohanes D. Pareira, yg merupakan pejabat sementara menggantikan Kosmas Budi.
Di Desa Bloro, Kecamatan Nita, Soter Sani Nurak jadi orang muda kedua yang dilantik Bupati. Beliau memenangkan Pemilu Kades dan berhak menggantikan Yoh. Viktor Alloy Djana yang habis masa jabatannya. Pelantikan yang disesaki warga Bloro dipenuhi nuansa budaya Sikka berlangsung di SDK 017 Bloro.
Di Desa Nita, Kecamatan Nita tak kalah meriah. Seperti dua desa sebelumnya, huler waer dan tarian hegong menjadi awal pelantikan di halaman kantor desa yang dimulai pukul 4 sore. Di Desa Nita Bupati Ansar melantik Antonius B. Luju menggantikan Herman Romes. Luju berhak menjadi orang nomor satu Desa Nita setelah menang dalam pemilihan kepala desa.
Beberapa hari kemudian, Desa Bola, Kecamatan Bola Ibu Klemensia, Kamis (3/10/2013) resmi dilantik Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera menggantikan Oktovianus untuk masa jabatan selama 6 tahun ke depan. Upacara pelantikan digelar secara khidmat di Balai Gereja St. Martinus, Paroki Bola.
Sedangkan yang terakhir Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera mengambil sumpah dan melantik kepala desa di Kabupaten Sikka, Sabtu (5/10/2013). Kali ini beliau melantik Fransiscus Bedi Bura sebagai Kepala Desa Waer Bleler untuk masa jabatan enam tahun kedepan yang kedua (2013-2019). Pelantikan secara khidmat diikuti masyarakat setempat berlangsung di Balai Desa Waer Bleler, Kecamatan Waigete.
Sedangkan Desa Rubit dan Desa Wolokoli menjadi bagian selanjutnya dalam kegiatan pelantikan kepala desa bulan Oktober.
Yang menarik dalam setiap kesempatan pelantikan, Bupati Ansar selalu membuka lesempatan dalam dialog dengan masyarakat desa.
Searah Jarum Jam: Desa Tilang, Desa Bola, Nita,  Nelle Barat, Desa Manu Bura


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Adat dan Dialog,Warna Pedesaan yang Kental

Beberapa hari terakhir, Bupati Sikka Drs. Yoseph Ansar Rera mengelilingi wilayah kabupaten dalam rangka melantik sejumlah kepala desa. Selain melakukan tugas pemerintahan beliau secara langsung bertemu masyarakat desa. Bupati yng baru dilantik Juli 2013 lalu membuka dialog dengan warga desa dari berbagai kalangan. Berbagai pertanyaan, kritik, saran dan permintaan dibeberkan dalam kaitan dengan pelayanan masyarakat. Kesempatan dialog ini menjadi warna tersendiri bagi pemerintahan Ansar-Nong Susar yang baru seumur jagung. Wadah dialog direspon masyarakat secara antusias. Terbukti ketika sesi dialog dibuka, hampir semua warga yang hadir mengacungkan tangan. Ini menjadi moment baru dalam babak pemerintahan keduanya dalam cita-cita Satu Sikka yang Mandiri dan Sejahtera.

Ansar-Nong Susar yang dilantik 6 Juli 2013 itu memiliki banyak PR yang tak mudah. Masalah kesehatan, pendidikan, air bersih, jalan dan pelayanan kantor pemerintahan menjadi warna paling terang dalam setiap kesempatan dialog bersama keduanya. 

Dalam pengamatan inimaumere.com, warga desa cukup antusias dengan sesi dialog yang dibuka. Sedangkan kedua pucuk pimpinan Kabupaten Sikka ini cukup terbuka dalam memberikan jawaban. Keduanya mencacat setiap masukan, saran, kritikan yang disampaikan. 

Ansar meminta masyarakat memberikan kesempatan bagi mereka untuk melakukan perbaikan serta dukungan dalam merealisaiskan Satu Sikka yang Mandiri dan Sejahtera lima tahun kedepan. Apalagi setiap kesempatan dialog secara khsus disiarkan langsung oleh Radio LPPL Suara Sikka FM. Sehingga forum dialog tersebut terbuka dan diketahui seluruh warga masyarakat di Kabupaten Sikka.

Pelantikan kepala desa merupakan babak baru dalam tata kelolah pemerintahan di Sikka. Sebelumnya pengambilan sumpah dan pelantikan dilakukan oleh camat. Namun kini Camat berkompeten sebagai pendamping rombongan Bupati serta moderator disetiap dialog yang dibuka.

Budaya Huler Waer 
Satu catatan lagi yang diamati inimaumere adalah mengenai antusiasnya warga masyarakat dalam menyambut tamu. Seperti biasanya, dalam budaya di Kabupaten Sikka, menyambut tamu adalah sebuah hal istimewa yang dituangkan dalam satu babak budaya yang indah.

Demikian juga saat rombongan bupati menjejakkan kakinya disetiap wilayah di Kabupaten Sikka. Secara khusus, warga menyambut dengan meriah. Nah, dalam kemeriahan tersebut, ada budaya Huler Waer yang ditunjukan sebagai indentitas setempat. Sebagai pembuka biasanya tarian hegong dalam iringan musik tradisional yang meriah. Baik dari anak-anak, remaja hingga orang tua menjadi penari dan pemain musik yang anggun.

Huler waer dan sapaan adat adalah moment special. Rombongan Bupati diberi pengaluangan salendang adat, diperciki air dan disapa menggunakan sapaan adat menyambut tamu. Iringan gong waning dan tarian hegong merupakan indentitas budaya yang menyertai perjalanan Nian Sikka dari jaman dulu hingga sekarang. Memang beruntung hinga kini budaya tersebut masih antusias dijalankan masyarakat kita.


Selengkapnya...

Dibangun Dermaga Feri di Pulau Pemana

Salah satu potensi wisata di Pemana
Pemerintah pusat tengah membangun sebuah dermaga fery di Desa Pemana, Pulau Pemana, Kecamatan Alok. Pembangunan dermaga feri tersebut dilakukan secara bertahap hingga selesai. Seperti dilansir Harian Pos Kupang (5/10) Kepala Desa Pemana La Ampo mengatakan jumlah dana untuk pembangunan dermaga feri untuk tahap sebesar Rp 4 Miliar lebih. Jumlah untuk pekerjaan tahap pertama atau untuk kegiatan reklamasi. Untuk kegiatan ini, kata La Ampo, alat berta dan sejumlah dump truk sudah ada di Pemana untuk melaksanakan pekerjaan proyek tersebut. Lanut, La Ampo, pekerjaan tahap pertama ini dilakukan hingga Desember 2013 ini. Setelah itu baru dilakukan pekerjaan tahap kedua dengan keguatan pemancangan tiang.

Menurut La Ampo, lokasi pembangunan dermaga feri ini sebelumnya telah disurvai. Letaknya di pantai tidak jauh dari Pos Polisi. La Ampo mengatakan pembangunan dermaga ini merupakan kerinduan masyarakat di Pulau ini. Pasalanya, selama ini di Pulau Pemana yang ramai dikunjungi kapal-kapal belum memiliki dermaga yang standart.
Selama ini, kata La Ampo. kapal yang datang sandar di bangun secara swadaya sejak 20117 lalu. Sedangkan sebuah dermaga yang dibangun pemerintah tahun 2005 didesa itu dengan dana PKPS BBM telah ambruk dihantam gelombang. Kerusakan dermaga ini sebelum masyarakat memanfaatkannya.
"Baru habis dibangun, dermaga itu ambrukdihantam gelombang. Diduga masalah kualitasnya rendah, karena mungkin keterbatasan dana. Padahal dermaga tersebut dibangun pemerintah," kata La Ampo.(pos kupang)
Selengkapnya...

