Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Friday 16 January 2015

Melihat Meteor di Dala Elat!

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Jejak Sejarah Kloangpopot!
Saya dan dua warga Dala Edat di Pondok Meteor
Dusun Dala Elat di Desa Kloangpopot, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, NTT merupakan salah satu dusun di Nusantara yang pernah merasakan pukulan Meteor. Sisa peninggalan yang menggegerkan warga Dala Elat jaman itu masih ada. Siapapun bisa mengunjunginya. Ia terletak dalam pondok kecil yang terletak di pinggir jalan di tengah perkampungan. Meteor legendaris yang telah saya dengar ceritanya semenjak remaja akhirnya mengobati rasa penasaran.

Betul. Semenjak remaja, batu meteor di Kloangpopot telah mencubit keingintahuan. Ia telah memercikan rasa penasaran yang terpendam lama. Beruntung, Minggu 11 Januari 2015, saya berkunjung ke Dala Elat. Dusun yang dua bulan lalu dicanangkan sebagai Kampung Pancasila oleh Moat Langsinus alias Bung Sila. Putra Dala Elat yang mengelilingi Indonesia sekian tahun demi membangkitkan kembali tegaknya nilai-nilai luhur Pancasila di segenap Nusantara.

Siang itu bersama sejumlah rekan “Komunitas Kaki Gatal” kami menjajaki air terjun Murun. Kami beruntung melewati pondok meteor. Ia berada persis dipinggir jalan tanah. Sedikit keluar dari area salah satu rumah warga.

Batu tersebut masih dalam bentuk aslinya semenjak jatuh di kampung itu. Warga Dusun Dala Elat menjaga batu ini dengan baik. Hingga saat ini meteor tersebut tidak dikelolah oleh dinas terkait sebagai bagian dari destinasi wisata.

Menurut cerita warga, jatuhnya batu meteor tersebut sudah sangat lama. Semenjak mereka belum ada. Jadi saat itu katanya leluhur mereka yang mengalami peristiwa benturan tersebut. Setelah jatuh ke bumi, meteor tersebut meninggalkan bau tak sedap.

Menurut cerita Bung Sila, saat meteor jatuh sebagian besar rumah panggung rubuh. Getaran dan gesekan meteor pada bumi mengakibatkan guncangan hebat. Diperkirakan banyak penduduk yang meninggal. Sedang sebagian lainnya selamat karena saat terjadi guncangan meteor sedang melakukan aktivitas berkebun.

Situasi dusun langsung berubah. Bau menyengat menebar di seluruh dusun. Akibat situasi yang tidak mendukung, sejumlah warga yang selamat lantas mencari tempat yang lebih aman. Mereka berduyun merambah ke lembah (kloang) yang dipenuhi hutan popot (sejenis pisang hutan). Mereka kemudian menebangnya dan mulai tinggal menetap. Lembah tersebut lama kelamaan makin berkembang dan akhirnya dikenal dengan nama Desa Kloangpopot.

Sedangkan Silvester Nong, salah satu putra Kloangpopot setuju dengan cerita Bung Sila tentang hempasan meteor. Namun beliau memiliki versi berbeda tentang asal muasal Kampung Kloangpopot. Menurutnya, setelah terjadi hempasan meteor, warga yang masih hidup kemudian eksodus ke hutan popo. Dalam bahasa Indonesia Popo sejenis kayu ampupu yang sangat kuat. Di tempat itulah berkembang kehidupan baru. Maka, kampung yang baru ditinggali itu kemudian dikenal dengan nama Kloangpopot.

Bung Sila yang memiliki kepedulian besar terhadap tanah leluhurnya menjelaskan ia telah mengambil beberapa obyek untuk di kirim ke Departemen Geologi dan Arkeologi UGM. Harapannya agar bisa dilakukan penelitian, termasuk mengetahui umur batu meteor, kandungan batu meteor serta perkiraan diameter awal dan berat yang sesungguhnya. Ia juga mengambil sampel dari sekitar lokasi jatuhnya meteor.

Terkait umur batu mateor menurut Bung Sila harus dikaji secara ilmiah oleh team peneliti sehingga akurasinya bisa dipertangunggjawabkan. “Sehingga saya jarang menggunakan pendekatan mitos,” jelasnya.

Dala Elat
Nama Dala Elat merupakan nama dalam bahasa daerah setempat. Dala, artinya Bintang, sedangkan Elat atau Elah artinya Jatuh. Jadi Dala Elat bisa berarti Bintang jatuh. Bintang di sini bisa jadi adalah meteor yang jatuh ke bumi Dala Elat, kala itu.

“Ini ada korelasinya dengan simbol Sila Pertama Pancasila, yakni Bintang (Dala). Sehingga perjalanan Misi Pancasila sakti keliling Nusantara, adalah amanat Tuhan Yang Maha Esa, dan yang melakukan Misi ini lahir di Dala Elat. Sehingga kampung Dala Elat, saya baptis jadi kampung Pancasila. Mungkin kira-kira begitu filosofinya,” demikian Bung Sila menjelaskan. Selama ini beliau melakukan perjalanan mengelilingi Indonesia dengan membawa Misi Pancasila Sakti. Ia trenyuh mendapati kenyataan yang terjadi terhadap nilai-nilai luhur Pancasila yang mulai keropos.

Selain cerita diatas, ada pula cerita legenda, cerita rakyat yang melegenda di sana. Konon saat itu, ditengah cuaca cerah malam hari, dihiasi bintang-bintang yang sangat indah, dua orang gadis manis menumbuk padi. Sambil menumbuk, keduanya menghitung bintang yang yang menghiasi angkasa malam hingga salah satu bintang jatuh dan menimpa dusun tersebut. Maka dusun itu kemudian diberi nama Dala Elat (Bintang Jatuh).

Demikian secuil cerita tentang Batu Meteor Dala Elat yang akhirnya bisa saya datangi. Jika Anda ingin kesana, bisa menggunakan mobil atau motor. Ia berada di pegunungan sejuk. Akses jalan lumayan. Dari Kota Maumere melaju ke arah timur. Butuh hampir sejam untuk sampai di dusun ini.

Dusun Dala Elat, adalah wilayah yang berada di Desa Kloangpopot, Kecamatan Doreng. Silvester Nong menjelaskan Desa Kloangpopot menjanjikan berbagai potensi wisata yang patut dijual. Ia menyebut selain batu meteor, ada pula wisata air terjun Murun (yang baru saja kami datangi), wisata gua alam, gua nipon dan agro wisata: sayur, buah buahan seperti durian, rambutan, salak dan komoditi kakao, cengkeh dan vanili.

Selain itu, Desa Kloangpopot berdekatan dengan pantai selatan Doreng. Di bibir laut Sawu ini menyebar panorama alam nan eksotik yang belum dijamah otoritas pariwisata kabupaten ini. Semuanya berada dalam wilayah Kecamatan Doreng.

Potensi besar yang dijelaskan tersebut patut ditanggapi. Kekayaan wisata ini bisa jadi tawaran menarik buat pengelana yang menyukai jejak wisata petualang. Jika Anda sekalian ingin mampir di Kabupaten Sikka, Desa Kloangpopot dan Kecamatan Doreng pantas masuk kalender wisata Anda. (Ossrebong)

www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Melihat Meteor di Dala Elat! | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---