Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
*Para antropolog dan arkeolog mengatakan orang Sikka penghuni negeri Lorang Flores berasal dari Lembah Dong Son di Hulu Sungai Mekong dan Hoang Ho, China.
*Para penulis sejarah lokal seperti Oscar Mandalangi Parera,DD Kondi dan A Boer berpendapat bahwa orang Sikka berasal dari penghuni asli dan pendatang dari seberang lautan. Para penghuni asli ini disebut Ata Teri Nian E’ra Natar atau Ata TawaTana atau Bapak Pengasal. Menurut Pater Sareng Bao, SVD, manusia menghuni bumi Sikkasejak bumi diciptakan.
* Menurut penduduk asli dan pendatang dari Benggala (kini Bangladesh), yakni Mo’ang Ra’e Raja dengan istrinya Du’a Guru Merang yang melahirkan Raja – raja Kangae. Nama Kabupaten Sikka agaknya berasal dari nama Ibu pelahir para pahlawan negeri ini. Nama ini pun menunjuk pada Dewi Sikh, nama seorang Dewi Padi Ilalang dari ndia.
*Selain Bangladesh, lelulur orang Sikka-pun diyakini berasal dari Malaka, kini Semenanjung Malaysia. Kata hikayat, leluhur itu seorang pelaut, lantaran kapalnya rusak dan terdampar di Paga Mbengu, lalu mengawini perempuan setempat. Leluhur itu disapa Laka dari kata Malaka dan keturunannya kini tinggal di wilayah bagian barat Kabupaten Sikka, yakni Paga, Mauloo, Wolowiro di Kecamatan Paga.
Kepurbaan Manusia Sikka
*Prasejarah menunjukkan kawasan Sikka telah ada sejak jaman batu–megalithikum, dimana banyak artefak arkeologis menunjukkan jejak-jejak prasejarah tersebut.
*Zaman pra-sejarah dan roh kepurbakalaan Sikka bisa ditelusuri dalam sastra lisan, dalam mitos dan legenda, sekaligus dapat diraba melalui artefak dan fosil-fosil peninggalan zaman purbakala.Misalnya batu dengan tapak tangan manusia raksasa di Ewa. Kecamatan Waigete, juga ada tapak kaki kiri manusia raksasa yang panjang,tapak kakinya lebih tinggi dari ukuran tinggi manusia normal, dengan lebar tapak kaki bisa mencapai tiga orang manusia berbadan gemuk.
*Fosil-fosil ini ditemukan disebuah batu cadas yang keras. Masyarakat menyebutnya dengan La’e Ripu terdapat di Rejo, Desa Wolorego, Kecamatan Paga. Ada juga sejumlah gua yang diyakini dahulunya ditempati manusiamanusia purba asli Sikka. Seperti Gua Pati Ahu di Talibura, Liang (gua) Keytimu, Kubur batu Buabari di Paga.
*Artefak emas berbentuk kampak atau Bahartaka dan ukiran Tuhan Berwajah Tiga, Bahar Ama Pu Waen Telu di Desa Hale, Kecamatan Bola.
*Artefak perunggu berbentuk perahu Jong Dobo, ditemukan di Kecamatan Kewapante.
*Masih banyak peninggalan lain yang saat ini masih tersimpan di Museum Bikon Blewut, STF Ledalero.
Sejarah Pemerintah Sikka
* Sikka tumbuh kembang dalam 4 era, yakni pra-kolonial, era kolonial Portugis, Hindia-Belanda
dan era paska kemerdekaan. Sejarah menunjukkan kronik Sikka dalam silang budaya yang
sangat kental. Mulai dari silang budaya dengan India, Portugis hingga budaya modern saat ini.
* Tonggak sejarah Sikka dilakukan oleh Raja Don Alexius Alessu Ximenes da Silva pada awaltahun 1600 an sebagai peletak Agama Katholik di Sikka, Ratu Dona Agnesia dan Ratu Dona Maria (1613-1620) sebagai peletak emansipasi wanita, dan Raja Don Thomas Ximenes da Silva sebagai peletak Sikka Modern.
* Adat-istiadat dalam bidang pemerintahan telah lebur dalam tata cara pemerintahan republik pada pertengahan tahun 1950’an dengan dihilangkannya jabatan Raja Sikka setelah Raja Sikka Don Thomas Ximenes da Silva XIII adalah raja terakhir yang secara adat maupun administratif diakui.
* Tahun 1958 terbit ketetapan pemerintah Republik Indonesia mengenai (swapraja) Kabupaten
Sikka.
* Tahun 2002 Kabupaten Sikka sesuai UU no 24/99 dan 34/2003 otomatis sebagai daerah
otonom.
Anda juga bisa membaca sejarah kabupatern Sikka di Kategori Sejarah di Blog ini..
www.inimaumere.com