Pemerintah Tetap Relokasi

Lahan Relokasi Pulau Besar

Pengungsi yang menolak relokasi ke Pulau Besar, Kabupaten Sikka, tidak membuat mundur dan pindah ke lokasi lain. Pemerintah tetap jalan terus membangun rumah warga Palue di Pulau Besar. Saat iniu alat berat sudah dikirim ke Pulau ini untuk menggusur lokasi perumahan. Wakil Bupati Sikka, Drs. Paolus Nong Susar mengatakan itu didepan kantor BPBD Sikka, Kamis (3/10/2013) siang. Dia menjelaskan, pihaknya kini sedang mencari kapal feri di Larantuka guna membawa alat berta ke Pulau Besar untuk melakukan pengusuran lokasi pembangunan pemukiman pengungsi. "Kami sedang cari kapal feri mau angkut alat berat ke Pulau Besar. Kami akan bangun pemukiman bagi pengungsi di Pulau Besar," kata Nong Susar.

Mengenai penolakan, Nong Susar mengaku pemerintah akan tetap berupaya melakukan pendekatan agar warga Palue bisa menghuni rumah yang dibangun. Jika tidak ada yang mau ke Pulau Besar dan kembali ke Palue dan menghuni zona merah pemerintah akan bersikap tegas dengan melarang warga menghuni zona merah.

"Jika ada yang mau ke zona merahlalu ada larangan tidak menghuni zona merah akan kita lakukan pendekatan. Kami tidak ingin ada korban lagi karena ada yang menghuni zona. Kalau untuk warga yang tidak menghuni daerah relokasi, pemerintah akan siapkan format berupa surat pernyataan bersedia pindah dan tidak pindah," kata Nong Susar.

Menegenai pengungsi yang meninggalkan kamp pengungsian, Nong Susar mengaku memang benar. Namun ada yang melapor ada yang tidak melapor. Yang melapor, lanjutnya, pergi ke Palue untuk melihat rumah, harta benda dan ternak mereka.

Sedangkan yang pergi tanpa melapor, katanya, sedang ditelusuri pemerintah. "Mereka yang berada di kamp sekitar seribu jiwa yang menempati kamp pemerintah akan tetap mengganggap mereka sebagai pengungsi. Kami akan tetap memberikanperhatian karena ini tugas pemerintah. Nanti akan kami lakukan pendekatan," papar Nong Susar.

Bangun 251 Rumah 

Nong Susar mengatakan di Keluarahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat, sudah ada satu rumah contoh bagi pengungsi.
"Kami sudah bangun satu rumah contoh yang pembangunannya dilakukan pengungsi. Di Hewuli akan dibangun 251 rumah bagi pengungsi menggunakan dana tahap pertama Rp 4,6 Miliar. Yang lain akan dibangun di Pulau Besar," ujar Nong Susar.

Untuk di Hewuli tegas Nong Susar, akan dibangun secara swadaya oleh pengungsi per-KK Rp 15 juta dan diberikan bertahap. Dimana sekarang dalam proses pembuatan rekening para pengungsi.

"Pengungsi yang bangun secara swadaya pemerintah akan awasi. Pemerintah akan siapkan jalan masuk kelokasi relokasi,"papar Nong Susar.(ris/pos-kupang)
Selengkapnya...

Friday 13 September 2013

Pemburu Siput di Pulau Besar

Ada hal yang unik dilakukan warga pesisir di Pulau Besar. Yakni mencari siput pantai. Siput tersebut ditangkap dan kemudian dijual kepada para engkulak. Seperti dilakukan Moa Badi. Kami bertemu orang kampung sederhana ini ketika usai menikmati sunset. Beliau yang mengenakan pakaian usang berjalan pelan mencari lobang siput yang tersebar di pesisir. Ditangannya ia menenteng ember. Rupanya isi dalam ember tersebut adalah umpan untuk menjebak siput. Umpan tersebut terbuat dari ampas parutan kelapa. Ampas sisa kelapa tadi kemudian disebar disejumlah lobang-lobang siput. Kami memperhatikan dengan seksama. Kesannya ini adalah pekerjaan sia-sia dan perlu kesabaran. Setelah menyebar ampas kelapa, Moat Badi lantas berisitirahat. "Tunggu sampai 3-4 jam baru panen siput," katanya kepada kami.

Maka ketika malam menyapa, kami tak sabar menunggunya di pesisir. Ia bersama 3 orang anaknya lantas muncul dari kegelapan. Panen siput akan dimulai.Kami mulai degan lobang pertama. Sungguh. Pekerjaan yang kami katakan butuh kesabaran tersebut membuahkan hasil ketika puluhan siput bersama penghuninya keluar dari lobang dan menyebar disekitar area.

Dengan penuh semangat kami lantas memungut siput-siput kecil tersebut. Dan lobang berikutnya menyusul kedalam hutan pantai. Moat Badi mengomandani peburuan. Lobang demi lobang yang telah diberi jebakan ampas kelapa menghasilkan banyak siput. Ember meluap, Panen malam ini sangat berkesan. Sebuah kearifan lokal yang sangat sederhana ditengah beribu macam aneka modernisasi yang mewabah di jaman ini, masih dipelihara.

Siput-siput tersebut lantas dibawah kerumah dan dikumpoulkan dalam karung. Karung tersebut mesti diberi lobang-lobang kecil agar penghuni siput mendapat oksigen.

Butuh beberapa hari, pembeli akan muncul dan mengorder siput tersebut sampai ludes. Ada jadwal tertentu bagi penjual dan pembeli sepakat bertransasksi.

Menurut Moat Badi, beberapa warga yang mendiami pulau kecil di perairan Flores ini juga pencari siput dengan cara yang sama.

Ya, ternyata di Pulau Besar banyak kesan. Selain panorama alamnya yang indah, rupanya kehidupan penduduknya juga beragam dan unik.

berburu siput
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Pulau Besar, Elok dalam Kesepian

Potensi Wisata yang masih Tertidur

Pulau Besar dalam jajaran 17 buah pulau di perairan Flores, merupakan salah satu destinasi penyelaman terbaik. Demikian dikatakan Hery Adjo, pegiat diving di perairan Flores. Dipadu pemandangan alam tepi pantai yang menggiurkan, Pulau Besar patut dicatat dalam agenda liburan bahari. Bagi peminat yang memilih liburan alamiah dan tanpa tetek begek lainnya, Pulau Besr bisa menjadi solusinya. Tidak semua belahan pantainya merupakan sarang wisata, namun beberapa titik bisa dijadikan andalan untuk menyelam, berleha-leha dan bwerwisata alam termasuk treking. Palagi penduduk setempat menawarkan keramahan khas pedesaan. Saya ingin mengajak pembaca menyusuri salah satu bagian pulau ini. Ada hamparan pasir putih melengkung indah. Dllatari hutan pepohonan, saya kira pemandangan disini menjanjikan surga dalam bentuk lain.

Kami menjejakkan kaki siang hari. Panas yang terik adalah sapaan akrab di sebuah tempat tropis macam Flores. Tak ada siapa-siapa. Sunyi. Namun kesunyian tanpa wisatawan ini membuat hati serasa betah. Bisa beristirahat sepuas-puasnya. Bahkan bisa bersenang senang dengan memanjakah tubuh di kedalaman airnya.

Didepannya, adalah titik penyelaman bahari dengan terumbu karang mempesona. Namun keagungannya acap kali terancam oleh ulah sekelompk oknum yang mengoyak laut dengan menggunakan bom ikan. Inilah yang merusak citra alam.

Tak jauh dari tanjung elok ini, ada perkampungan Labentour. Penduduknya ramah-ramah. Mereka hidup sebagai nelayan dan petani. Ada hutan jambu mente, kelapa dan pohon-pohon penghasil lainnya. Ada juga sungai kering. Air mengalir deras dikala musim hujan menyiram bumi.

Salah satu penduduknya bernama Moat Badi. Selain petani, nelayan, si ramah ini juga pencari siput yang handal. Ketika bermalam di tepi Pulau Besar, kami diajak berburu siput dengan menggunakan ampas kelapa. Taktik licik ini mampu menjerat ribuan siput yang keluar sarang dari lobang buatannya. Hebat dann seru!

