Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Thursday 8 January 2009

Toma Ai Tali Dalam Adat Budaya Sikka

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Tanah Sikka ternyata memang kaya akan peninggalan budaya warisan leluhur yang sampAi dengan sekarang ini masih dipegang teguh oleh para generasinya.Salah satu dari rangkaian upacara adat yang ada dan menarik untuk diketahui adalah upacara adat Toma Ai Tali.Dalam adat di Tanah Sikka,Toma Ai Tali merupakan sebuah upacara adat untuk bertemu dengan para leluhur dan memohon restu dalam sebuah urusan yang dianggap penting.Para leluhur diminta untuk turut serta terlibat dalam urusan sang turunannya sehingga semua masalah dapat dilewati dengan mulus dalam mengarungi sebuah kehidupan.Ritual upacara adat Toma Ai Tali sampai dengan sekarang ini masih dilanjutkan oleh sebagian besar suku yang terdapat di wilayah Kabupaten Sikka bagian timur.

Untuk melaksanakan ritual adat Toma Ai Tali harus dilakukan di kampung adat suku bersangkutan dan ritual tersebut dilakukan di sebuah Batu Mahe (tempat persembahan suku) dan diikuti oleh para tetua adat atau orang yang dituakan dalam suku tersebut,sang turunan yang memiliki urusan serta para kerabat lainnya.Sebelum dilaksanakan ritual adat Toma Ai Tali,para kerabat dalam suku tersebut akan berkumpul di rumah adat dan menyediakan segala macam perlengkapan untuk upacara adat tersebut.
Untuk melaksanakan ritual adat Toma Ai Tali segala persiapan pun dimulai misalnya disiapkan seekor babi yang tidak begitu besar yang masih original alias belum pernah dikebiri,Moke (arak),beras,rokok,sirih pinang dan beberapa perlengkapan pendukung lainnya.
Setelah semuanya beres maka rombongan akan berangkat menuju tempat dimana batu mahe suku tersebut berada.Tempat Mahe ini dari waktu ke waktu tidak boleh berubah alias harus tetap pada area tersebut.

Kemudian dengan dipimpin oleh orang yang dituakan mulailah ritual adat ini dimulai.Babi kecil tersebut kemudian disembelih dan di panggang saat itu juga.Sambil menunggu daging babi matang,di batu mahe tersebut orang yang dituakan atau yang memimpin upacara adat mulai melakukan 'kontak'dengan para leluhur.Sapaan adat dalam bahasa Sikka yang diucapkannya secara garis besar berisi tentang undangan dari turunannya kepada para leluhur untuk turut serta ambil bagian atau turut serta menjaga agar sebuah peristiwa besar (waktu kami mengikuti ritual tersebut,turunannya sedang menghadapi sebuah pesta pernikahan,sayangnya kamera tak sempat kami bawa..) bisa berlangsung sesuai dengan rencana,mengundang para leluhur agar jika turunannya dalam menjalani sebuah hidup perkawinan segala macam masalah dapat dihadapi dengan solusi terbaik,memohon agar selalu mendapatkan rejeki usaha dalam perkawinan.

Sebelum permohonannya dilakukan di atas batu mahe diletakan sebutir telur ayam,beras,moke dan pinang yang diletakkan dengan mata pinang (ujung buah pinang) menghapap ke mahe.
Setelah ritual pertama selesai,babi yang telah matang dipanggang kemudian disajikan untuk makan bersama dengan nasi sebakul yang dibawa dari rumah adat tadi.Usus,hati dan jeroan lainnya kemudian dimasak dalam bambu (tuwir) untuk dipersembahkan diatas mahe bersama telur,beras,pinang,rokok (dengan arah api menghadap mahe) dan moke yang disiram diatas mahe.Sang tetua adat sekali lagi melakukan 'kontak kembali' dengan para leluhur menggunakan bahasa adat sikka.Setelah semuanya selesai maka upacara adat Toma Ai Tali pun hampir berakhir,sebelum pulang buah pinang dibalikkan dengan mata menghadap sang tetua adat atau para kerabat yang berada didepan mahe dan rokok pun dirubah arahnya menghadap para kerabat.Pinang,beras,rokok,percikan moke dan jeroan(usus,hati dll) dibiarkan tetap berada di atas mahe dan selanjutnya semua yang mengikuti ritual adat tersebut meninggalkan area mahe suku tersebut dengan tanpa suara.Yang unik lagi,dalam perjalanan pulang ke rumah adat,semua yang terlibat didalam ritual adat tidak diperbolehkan untuk menoleh kebelakang atau menegur sapa maupun menyahut siapa saja yang ditemui dijalan.Semuanya akan berakhir dirumah adat dengan duduk bersama-sama menikmati secangkir teh hangat.

Demikian,sebuah ritual adat yang ada disebuah suku di Tanah Sikka (kebetulan saat itu kami berada di desa Aibura,Kecamatan Waigete) yang sampai sekarang masih dipegang teguh oleh para generasinya.Adat budaya yang khas dan unik ini semakin menambah keragaman budaya yang ada di Sikka,Flores,Nusa Tenggara Timur dan Indonesia.

Salam!!

www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Toma Ai Tali Dalam Adat Budaya Sikka | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---