Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Tuesday 13 January 2015

Jelajah Kloangpopot

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Menikmati Murun Di Tengah Hutan
Mantap! Jelajah alam yang dilakoni inimaumere.com hari ini merambah hutan alamiah di Dusun Dala Elat, Kecamatan Doreng. Fenomenal karena ekspedisi yang memakan waktu 4 jam pulang pergi ini ditemani bayi ajaib. Jefa Reyner yang belum genap setahun pemirsa. Maka eksepdisi terasa istimewa. Selain bertemu air terjun, kami juga sempat melihat peninggalan batu meteor di dusun tersebur. Maka inilah kisah selanjutnya menelusuri belantara Kabupaten Sikka, NTT. Tanah yang memiliki pesona alam nan indah indah namun belum dikelolah secara maksimal! Yuuukk!!

Hari Minggu (11/01/2015). Siang itu hujan membasahi sebagian wilayah Kota Maumere. Angin kencang kali ini pergi entah kemana. Intinya cuaca hari ini cukup bagus.

Jarum jam telah melewati pukul 12.00 wita. Kami mulai bergerak meninggalkan Kota Maumere. Tujuan kami tentunya menuju ke arah timur dari Kabupaten Sikka. Tepatnya di atas pegunungan sejuk Desa Kloangpopot.

Rombongan kami berjumlah 12 orang. Ramai kan? Bayangkan sendiri bagaimana nanti kisah kami saat disana. Lucky Reyner, Manager Radio Sonia FM kali ini tidak sendiri. Si Gimbal ini mengajak pula keluarga kecilnya plus dua ponakan yang berjiwa petualang, Rahel dan Mitchel.
Jefa Reyner, si bayi bolang tak ketinggalan. Selain itu hadir pula beberapa kru Sonia FM, Rere, Pinkan, Rhiny, Mr. Zemut. Ada juga rekan Jun Juje si penikmat alam serta Baim si fotografer dan tentu saja saya sendiri.

Desa Kloangpopot berada di atas ketinggian. Hawanya sangat sejuk. Untuk mencapai desa ini dari Kota Maumere kita melaju kearah timur. Kira-kira 7 Km, tepatnya di Geliting, ibukota Kecamatan Kewapante kita akan bertemu pertigaan. Ambil saja belokan ke kanan, searah menuju Gereja Renya Rosari. Dari pertigaan inilah akses masuk menuju kearah pegunungan. Wilayah Kloangpopot masuk dalam administrasi pemerintahan Kecamatan Doreng.

Mencapai Kloangpopot tak perlu kuatir. Aspal jalan terbilang lumayan meski ada beberapa ruas yang compang camping. Banyak kelokan kanan kiri nan sempit. Tentu saja kita mesti sangat hati-hati.

Kira-kira 40 menit kami akhirnya tiba di Desa Kloangpopot. Kabut tipis mengintip dari atas pegunungan. Dingin. Beberapa anak sungai membelah jalan. Airnya segar. Rasanya ingin berlama-lama namun kami mesti sampai Dala Elat. Keluarga Lucky sudah menunggu.

Okey men, Singkat cerita kami akirnya tiba di Kloangpopot, tepatnya di rumah Tanta Nona. Kami disambut ramah. Kira-kira 20 menit beristirahat, kami mulai beranjak pelan. Melewati gereja dan jalan rabat. Kira-kira 2 Km treking santai ini kami lakoni. Dusun yang segar. Orang-orang kampung yang selalu memberi senyum ramah. Saya jadi teringat . Setiap jejak petualang yang saya lakoni di pedalaman kabupaten ini selalu dihadiahi keramahan. Anda yang menjejaki Flores, terutama ke pedalaman janganlah risau. Ketulusan yang diberikan masyarakat setempat telah menjadi indentitas Flores sejak dahulu. Welcome!

Perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya membawa kami di depan akses masuk. Dibatasi pagar dan kebun durian serta salak, perjalanan dilanjutkan dengan topografi yang tak ramah. Kloangpopot memang terkenal dengan kedua buah-buahan ini.