Tempat tepian ini juga menjanjikan pemandangan dahsyat berupa bola mentari diujung senja. Sunset berkliau emas ini sungguh indah. Mentari tersebut bisa disaksikan ketika turun disisi sebelah Pulau Palue. Sangat cantik.
www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Thursday 12 September 2013

Siapkan Format Pernyataan

Wabup Nong Susar
Menyikapi surat dan pernyataan pengungsi Palue yang enggan dipindahkan ke Pulau Besar, Wabup Sikka, Drs. Paolus Nong Susar meminta disiapkan formulis pernyataan. Susar menegaskan pemerintah khususnya Pemkab Sikka menghargai rakyat termasuk menghargai hak berpendapat, sikap dan keputusan sebagian warga Palue yang tidak mau pindah/menolak ke Pulau Besar dan sekitarnya. Seiring dengan itu pemerintah daerah sudah menyiapkan format pernyataan tidak bersedia pindah bagi yang menolak dan surat pernyataan bagi yang mau pindah ke Pulau Besar. Susat pernyataan ini kata Susar, sebagai dasar tanggung gugat (akuntabilitas) sekaligus tanggungjawab (responsibility) bersama untuk saling menghargai sekaligus melindingi (proteksi) diri, bilamana terjadi pengaduan antar pihak (pemerintah, masyarakat umum peduli HAM, kaum politisi dan lembaga advokasi kebijakan lain).

Tugas pemerintah, kata Susar, melindungi rakyatnya dari ancaman bencana alam maupun bencana sosial (perang, kekerasan, intimidasi dan lain-lain). Terkait konteks bencana Palue, Pemda Sikka cepat menanggapinya dengan mengerahkan segala kekuatan yang ada untuk menyelamatkan masyarakat dari bahaya ancaman jiwa, bahaya kesehatan, bahaya pendidikan dan rentannya kesinambungan ekonomi keluarga.
Karena itu, papar Susar, langkah konkrit Pemda adalah menggunakan garis komando sesuai kewenangan dan koordinasi dengan pemerintah di Propinsi NTT (Gubernur NTT, Danrem Wirasakti, Kapolda NTT) dan Pusat (BNPB, rapat Bupati Sikka dengan departemen terkait di Jakarta) serta bersinergi dengan lembaga peduli sosial keagamaan dan kemanusiaan (Charitas, Tagana, PMI, LSM lokal).
"Tentu tidak semua hal ditangani secara ideal. Tapi pemerintah maupun lembaga peduli kemanusiaan sudah berbuat maksimal untuk orang Palue," kata Susar.
Dan, kata Susar, tugas pemerintah daerah memenuhi hak-hak dasar bagi 300-an ribu warga (termasuk Palue,red). Tentu semua hal tidak terpenuhi secara ideal. Apalagi situasi bencana. Karenanya, perlu kesabaran, jauhkan sikap pemaksaan kehendak demi kepetingan sesaat dari kelompok tertentu.
Untuk diketahui, perwakilan pengunsgi yang berada di kamp pengungsian bekas Kantor Bupati Sikka, menyurati Gubernur NTT.
Dalam surat sebanyak dua lembar yang ditandatangani oleh warga pengungsi Palue sebanyak 14 orang, keberatan dengan rencana pemerintah merelokasi ke Pulau Besar.
Surat tersebut berisi pernyataan sikap pengungsi bencana gunung Rokatenda. (kutipan dari Pos Kupang)
Selengkapnya...

Monday 9 September 2013

Pernyataan Sikap Tolak Relokasi ke Pulau Besar

Ditandatangan 14 Orang, Minta Relokasi di Wairi'i

Lokasi Relokasi di Pulau Besar yg dispakan Pemkab Sikka
Pengungsi Palue yang berdomisili di lokasi bekas Kantor Bupati Sikka, Jalan Ahmad Yani menyatakan keberatan atas rencana pemerintah yang akan merelokasi pengungsi ke Pulau Besar lewat surat pernyataan sikap yang ditanda tangani warga pengungsi Palue sebanyak 14 orang. "Kami sebagai warga Kabupaten Sikka memiliki hak berpendapat dan menuntut pertanggungjawaban konkret dari pemkab sikka dalam merelokasi pengungsi Palue. Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah memperhatika kebutuhan kami. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Caritas, PMI dan lembaga lainnya yang memberikan dukungan penuh terhadap masyarakat pengungsi," tulis mereka. Mereka mengajukan empat tuntutan. Pertama meminta Pemkab Sikka (Bupati dan DPRD Sikka) mengambil kebijakan khusus untuk merelokasi pengungsi Rokatenda, baik tahap pertama maupun tahap kedua kearah barat, terutama Wae Ri'i dan sekitarnya.

Kedua, menolak untuk dipindahkan dan direlokasi ke Pulau Besar dan sekitarnya.
Ketiga, jika pemerintah bersi keras memindahkan pengungsi ke Pulau Besar maka mereka mendesak pemerintah sebaiknya melakukan rehabilitasi total terhadap rumah-rumah dan infrastruktur lainnya di Palue aga segera pengungsi bisa kembali ke desa masing-masing.
Kempat, menolak untuk digabungkan dengan Kabupaten Ende, karena Kecamatan Palue sebagai bagian dari Kabupaten Sikka yang tidak terpisahkan. Apalagi Palue diperebutkan dengan darah para pendiri Kabupaten Sikka, Raja Don Thomas.
Surat pernyataan sikap yang ditulis di Maumere 5 september 2013 ini tembusannya ke Gubernur NTT, Pimpinan DPRD Sikka, Kepala BPBD Sikka, wartawan Flores pos dan Pos Kupang.
**** Sebelumnya, Pemda Sikka telah menyiapkan lahan pemukiman di Pulau Besar untuk pengungsian tahap kedua berjumlah 372 KK yang mendiami bekas Kantor Bupati Sikka. Warga Dusun Nanga Koja gete di Pulau besar yang merupakan penduduk keturunan Maumere daratan didepan Bupati Sikka, Ketua DPRD Sikka Rafael Raga dan Uskup Maumere Mgr.Kherubim Pareira sudah menyatakan menerima dengan tangan terbuka sebagai sesama saudara orang maumere dan memberikan tiga lahan tersebut utk pemukiman. Bagaimana tanggapan pemerintah? mari kita tunggu bersama!
Selengkapnya...

Menkes Serahkan Bantuan

Kunjungan Menkes di Lokasi Pengungsian Maumere
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dalam kunjungan ke Maumere juga memberikan bantuan yang berasal dari Kementerian Kesehatan RI. Bantuan tersebut berupa peralatan kesehatan. Secara simbolis bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi, yang diterima Bupati Sikka Ansar Rera. Penyerahan bantuan tersebut dilakukan di Aula Rujab Bupati Sikka di Eltari, Kamis (5/9/2013) malam. Pada kesempatan tersebut, Bupati Sikka mengucapkan terima kasih kepada Kememnterian Kesehatan RI dan mengatakan kedatangan Ibu Nafsiah sebagai perjalana pulang kampung melihat rumah sendiri. Kedatangan Menteri Kesehatan ini terkait kunjungan beliau yang ingin melihat langsung pengungsi akibat dampak letusan Gunung Rokatenda di Palue.

Dalam kunjungannya siang hari, beliau berkesempatan berbincang-bincang dengan sejumlah pengungsi yang tersebar di 18 ruangan dan sejumlah tenda.
Beliau mengatakan akan membantu pembangunan Puskesmas Perawatan di lokasi pengungsian relokasi Pulau Besar.
Selain mengunjungi lokasi pengungsian, Nafsiah Mboi juga melakukan kunjungan ke Rumah Sakit T.C Hillers Maumere. Di rumah sakit pemerintah ini, beliau sempat berbincang dengan para dokter dan para medis. Ia juga melakukan kunjungan ke ruangan perawatan bayi. Begitu juga, Beliau melihat langsung penderita HIV/Aids di ruangan isoliasi Flamboyan.
Kunjungan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi didampingi Wakil Gubernur NTT, Beny Litelnoni, Bupati Sikka Ansar Rera, Wabup Sikka Nong Susar, Kadis Kesehatan, Delly Pasande dan sejumlah rombongan. 

