Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Sunday 2 May 2010

Fenomena Listrik “Mate Moret” Di Sikka

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
• Akhir 2010 PLTU Ropa Beroperasi

Listrik padam tanpa jadwal oleh masyarakat dengan “Sara Sikka”nya mengatakan “Mate Moret” terjadi seluruh wilayah Kabupaten Sikka. Kondisi ini adalah fenomena sosial yang hingga kini masih mewarnai kehidupan masyarakat, baik masyarakat pedesaan maupun masyarakat kota Maumere. Hemat energi dan perawatan mesin listrik adalah jawaban klasik ketika masyarakat berusaha mempertanyakan.
Secara sosial dan ekonomi, listrik “mate moret” terjadi sangat merugikan dan meresahkan masyakarat. Masyarakat dirugikan, karena tersendatnya aktifitas sosial yang membutuhkan energi listrik. Misalnya, kegiatan belajar mengajar, pelayanan masyarakat disektor pemerintahan dan masih banyak lagi.

Secara ekonomi, kerugian yang dialami oleh masyarakat juga sangat besar. Masyarakat menderita kerugian pada perangkat elektronik, seperti kerusakan pada televisi, tape recorder, radio, komputer, kulkas, bolam penerang rumah. Tidak hanya itu, masalah lain adalah mandeknya aktifitas ekonomi lokal yang berpotensi strategis, seperti jasa pertokoan, industri rumah tangga dan lainnya.

Selain listrik “mate moret”, banyak masyarakat di pedesaan juga hingga saat ini belum menikmati fasilitas penerangan listrik. Biaya pemasangan baru sangat tinggi dan syarat-syarat lain yang menurut masyarakat sangat berbelit-belit adalah salah satu faktor penyebab masyarakat pedesaan belum menikmati penerangan listrik.

Lebih parah lagi, lampu-lampu jalan di kota Maumere maupun di desa-desa berlistrik tidak berfungsi dengan baik. Di malam hari, sepanjang jalan di kota Maumere –kota yang kata orang paling maju di pulau Flores ini gelap gulita. Padahal setiap bulan masyarakat pengguna jasa listrik tetap saja dikenai biaya Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sebesar 8% (delapan persen). Masyarakat tetap dibebankan dengan biaya rekening listrik tanpa kurang satu rupiah pun.

“Tapi kami tidak melihat ada lampu jalan yang dipasang di sepanjang jalan. Dimana PPJ yang kami bayar setiap bulan?,” tanya Benediktus Daeng, salah seorang warga Wairotang, Kecamatan KangaE.

Ropa Beroperasi

Masyarakat Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ende boleh sedikit mengelus dada, pasalnya, aliran listrik yang diperoleh dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berlokasi di Ropa Kabupaten Ende akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2010. Saat ini, PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Flores Bagian Timur sedang melakukan persiapan pemasangan instalasi ke semua tower yang tersedia di kedua wilayah tersebut.

Kepada wartawan di ruang kerjanya beberapa waktu lalu, Kepala Cabang Kepala Cabang PT. PLN Flores Bagian Timur Robert Rumapea mengatakan semua pendukung pengoperasian PLTU Ropa mulai dari pembebasan lahan, pemasangan tower telah selesai dikerjakan. Tinggal pemasangan instalasi di semua tower yang tersedia.
“Kami pastikan pada akhir tahun 2010 PLTU Ropa akan beroperasi di wilayah Kabupaten Sikka,” katanya.

Robert Rumapea yang didampingi Asisten Manajer Administrasi Made Mahesa, mengatakan Kabupaten Sikka merupakan kabupaten yang paling siap menerima aliran listrik dari PLTU Ropa, karena sejak awal persiapan hingga saat ini belum ada masalah. Para pemilik lahan yang akan digunakan untuk pemasangan tower dengan sangat baik menyerahkan tanahnya untuk kepentingan pemasangan tower.
“Soal pembebasan lahan tidak ada masalah, semua ganti rugi sudah selesai. Para pemilik tanah dengan sangat etiket baik menyerahkan tanahnya untuk kepentingan pemasangan tower,” ujarnya.

Saat pembebasan lahan, kata Robert, PT. PLN Flores Bagian Timur juga dibantu Tim 9 yang dibentuk Pemerintah Kabupaten Sikka, sehingga semua urusan berhubungan dengan pembebasan lahan dapat terselesaikan secara baik.
“Kami dibantu Tim 9 yang dibentuk Pemkab Sikka,” katanya.

Robert menjelaskan saat ini telah dipasang sebanyak 87 tower dengan jarak masing-masing tower 100 meter persegi. Kini tower-tower tersebut telah berdiri dari Kota Baru (Kabupaten Ende), hingga Kecamatan Magepanda dan Kecamatan Alok Barat di wilayah Kabupaten Sikka.
Sedangkan gardu induk telah disediakan lahan seluas 1,5 hektar dan rencananya akan berlokasi di 2 wilayah, yakni 1 di Kabupaten Ende dan 1 di wilayah Kabupaten Sikka.

Pada tahap pertama nanti, lanjutnya, PLN akan memasang daya sebesar 7 Megawatt. Tapi dalam pelaksanaannya, PLN akan sangat selektif mengalirkan aliran listrik tersebut. “PLN akan selektif berdasarkan besarnya kebutuhan akan pemakaian listrik sehingga semua kebutuhan akan listrik di wilayah Kabupaten Sikka dapat terpenuhi,” katanya. (Wentho Eliando)

www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Fenomena Listrik “Mate Moret” Di Sikka | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---