Perlahan kami menorehkan jejak disini. Air terjun Murun menunggu kami mereguk eksotismenya. Hutan lebat dan jalan terjal menurun bukanlah tantangan berarti. Kali kesekian, olahraga alam ini membangkitkan kecintaan pada alam Flores. Ditengah kemiskinan dan bau korupsi dimana-mana, kabupaten ini memiliki sejumlah potensi alam yang menunggu disentuh. Ladang 'emas' yang menjanjikan kebangkitan ekonomi masyarakat setempat! Itu pun kalau dikelola secara benar!

Jefa si bayi petualang telah melesat duluan dalam dekapan papanya, Lucky. Sedangkan yang lainnya masih berkutat pelan. Maklum jalan tanah yang lembab cukup licin. Great! Mereka cukup antusias menikmati eksotisme akses masuk menuju air terjun. Jaraknya hampir 500 meter dengan akses jalan menurun tajam. Hati-hati!

Maka gemuruh Murun menyambut kami. Aliran sungai yang berasal dari limpahan Murun telah mencubit telapak kami. Dingin dan segar. Seperti dalam kulkas.

Para petualang melaju melawan aliran sungai. Rahel (8 tahun) dan Mitchel (5 tahun) berupaya keras menaklukan alam Flores yang baru dikenalnya. Kedua bocah ini berasal dari Bandung dan kini menetap di Maumere. Mantap! Ketika saya mencoba bertanya pada Rahel, setelah Kloanpopot mau kemana lagi? Dengan cepat bocah ini menjawab, Gunung Egon! Hahaha..okeyy okeyy!!

Setelah berkutat dengan lelahnya, maka perjalanan ini berakhir. Air Terjun Murun yang berada di tengah hutan menyambut kami. Hempasan air pada batu-batu cadas memercik dingin. Rasanya segar mengobati lelah. Yang lain mulai menyatu bersama derasnya. Mandi ditengah hutan itu sesuatu!

Pelangi Kecil
Ditengah kemeriahan sebersit pelangi kecil nampak menyemburat indah. Hadiah spesial ini membuat teman-teman petualang berebutan memotret. Lengkungan yang indah seakan memayungi setengah air terjun. Pemandangan yang menghapus lelah dan semua merasa sangat enjoy. Hadiah yang tidak pernah disangka-sangka!

Bahkan ketika ada yang membasuh tubuh dibawah derasnya, pelangi ini tetap setia memayungi.
Keceriaan di tengah gemuruh Murun berlangsung cukup lama. Bekal yang dibawa kemudian disantap beramai-ramai. Yang tidak lapar menjadi lapar, yang lapar makin lahap. Si Bayi Jefa lagi lagi menunjukan bakat petualangannya. Tidak sedikitpun bayi ini rewel meski dicubit dinginnya percikan air dan perjalanan di tengah hutan. Minggu lalu bayi mungil ini baru saja menjelajah kawasan hutan Egon, tepatnya menuju Air Panas Blidit.

Tanta Nona yang mengawal perjalanan kami, penduduk Dala Elat bilang, Air Terjun Murun tersebut baru saja dikenal dan dibuka luas untuk didatangi. Menurutnya, kami adalah orang-orang ketiga yang mendatangi air terjun ini. Banyak yang belum mengetahui keberadaan air terjun yang berada dalam tanah milik mereka. Dan kami? Merasa beruntung!

Maka setelah puas bercanda dan menikmati segarnya alam Kloapopot, kami berpamitan padanya. Pulang. Kali ini kami mencoba rute baru. Yakni menelusuri kali kering. Lebih bagus bro. Karena jika melewati akses pertama maka dipastikan tenaga akan terkuras. Karena akan mendaki dengan beberapa kelokannya. Sedangkan jalur kedua ini lebih santai. Datar-datar saja. Namun pintu keluarnya cukup jauh dari akses masuk pertama. Sehingga Lucky perlu menjemput kami menggunakan oto hardtopnya.

Matahari mulai pulang. Dan saat itu magrib sudah tiba. Udara Kloangpopot mengabari kami agar segera beranjak karena hari mulai malam. Setelah berpamitan pada Tanta Nona, suami dan anak-anaknya yang baik hati, kami akhirnya meningglkan desa ini. Sebuah petualang yang seru berakhir. Keren.(ossrebong)


 
Komunitas Kaki Gatal Maumere

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Jelajah Kloangpopot | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---