Bantuan yang diberikan:

  •  -20 ribu masker 
  • -Bahan Kesehatan Lingkungan (5 dos fly repellent, 100 Kg kaporit, 100 playbag, 200 buah kelambu, 
  • -10 paket obat klinik 
  • -2 Paket Emergency Kit 
  • -2 Ton MP ASI 
  • -700 Kg biskuit pmt ibu hamil 
  • -1 set poliklinik set 
  • -set Radio repeater 
  • -Reproductive Healt Kit (200 tas hygiene kit erotas bumil dan 10 tas Bulin kit
Selengkapnya...

Menteri Kesehatan Kunjungi Pengungsi

Wagub NTT, Menkes, Wabup Sikka/foto riki saba
Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, 5 September 2013 mengunjungi Maumere. Kunjungan ini secara khusus untuk melihat dari dekat kehidupan warga Palue yang mendiami lokasi pengungsian di bekas kantor bupati Sikka dan yang mediami gedung transito. Bersama Wakil Gubenur NTT Beny Litelnony serta didampingi Bupati Sikka Ansar Rera dan Wabup Nong Susar, Ibu Menteri nampak berbincang dengan sejumlah pengungsi. Menteri juga meninjau sarana MCK yang berada di belakang gedung. Ia nampak menyalami sejumlah ibu dan menannyakan tentang keadaan mereka serta kesehatan. Keakraban istri dari mantan Gubernur NTT Ben Mboi ini mencairkan suasana warga yang dikunjungi.

Begitu juga saat beliau dan rombongan melihat dari dekat para penghuni di Gedung Transito, Jalan Eltari, Wairklau. Keakraban beliau tersebut mampu diterjemahkan sebagai tanda prihatin mendalam terhadap pengungsi. Beliau sangat antusuas menndegar keluh kesah dan cerita dari orang-orang yang dikunjungi.

Kepada media, beliau mengatakan mendukung relokasi pengungsi ke Pulau Besar yang direncanakan pemerintah daerah terutama di Pulau Besar. Bahkan beliau berjanji membangun Puskesmas Perawatan di lokasi relokasi yang ditempati.

Ia mengatakan telah berbicara dengan Bupati Ansar mengenai masalah kesehatan dan fasilitas kesehatan. "Kan dengan adanya relokasi, penduduk bertambah sekitar 3000-an jiwa, berarti paling tidak mesti ada satu Puskesmas Perawatan ditempat relokasi. Saya kira ini penting sekali untuk dilihat kedepan, sekaligus ditata lebih baik dengan pelayanan yang baik pula," kata Menteri.

Terkait masalah pengungsi yang masih bertahan di Pulau Palue, khususnya di zona merah, Bupati Ansar Rera yang mendampingi Menteri Nafsia menjelaskan, sampai dengan saat ini proses advokasi terus dilakukan agar warga yang masih bertahan segera keluar dari Palue.

Terkait hal tersebut, Menteri Kesehatan meminta peran serta media dalam membantu proses advokasi. "Justru media sangat penting dam hal ini, seperti kami alami saat terjadinya tsunami. Mereka susah sekali untuk pindah karena masih terikat dengan nenek moyang. Jadi disinilah media bisa berperan secara positip, secara bersama-sama mengajak warga yang bertahan untuk meninggalkan lokasi rawan," jelas Menteri.

Menteri juga meninjau Rumah Sakit T.C Hillers Maumere. Disambut tarian hegong diawal kunjungan, beliau kemudian berdialog dengan sejumlah pelaku kesehatan. Ibu Menteri juga memngunjungi studio Medika FM yang melayani siaran udara seputar kesehatan. Juga bertatap muka dengan para ibu di ruang perawatan bayi. Di ruang isolasi perawatan korban penyakit HIV/Aids, beliau sempat bertemu salah satu pasien yang terbaring lemah.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Rokatenda kembali meletus bulan agustus lalu, tepatnya 10 Agustus 2013. Akibatnya, lima orang dinyatakan tewas, beberapa desa terkoyak dan tak layak untuk dihuni, serta seribu lebih warga mengungsi ke Maumere. Pemerintah Kabupaten Sikka menanggapi bencana ini dengan upaya pro aktif. Bahkan Bupati Ansar langsung terjun memimpin evakuasi dari Palue, sehari setelah letusan.



www.inimaumere.com
Selengkapnya...

KRI dr. Soeharso Kunjungi Maumere Tiga Hari

Pelabuhan L. Say berubah. Dalam tiga hari yakni dari tanggal 5-sampai 8 september 2013, KRI dr. Soeharso menggelar berbagai kegiatan amal seperti pengobatan gratis dan perbaikan sarana prasarana. Kegiatan tersebut merupakan baian dari rangkaian menyukseskan Sail Komodo 2013. Untuk pengobatan gratis tersebut, dipergunakan ruang tunggu Pelabuhan L. Say dan Kapal KRI dr. Soeharso sebagai rumah sakit terapung. Dibukanya kegiatan amal tersebut membuat lokasi pelabuhan dibanjiri ribuan warga Kabupaten Sikka dengan berbagai keluhan penyakit. Ruang operasi ditempatkan di rumah sakit terapung. Operasi yang diadakan terdiri dari operasi bibir sumbing, katarak dan lainnya.

Kunjungan kapal perang rumah sakit ini disambut Bupati Sikka Ansar Rera dan sejumlah pejabat lainnya. Kolonel Laut Taat Siswo Sunarto yang menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Bantu (Dansatban) Koartim dikalungi selendang khas Sikka, sebelunya tarian hegong dan Huler Ware menyambut rombongan.
Selama tiga hari operasi dan pengobatan berlangsung, sejumlah pasien mengaku bersyukur. Sebab dengan adanya pengobatan gratus tersebut mereka tidak dikenakan biaya apapun. Bahkan dalam kunjungan TNI Angkatan Laut tersebut, khitanan massal menjadi salah satu target pelayanan. Jadi jangan heran, dilokasi pengobatan banyak warga pesisisr dan anak-anak.
Kegiatan Satgas Bakti Surya Bhaskara Jaya LXII/2013 (SBJ) di wilayah Maumere berupa pelayanan kesehatan, pelayanan masyarakat dan renovasi sarana dan prasarana umum. Sedangkan pelayanan kesehatan berada di dua tempat yakni darat dan di kapal. Untuk Posko pelayan kesehatan didarat meliputi kesehatan umum, gigi dan khitan. Untuk bedah mayor, operasi katarak dan bibir sumbing bertempat di kapal perang rumah sakit.
Kunjungan kapal perang rumah sakit KRI dr. Soeharso-990 Jumat (6/9/2013) adalah dalam rangka kegiatan Operasi Bakti Surya Bhaskara Jaya LXII/2013 diwilayah Propinsi NTT yang meliputi pelayanan kesehatan, renovasi sarana dan prasarana umum, penyuluhan ketahanan nasional dan penyerahan bahan kontak meliputi wilayah Lembata, Maumere, Labuhan Bajo dan Waingapu.
Di Maumere, 1038 orang tenaga medis, dokter, pilot, kru heli, prajurit pengawak kapal perang akan bertugas bagi warga Kabupaten Sikka. Dua ruang kesehatan diberlakukan didarat yakni di ruang tunggu pelabuhan dan di KRI Soeharso yang dijadikan rumah sakit terapung. PUNDI SCTV dan Peduli Indosiar ikut bersama kapal tersebut melayani warga Kab. Sikka.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Tuesday 3 September 2013

Gema Rokatenda Ajak Warga Keluar dari Zona Merah

Dua awak Radio Gerok FM atau Gema Rokatenda FM, Charles dan Nelis mengajak warga Palue yang masih bertahan di Zona Merah agar segera meninggalkan wilayah tersebut. Keduanya merupakan relawan pada Posko Gabungan untuk Bencana Rokatenda. Dalam kegiatannya, Posko Bencana Rokatenda dikoordiniR oleh Romo Yan dan Camat Palue L. Reggi. Saat letusan dahsyat tanggal 10 2013 Agustus lalu, Nelis bersama tim relawan lainnya membantu warga yang mengalami kesulitan. Anak muda yang masih menyandang status mahasiswa ini pun ikut dalam gerakan mengevakuasi warga Palue yang dipimpin Bupati Ansar kala itu. Sedangkan Charles mengumpulkan fakta dan melaporkan kembali lewat siaran udara Gerok FM.
Keduanya bekerja bahu membahu mengajak warga keluar dari zona merah. Dimana tetes-tetes kesedihan itu masih membekas ditanah mereka. Keduanya membantu memberitahu kepada masyarakat Palue bahwa ada tempat-tempat aman jika terjadi situasi darurat.
Minggu (2/9/2013) malam, Charles dan Nelis secara sederhana mengudara lewat Radio Suara Sikka FM. Muncul dari Palue, didepan corong stasiun radio yg beralamat di Jalan Don Thomas Maumere ini, mereka menceritakan situasi terakhir serta suka duka Gerok FM merambah belantara Palue. Lewat corong Suara Sikka FM, mereka juga menyapa warga Palue yang berada di Maumere dengan bahasa daerah mereka, Palue.
Keduanya mengatakan hingga saat ini (2/9/2013) jumlah pengungsi yang bertahan di zona merah berjumlah 1.020 orang. Kata Charles, mereka berada di tiga desa yang dikatakan berbahaya. Sudah berkali mengajak agar mengungsi ke zona aman. Namun nampaknya tidak mudah. Mulai dari keterikatan adat, menjaga rumah dan lain-lain.

