Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Saturday 26 June 2010

Ramai-Ramai Menanam Bakau dan Waru..

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Abrasi dan Gelombang Laut Tahunan Ancam Warga Pesisir Wai Oti..

Maumere,Jumad (25/06/2010). Ibu Nantes nampaknya kecapekan. Tapi semangatnya untuk berbaur dengan warga lain tak pernah kendur. Dipesisir pantai Wai Oti, bersama beberapa komunitas yang memiliki tujuan dan semangat yang sama, mereka bahu membahu menanam ratusan anakan pohon bakau dan waru. Penanaman ini dimaksud untuk menghindari ancaman abrasi dan gelombang laut di tahun-tahun berikutnya. “Ini merupakan salah satu kesempatan besar untuk keluar dari kesuliatan ,” ujar Ibu Nantes yang juga menjadi Ketua RT 08 RW 03, Kelurahan Wai Oti Kota Maumere. Menurutnya, gelombang laut telah menjadi tamu tetap yang setiap tahun rutin mengancam warga dipesisir, terutama saat musim barat tiba. "Pokoknya kami dipesisir ini sudah bosan menerima ombak besar yang naik sampai kerumah warga, bahkan beberapa rumah disini telah rata dengan tanah,” ujarnya dengan sedih.
Akibat tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak tersebut maka terjadilah abrasi, yang kemudian menimpa wilayah yang didiami warga pesisir,
Sr. Eustochia, SSpS, ketua koordinator penanaman, mengatakan sekitar 100 orang dari sejumlah komunitas turut terlibat untuk membantu masyarakat di pesisir Wai Oti.

Ibu Nantes (ft kiri) dan Sr. Eustochia, SSpS..

GPIC Flores bagian Timur menjadi motor utama dengan didukung oleh beberapa komunitas lain seperti GPIC SVD, Divisi Perempuan TRUK-F (Tim Relawan Untuk Kemanusiaan-Flores), KIPER HAM (Komisi Perlindungan Hak Asasi Manusia), Citra Lestari, Sanres, BAPIKIR, Liga Mahasiswa Untuk Demokrasi, Walhi NTT dan Komunitas Masyarakat Pesisir Pantai Rt 08/Rt 09 Rw 03 Kelurahan Wai Oti.

Anakan pohon bakau diambil dari hutan mangroove Magepanda. Merupakan sumbangan langsung dari Badan Lingkungan Hidup Sikka. Sedangkan batangan pohon waru merupakan swadaya masyarakat setempat.

Sekitar 150 anakan pohon bakau dan 150 batang waru sore tersebut ditanam mulai dari pesisir pantai wilayah Lorong Komodo hingga Lorong Wega dalam wilayah RT 08,RT 09 RW 03 Kelurahan Wai Oti, Kecamatan Alok Timur.

“Kami sangat mengharapkan agar apa yang telah dilakukan di sore ini, dijaga dan lestarikan oleh warga disini, semuanya juga untuk kepentingan warga setempat,” ujar Sr. Eustochia. Dikatakan Sr. Eustochia penanaman anakan ini dimulai dari jam 4 sore. “Sebelumnya dilakukan ibadat sabda, memohon berkat agar warga disini terhindar dari bencana berkelanjutan.”

Warga di pesisir Wai Oti terutama di sekitar Lorong Komodo, Lorong Kaget hingga Lorong Wega setiap tahun selalu dihantui kecemasan saat musim barat (badai) disertai gelombang laut yang tinggi mulai menjamah Laut Flores. Hingga kini pembangunan turap penahan gelombang laut pun belum mencapai wilayah pesisir pantai mereka.

Ibu Mindel, salah satu warga yang sering tertimpah musibah menunjukkan kepada kami bekas-bekas reruntuhan rumahnya yang disapuh gelombang tahun lalu. Ada 3 bangunan miliknya yang hancur. Dengan mimik sedih ia bercerita tentang harapan dan keinginannya untuk hidup aman dan nyaman, jauh dari segala macam keluh kesah yang menjadi tembang kehidupannya dan kisah pilu bersama warga senasib.
“Saya dan warga disini sangat senang dengan adanya perhatian dan niat yang tulus untuk membantu, kami benar-benar berterima kasih atas apa yang telah dilakukan untuk warga,” katanya.

Penanaman anakan pohon bakau dan batangan waru dilakukan dari jam 4 sore dan berakhir hingga menjelang jam 6 sore. Semua warga dipesisir mengaku sangat senang dengan kegiatan penanaman tersebut karena ada satu keinginan yang menjadi harapan semua warga pesisir yakni terhindar dari bencana tahunan. Mereka juga berharap semoga permasalahan tersebut tetap menjadi perhatian pemerintah daerah.

***
Dampak negatif yang diakibatkan oleh abrasi antara lain:

1. Penyusutan lebar pantai sehingga menyempitnya lahan bagi penduduk yang tinggal di pinggir pantai
2. Kerusakan hutan bakau di sepanjang pantai, karena terpaan ombak yang didorong angin kencang begitu besar.
3. Kehilangan tempat berkumpulnya ikan ikan perairan pantai karena terkikisnya hutan bakau


Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya abrasi, diantaranya yaitu:

1. Penanaman kembali hutan bakau
2. Pelarangan penggalian pasir pantai
3. Pembuatan pemecah gelombang
4. Pelestarian terumbu karang


www.inimaumere.com


Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Ramai-Ramai Menanam Bakau dan Waru.. | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---