Kerja keras relawan dan pemerintahan kecamatan dalam sosialisasi persuasif terhadap warga yang masih bertahan di zona merah masih berlangsung.
Tiga desa masih dihuni warga dan masuk dalam zona merah. Ketiga desa tersebut adalah Tuanggeo, Ladolaka dan Desa Kesokoja. Sedangkan desa-desa lainnya yang terkena dampak seperti Lidi, Rokirole, Nitung Lea dan lainnya sudah ditinggalkan meski belum total 100%.
Keduanya hari ini berharap agar warga Palue bisa kembali ceria menyongsong hari esok. Hari esok penuh harapan entah dimana saja mereka berada. Kepada saudara-saudata mereka yang berada di zona merah, keduanya menghimbau agar bisa meninggalkan wilayah tersebut.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

GEMA ROKATENDA SAHABAT DI TENGAH BAU BELERANG!

Sebuah perjuangan dalam sisi berbeda dilakoni sebuah radio komunitas di Palue. Radio dengan peralatan terbatas ini menyemat nama GEMA ROKATENDA FM atau disingkat GEROK FM. Ditengah belantara Palue, Gerok FM hadir sebagai sarana informasi dan hiburan satu-satunya. Ketika Status Siaga 3 ditetapkan bercampur cerita pilu kepanikan dan ancaman letusan Rokatenda, Gerok FM setia berjuang di garda depan. Radio ini gencar mensosialisasikan ajakan evakuasi kepada masyarakat. Juga memberikan layanan informasi seputar Rokatenda. Dibantu peralatan siaran yang sangat sederhana seperti laptop dan wairles (pengganti mixer radio), Gerok FM yang didirikan 8 September 2011 melewati waktu dengan berbagai kisah mengharukan, bahkan disaat Rokatenda mulai menghardik Pulau Nua. Hebatnya, sejak Juni awak radio bertambah satu. Putra Palue, Nelis Pasha, anak muda yang bekerja tanpa upah.sebagai penyiar dan reporter, menjadi penghuni garda Gerok FM.

Bersama pendiri Gerok FM, Charles Senda, kedua putra Rokatenda ini berjibaku memberikan informasi bagi warga Palue. Bahkan ketika saat ini Rokatenda masih menebar ancaman.
Gerok juga mengandeng pihak gereja setempat dan pemerintah kecamatan mengsosialisasikan pada warga agar meninggalkan 3 desa zona merah.
Meski memiliki studio sangat sederhana, mereka tak patah arang. Semangat memberikan informasi kepada warga yang membutuhkan membuat keduanya terus hadir disegala situasi. Gerok menggunakan sebuah ruangan seadanya di kantor Desa Reruwairere. Dari sini celoteh penyiar merasuki belantara Palue, melewati hujan, badai, panas bahkan asap belerang Rokatenda. Diawal berdirinya hingga kini Gerok FM menjadi hiburan satu-satunya warga Palue.

Lewat kesabaran, ketekunan dan dedikasi bagi orang banyak, disegmen siaran tertentu radio ini menjadi jembatan mempertemukan para keluarga yang terpisah sangat lama. Seperti para keluarga perantau di Malaysia atau Batam. Disinilah Gerok FM hadir mempertemukan mereka.

Bisa dibilang, Gerok telah merubah segala harapan dikala komunikasi masih merupakan sesuatu yang sulit bagi Palue. Gerok FM mencoba membantu saudara-saudaranya dengan cara mereka yang sederhana.

Meski demikian, dedikasi tak berujung Gerok FM telah menjelma menjadi harapan. Ketika usai Rokatenda berontak dan melontarkan api menerangi langit gelap Palue, Gerok menjelma menjadi teman yang selalu setia. Tak heran kedua punggawa Gerok FM ini sangat dikenal oleh seluruh warga Palue.

Keduanya berharap agar warga Palue bisa kembali ceria menyongsong hari esok. Hari esok penuh harapan entah dimana saja mereka berada. Kepada saudara-saudata mereka yang berada di zona merah, keduanya menghimbau agar meninggalkan wilayah tersebut.

Tentang Gerok FM, mereka berharap ada donatur yang memberikan bantuan bagi peralatan studio. Sehingga perangkat darurat yang dimiliki Gerok bisa berganti dengan peralata siaran yang memadai.

Tentu saja, saat ini keduanya sedang mengurus izin siaran bagi Radio Gerok FM, agar tetap berjaya di udara. Saat di Maumere, keduanya sedang melakukan pendekatan dan persiapan untuk pengurusan izin radio komunitas.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Friday 30 August 2013

Tiga Lahan Relokasi di Pulau Besar

Untuk Relokasi 372 KK Rokatenda

Warga Dusun Nanga, Desa Kojagete, Pulau Besar, Kec. Alok Timur akan menerima secara terbuka dan kekeluargaan 372 KK warga Palue korban letusan Rokatenda jika direlokasi ke dusun mereka. Warga disini sepakat menyerahkan lahan di tiga tempat di Nanga yakni di Nanga Doi, Bola Pomat dan Urun Detung utk rencana pemukiman. Demikian dialog penuh kekeluargaan antara bupati dan warga dusun tadi siang, Kamis (29/8/2013) di halaman Kapela St Yosep Freinadmetz, Stasi Nanga, Paroki Talibura, Pulau Besar. Tiga lahan tersebut kemumudian di tinjau langsung Bupati Ansar dan Rombongan. Ikut dalam peninjauan lokasi lahan adalah Bapa Uskup Kherubim,SVD, Ketua DPRD Sikka Rafael Raga, Dandim Sikka Letkol Satya, Kapolres Sikka, AKBP Budi Hermawan dan pimpinan SKPD terkait serta LSM.

Bupati dalam dialog tersebut mengucapkan terima kasih kepada warga Dusun Nanga karena bersedia menerima para pengungsi di pemukiman dimana lahan tersebut diberikan oleh warga dusun.
Bupati berjanji akan memperhatikan pembangunan di dusun ini, bukan hanya untuk warga pemukiman baru. Tapi secara menyerluh bagi warga di Dusun Nanga, seperti fasilitas air minum, Rabat jalan,kesehatan, listrik dan sekolah.
Menurut rencana, ada 372 KK yang di relokasi ke pemukiman baru di Nanga. Selama ini mereka masih dalam penanganan Pemkab Sikka dipengungsian di bekas kantor bupati, Kota Baru, Maumere. Para pengungsi ditempat ini merupakan korba letusan Rokatenda yang terjadi tanggal 10 Agustus 2013 lalu.
Sedangkan pengungsi tahap pertama direncanakan dalam waktu dekat ini direlokasi ke lahan pemukiman yang sedang dipersiapkan di Hewulu dan Nangahure.
"Mudah-mudahan dengan sambutan baik warga dusun, kami cepat menambil keputusan. Kalau begitu pemukiman kami tetapkan di dusun Nanga, Desa Kojagete, sehingga dapat mempercepat pembangunan pemukiman, sehingga mereka juga tidak lebih berlama dipengungsian," kata Bupati.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Monday 26 August 2013

DPR RI Kunjungi Lokasi Pengungsi Rokatenda

Komisi VIII DPR RI yang menangani bidang sosial Sabtu (24/8) mengunjungi lokasi pengungsian korban letusan Rokatenda yang mendiami bekas kantor bupati, Kelurahan Beru, Maumere. Kedatangan lima anggota dewan tersebut dipimpin Sayed Fuad Zakaria, Wakil Komisi VIII DPR RI. Selain meninjau dan melihat langsung kondisi ril para pengungsi dan fasilitas dilokasi, mereka juga  berdialog dengan para korban ketusan Rokatenda. Ke-lima anggota dewan ini datang sekitar pukul 10.00 wita. Mereka didampingi Sekda Sikka Sili Tupen dan Dandim 1603 Letkol Satya. Usai turun dari mobil, mereka langsung meninjau ruangan-ruangan di gedung berlantai dua tersebut. Kunjungan ini cukup tepat karena ke-limanya langsung berdialog dengan para pengungsi.

Diantaranya, mereka mendengar langsung keluhan dan keinginan warga. Sayed berpesan agar para pengungsi menetap di Maumere dilahan yang disiapkan pemerintah. Dialog berjalan dengan penuh keakraban.
Dari gedung tersebut, kelimanya lantas mengunjungi tenda-tenda pengungsi. Kunjungan juga dirangkai dengan melihat langsung dapur umum, sanitasi serta MCK. Di lokasi ini telah berdiri sekitar 20-an MCK.
Kepada sejumlah media usai peninjauan, beliau mengatakan akan menyampaikan kepada pemerintah pusat agar mengalokasikan anggaran dalam rangka rehab rekon yang lebih cepat. Begitu juga kepada kementerian terkait, dewan akan meminta mempercepat proses relokasi masyarakat erupsi sehingga tidak lama-lama berada dipengungsian. Demikian juga mengenai kondisi tenda pengungsian, MCK, gizi dan lain-lain menurutnya mesti diperhatikan lagi sehingga para penguingsi lebih merasa nyaman beraktivitas.
Kepada warga Palue yang masih tinggal di pulau tersebu Sayed meminta agar mau dievakuasi ke Maumere. Sebab katanya, aktivitas gunung berapi Rokatenda belum menurun sehingga masih rawan bencana.
Anggota DPR RI ketika di Maumere juga sempat bertemu Bupati Ansar Rera dan Wabup Nong Susar. Kepada pengungsi, Komisi VIII memberikan bantuan berupa lima ton beras dan uang Rp. 150 juta.
Hingga berita ini ditulis, status gunung yang menewaskan lima orang di Palue sejak meletus 10 Agustus 2013 masih berstatus Siaga 3.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Sudah 1024 Orang di Evakuasi ke Maumere

Patut diberi apresiai atas perhatian Pemerintah Kabupaten Sikka sejak letusan dahsyat yang menewaskan lima orang terus memberikan perhatian terhadap pengungsi korban letusan Gunung Rokatenda. Diawali letusan 10 agustus lalu, pemimpin Kabupaten Sikka yang baru, Yos Ansar Rera terjun langsung ditengah lokasi letusan memimpin evakuasi. Beliau rela menginap di Palue ditengah bau belerang akibat erupsi Rokatenda. Beginilah wajah pemerintah yang memang seharusnya memiliki respon postip terhadap saudara-saudara kita di Palue. Masyarakat Sikka mendukung penuh. Hingga tanggal 24 agustus 2013, sesuai data yang dikeluarkan BPBD Sikka jumlah pengungsi yang menetap di lokasi bekas kantor bupati, Kelurahan Beru berjumlah 1024 orang atau 372 KK.

Rinciannya sebagai berikut:

  • Jumlah Laki-laki, 405 orang 
  • Perempuan: 619 orang 
  • Bayi: 13 orang Balita: 113 orang 
  • Ibu Hamil: 10 orang
  • Lansia: 102 orang. 
  •  Cacat: 3 orang.


Jumlah pengungsi diatas merupakan pengungsi akibat letusan Rokatenda yang terjadi 10 agustus 2013 lalu. Situasi di lokasi pengungsian, selain gedung kantor bupati digunakan, membludaknya pengungsi mengakibatkan daya tampung kantor yang terbakar 2009 lalu tidak lagi mampu menampung. Hingga dibangunlah tenda-tenda darurat disekitar gedung kantor tersebut.
Para relawan dari 14 organisasi kemanusiaan dengan jumlah 118 orang menjadi ujung tombak yang patut pula diberi apresiasi. Mereka bekerja 24 jam ditengah pengungsi. Tim kesehatan mendirikan tenda pengobatan disamping pintu masuk. Tim Palang Merah Remaja dari siswsi-siswi SMAN 1 berjibaku usai pulang sekolah hingga malam membantu para relawan lainnya bekerja. Luar biasa.
Untuk mengusir kebosanan, sejumlah masyarakat Maumere menghibur saudara-saudara kita pengungsi dengan sejumlah lagu-lagu pengiring waktu dimalam hari. Anak-anak diajak bermain bola kemanusiaan oleh Baba Ice atau Moat Babong. Bahkan beliau yang dikenal sebagao seorang pecinta kemanusiaan ini membuka layanan potong rambut gratis, membantu ibu-ibu menenun, yang lainnya membantu dengan cara mereka sendiri-sendiri.
Bagaimana dengan kelanjutan nasib anak-anak yang bersekolah? Sesuai janji pemerintah, sejak tanggal 19 agustus lalu, sebanyak 368 siswa pengungsi Gunung Rokatenda yang terdiri dari 259 siswa SD dan 109 siswa SLTP telah mengikuti kegiatan belajar mengajar sementara di gedung sekolah SMK Yohanes XXIII Maumere dan SMPK Yapenthom. Kegiatan belajar mengajar ini dilakukan siang hari usai kegiatan belajar mengajar bagi siswa siswi SLTP dan SLTA sekolah tersebut.
Pemerintah sedang menyiapkan lahan relokasi bagi para pengungsi di Nangahure dan Hewuli. Harapan pemerintah bahwa masyarakat tidak lagi kembali ke Palue seperti yang diucapkan Gubernur NTT Frans Lebu Raya kala bertemu pengungsi beberapa waktu lalu. Ia mengajak masyarakat menetap di Maumere dan tidak lagi kembali ke Palue. Sesekali boleh saja melihat pekarangan di sana, begitu kata Lebu Raya kala itu.
Bantuan untuk pengungsi terus mengalir. Selain pemerirah, pihak swasta, perorangan, organisasi, gereja dan lainnya terus bergerak dalam satu tujuan agar saudara-saudara kita tidak berjalan sendiri.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Pangkas Rambut Langsung Ganteng

Moat Babong, Sukarelawan dari Kabor


Begitulah pangkas rambut ini dibuka hanya di lokasi pengungsian, yang terletak di Jalan Ahmad Yani, di gedung dan lahan bekas kantor bupati. Disinilah bermukim saudara-saudara kita yang dievakuasi akibat letusan rokatenda melanjutkan hidup sehari-hari. Karena rasa peduli memberikan waktu luang di tengah pengungsian. Ia bukanlah orang asing ditengah pengungsi Rokatenda. Beliau dikenal sebaga Baba Ice asal Kabor, namun kepada sejumlah pers nasional siang itu beliau memperkenalkan diri sebaga Moat Babong!

Pangkas rambut ini Gratis! Tidak Dipungut biaya sepersepun. "Pangkas rambut "Langsung Ganteng saya buat secara sukarela agar saudara2 kita yg dievakuasi disini boleh memotong rambut tanpa biaya, kasihan kalau mereka ke tukang pangkas mesti keluarkan uang sampe Rp 15 ribu belum ojek pulang pergi," ujar Moat Babong. Atas dasar itu beliau membuka pangkas rambut yg berdiri dibawah pepohonan sejuk.
Hebatnya, tukang cukur bukan hanya dirinya saja. Siapa saja yang bisa cukur dan mau meluangkan waktu memangkas rambut para pengungsi boleh bergabung. Niat tulus Moat Babong dan rekan-rekan ini bisa ditemui setiap hari.
"Tapi kalo sore, jadwal saya bermain bola kemanusiaan bersama anak2 korban letusan",kata Baba Ice alis Mota Babong.!
Baba Ice bukan orang baru ditengah pengungsian. Selama ini beliau beraktivitas di lokasi pengungsian Transito selama 7 bulan. Antara lain juga membantu ibu-ibu menenun sarung tenun ikat.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Tuesday 20 August 2013

Karnaval Kemerdekaan 2013

Sisakan Sampah, Pawai Masih Monoton

Seperti di kota lainnya di Indonesia, Maumere juga berubah. Kota kecil yang sedang bergeliat disegala bidang, hari ini tepatnya 19 agustus 2013 lumpuh kurang lebih 4 jam. Sejumlah ruas jalan macet tersumbat akibat pawai karnaval dalam rangka menyemarakan HUT Kemerdekaan RI ke 68. Salah satu alternatif 'jalan tikus' yang digunakan adalah melewati kali mati seperti dalam foto dibawah ini. Tapi tetap saja tersumbat. Sejumlah kendaraan menunggu ekor karnaval berlalu. Polantas sigap di ujung timur dan barat pada kali legendaris ini. Karnaval kemerdekaan yang diikuti pelajar dr tingkat PAUD sampai perguruan tinggi, swasta dan pemerintah berakhir di halaman kantor bupati Sikka.
Kelompok barisan disambut Bupati Ansar Rera dan Wabup P. Nong Susar. Pantuan dari rute yang ditempuh, hampir semua penuh sesak dengan manusia. Anak-anak baku sese dengan orang dewasa sudah lumrah. Pemandangan yang sama dengan kota lainnya di nusantara. Sayangnya, karnaval kali ini tetap saja sama dengan tahun-tahun kemarin. Monoton. Jangan menghayal ada asesoris unik, khas dan cetar membahana disetiap peserta. Yang paling heboh tetap saja anak-anak PAUD dan TK, tarian Tua Reta Lou dari anak-anak SD dan tentu saja barisan waria dari paguyuban Perwakas.
Yang lain masih sama seperti seperti biasanya, ada barisan drum band dipimpin mayoret adik-adik yang cantik-cantik, barisan pakaian adat nusantara, barisan pelajar dengan pakaian kantoran, musisi, petani, olahragawan, tarian hegong dan iringan gong waning. Musik gegap gempita yang dimainkan oleh band seadanya dari oto truk, dealer motor yang numpang promo di buntut barisan dan tentu saja hirupikuk di garis finish. Dimana para ortu baku cari anak-anak mereka yang menjadi peserta.
Satu hal yang pasti, karnaval yang menyulap kota ini menjadi hirupikuk menyisakan sampah dimana-mana. Terutama di lapangan umum dan lintasan rute. Paling banyak adalah sampah kemasan gelas air mineral. Suaut pekerjaan tambahan bagi tim pasukan kuning dimana saat ayam jantan berkokok, saat itu pula mereka bekerja membersihkan kota ini.
Jika kita tak berada dikota ini, tapi pernah mengenang peristiwa sakral karnaval kemerdekaan ini, tak usah muluk-muluk. Semua tak ada yang berubah.
Kecuali om, tanta, mama, papa yang dulu pernah merayakan karnaval kemerdekaan kala di Maumere. Saat itu malah jauh lebih semarak.
Hingga sekitar pukul 20.30 wita, karnvala yang menghebohkan kota ini berakhir di halaman Kantor Bupati Sikka, Jalan Eltari, Kel. Kota Uneng. Tersisa penat luar biasa. Sebuah moment sederhana namun paling dinanti di setiap perayaan kemerdekaan telah berlalu.
Okey. apapun itu. Semua hanya bermuara pada satu pekik paling dahsyat. MERDEKA! Pancasila harga mati!



foto2 oleh: Yolix Riberu

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Monday 19 August 2013

Peringatan Detik-detik Proklamasi di Eltari

Semangat memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-68 juga menyinggahi Kabupaten Sikka. Selain berbagai perlombaan yang diadakan ditiap kelurahan dan kecamatan, Apel Peringatan Detik-detik Kemerdekaan juga digelar. Seperti yang terlihat di halaman Kantor Bupati Sikka yang berada di Jalan Eltari, Kelurahan Kota Uneng. Dipimpin Bupati Sikka Ansar Rera sebagai Inspektur Upacara, pengibaran bendera merah putih Sabtu (17/8) berlangsung khidmat dan sukses. Apalus pantas diberikan bagi para pasukan penguibar bendera alias Paskibraka Sikka bersama Komandan Paskibraka Pelda Aloysius Wele, dalam barisan 45, 17 dan delapan. Mereka tampak rapi dan gagah dalam barisan serasi yang menawan.

Apel Memperingati Detik-detik Proklamasi ini merupakan pertama kali dipimpin oleh Bupati Ansar Rera dalam masa pemerintahannya yang baru berjalan sebulan ini.
Komandan Upacara dipimpin oleh Kapten Infantri Sudarmaji dan Perwira Upacara oleh Letnan Dua Inf. Samuel None Guba.
Pembawa Baki Merah Putih oleh Fransiska Saverina Suku Sega yang berasal dari SMUN I Maumere untuk apel pagi hari dan Dewi Roharjani dari SMK. Mathilda untuk pembawa Baki Merah Putih pada upacara sore hari. Para pengibar bendera masing-masing adalah Frenky Bung Kanisius Toka dari SMAK Frateran, Paulus Suali Nong Joni dari SMKN 2 dan Theofilius Robertus Rodon dari SMKN2.
Ansar Rera dalam sambutan usai pengibaran mengajak semua elemen masyarakat, dunia usaha dan pemerintah agar tetap bersatu dan menjalin kekompakan dalam nuansa kekeluargaan dan saling menghargai yang dibingkai dengan hukum dan perundang-undangan, untuk semua sama-sama memperjuangkan peningkatan taraf hidup dan kemandirian bersama.
"Mari bersama mengabdi dengan tulus dan bekerja dengan rendah hati dalam nuansa satu Sikka yang utuh untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan," ajak beliau.
Apel Peringatan Detik-detik Proklamasi ini diikuti oleh sejumlah pelajar dari berbagai sekolah, TNI/Polri, PNS lingkup Pemkab Sikka serta masyarakat umum lainnya dan undangan.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Empat Warga Binaan Langsung Bebas

Remisi Hari Kemerdekaan

Usai memimpin Apel Peringatan Detik-detik Proklamasi, Bupati Ansar Rera bersama Wabup Sikka Nong Susar dan rombongan menuju lapas Kelas II B Maumere. Kedatangan rombongan ini terkait pemberian remisi kemerdekaan untuk para warga binaan tersebut. Di Lapas Kelas II B Maumere terdapat 131 warga binaan. Para penghuni lembaga pemasyarakatan ini terdiri dari dua kelompok warga binaan, yakni Narapidana dan Tahanan. Dengan pertimbanagan tertentu, warga binaan juga berhak mendapat potongan tahanan terkait hari kemerdekaan maupun hari besar agama seperti Natal dan Lebaran. Untuk remisi kemerdekaan, ada 77 warga binaan di Lapas Kelas II B Maumere hari ini, 17 Agustus 2013 yang mendapat potongan tahanan.

Dari 98 Napi yang menghuni Lapas Kelas II B maumere, 77 diantaranya mendapatkan potongan tahanan alias remisi hari kemerdekaan. Tujuh Puluh tiga (73) Napi mendapatkan remisi berupa pemotongan tahanan  bervariasi. Sedangkan empat oranag tahanan mendapat remisi langsung bebas.
Sedangkan 21 orang warga binaan, dihari kemerdekaan ini tidak medapatkan remisi. Hal ini karena merea belum memenuhi syarat dan merupakan pidana kurungan.
Dari 131 warga binaan yang menghuni Lapas tersebut, 98 orang merupakan narapidana dari berbagai kasus krimimal. Dan 33 orang meripakan tahanan dengan berbagai kasus.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Seminggu, Sudah 1003 orang mengungsi ke Maumere

14 Organisasi Relawan untuk Pengungsi

Memasuki satu minggu letusan Gunung Rokatenda di Palue, jumlah warga yang telah dievakuasi ke Maumere telah mencapai lebih dari 1000 jiwa. Dengan semakin banyaknya pengungsi, ruang tampung di bekas kantor bupati sikka sudah tak mampu menampung semua pegungsi. Evakuasi hari Jumat (16/8) yang membawa 377 orang dari Palue dengan menggunakan KRI Sultan Nuku membuat para sukarelawan dilokasi pengungsian bekerja keras. Agar semua pengungsi bisa merebahkan diri dari sengatan dingin, maka dibangun lagi beberapa tenda penampungan diluar gedung. Ada sekitar 9 tenda yang tersebar di lahan bekas kantor bupati. Sedangkan para pengungsi yang berasal dari lima desa di Palue kebanyakan merupakan kaum perempuan dan anak-anak.

Para pengungsi mendapat penanangan yang baik dari para sukarelawan. Ya, tentu saja. Ada sekitar 14 organisasi kemanusiaan di Kabupaten Sikka yang siap memberikan waktu dan tenaga terkait penanganan bencana terhadap para korban. Diantaranya PMI Sikka, PMR (Palang Merah Remaja), Tagana, SS ONE, Charitas, Mapala UNipa, Rescue, RSB, ACT, WTM dan lainnya. Termasuk beberapa individu yang dengan suka hati datang dan menghibur para pengungsi khususnya anak-anak.
Perntolan sukarelawan dari PMI Sikka, Aryo Adhytio memaparkan hingga hari Sabtu,(17/8) jumlah pengungsi yang terdata di lokasi pengungsian berjumlah 1003 orang. Merupakan para pengungsi yang berasal dari empat desa yakni: Ladolaka, Nitunglea, Rokirole, Tuanggeo.
Bupati Sikka Ansar Rera dalam sebuah kesempatan memaparkan bahwa pemerintah telah menyiapkan lokasi lain untuk menampung para pengungsi yang tak tertampiung di gedung bekas kantor bupati. Salah satunya yakni di gedung Veem yang berada didalam lokasi pelabuhan.
Selengkapnya...

Wednesday 14 August 2013

Disiapkan Tempat untuk Anak-anak Bersekolah

Letusan Rokatenda

Data dari Posko Bencana Rokatenda yang berada di Kantor BPBD Sikka menyebutkan jumlah pengungsi untuk sementara sampai dengan hari Selasa (13/8/2013) berjumlah sebanyak 560 jiwa. Mereka merupakan bagian dari warga empat desa yang memilih mengungsi ke Maumere. Keempat desa tersebut adalah Desa Ladolaka, Desa Nitunglea, Desa Rokirole dan Desa Tuanggeo. Total keseluruhan dari 560 jiwa tersebut adalah 169 KK. Dari total tersebut, 245 jiwa merupakan anak-anak usia 1-17 tahun.Sedangkan usia lebih dari 60 sebanyak 65 orang. Saat ini 560 jiwa yang menempati tenda pengungsian di halaman Kantor Bapeda telag dipindahkan ketempat yang lebih layak yakni di bekas kantor bupati lama, Jalan Ahamd Yani Maumere.

Terhadap anak-anak korban letusan Rokatenda, Bupati Sikka Ansar Rera mengatakan, pemerintah sedang menyiapkan tempat agar anak – anak korban letusan Rokatenda bisa bersekolah.
Hal itu dikatakan beliau saat mendampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya saat mengunjungi para pengungsi yang menempati halaman Kantor Bapeda Sikka, Selasa (13/8) siang.
Rata –rata para pengungsi berasal dari satu sekolah bersama gurunya, untuk itu mereka tidak boleh dipisahkan ke tiap sekolah. Mereka bisa menggunakan salah satu sekolah untuk proses belajar. Misalnya anak-anak bisa menjalani proses belajar di jam siang pada sekolah yang dipakai, kata beliau.
“Bila anak anak mereka mau bersekolah,kami akan urus agar mereka bisa bersekolah di dekat lingkungan tempat tinggal mereka “ ujar Ansar Rera.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Gubernur Lebu Raya Berdialog dengan Pengungsi

Jangan Menetap Kembali Disana

Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengajak masyarakat Palue untuk meninggalkan Pulau Palue yang dikatakan berada dalam zoba merah. Menurut Lebu Raya, Pulau Palue tidak bisa lagi untuk djadikan tempat yang layak untk ditinggali. Ancaman letusan Rokatenda masih sangat berbahaya. Lebu Raya memahami Palue sebagai tanah tumpah darah yang melahirkan dan membesarkan mereka. Namun saat ini pulau tersebut belum layak untuk ditinggali. "Bapa dan mama tinggal saja disini. Jangan lagi pulang dan tinggal di disana. Sesekali bapa dan mama bisa melihat kebun dsana," kata Lebu Raya.

Dalam dialognya tersebut beliau mengajak masyarakat korban letusan yang telah dievakuasi agar tidak menetap kembali di kampung halaman yang merupakan daerah bencana.
Ajakan dan himbauan tersebut dikatakan Lebu Raya saat meninjau langsung para pengungsi Rokatenda yang menempati halaman Kantor Bapeda Sikka, Selasa (13/8).
Gubernur saat itu didampingi Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera dan Wabup Sikka Paolus Nong Susar serta Komandan Korem 161 Wirasakti Kupang, Komandan Pangkalan Udara (Lanud) El Tari Kupang, Kepala Kejaksaan Tinggi )Kejati) NTT), Kepala Basarnas Kupang, Wakapolda NTT dan Kepala Badan Penanggulangn Bencana Daerah (BPBD) provinsi NTT.
Kedatangan Lebu Raya menggunakan Helikopter TNI AU yang terbang dari Kupang ke Palue. Dari tempat pusat bencana tersebut, beliau kemudian mengunjungi para pengungsi Rokatenda di Maumere.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Tempati Bekas Kantor Bupati

Tiga hari sudah bencana meletusnya Gunung Roaktenda berlalu. Korban yang diakibatkan oleh meletusnya Penjaga Palue itu berjumlah lima orang. Tiga tewas dan dua lainnya hilang. Dampak dari letusan itu mengakibatkan dua desa di Palue nyaris luluhlantak. 560 orang sampai dengan Selasa (13/8) mengungsi ke Maumere. Letusan kali ini oleh sejumlah warga Palue mengaku adalah yang paling dahsyat. Bahkan Desa Rokirole yang tidak pernah tersentuh, kali ini mesti menjadi korban berikutnya. Bahkan banjir lumpur panas membelah bukit dan turun menerjang hutan pepohonan hingga pantai. Akibatnya pantai dan laut penuh dengan potongan-potongan pepohonan gosong. Lantas hari ini, tiga hari setelah letusan, saudara-saudara kita yang sebelumnya berada ditenda-tenda pengungsian, dievakuasi lagi. Kemana?

Pemkab Sikka tanggap terhadap ketidakkenyamanan para pengungsi. Lokasi yang tidak memungkinkan di halaman Kantor Bapeda membuat 560 orang kemudian ditempatkan di lokasi baru, yakni bekas Kantor Bupati yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kota Baru. Kantor Bupati Sikka tersebut tidak dipakai lagi akibat kebakaran melanda tahun 201o lalu.
Di tempat ini ada 18 ruangan yang layak digunakan oleh saudara- saudara kita. Dengan ruangan-ruangan yang masih layak digunakan, tembok-temboknya mampu mengusir hawa dingin di malam hari. Dibandingkan dengan pengungsian sebelumnya tempat ini masih lebih baik.
Pantauan inimaumere.com Selasa (13/8) petang, para pengungsi terlihat bergerombol dibeberapa tempat. Ada senyum yang hadir dicelah senja. Anak-anak muda nampak lalu lalang dipelataran kantor.
Ditempat pengungsian yang baru ada dua MCK yang berdiri. Dua lagi sedang dikerjakan. Dengan kehadiran para saudara kita ditempat evakuasi yang baru, maka bekas kantor bupati yang sebelumnya merana tak terurus rupanya kini menjadi tempat yang berguna, setidaknya sebelum relokasi ke lahan baru.


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 2013 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---