Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Curah hujan tinggi selama hampir enam bulan belakang menimbulkan tanah longsor sepanjang 100 meter. Kondisi ini mengancam keselamatan warga Desa Nitakloang dan Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka. Bahkan tanah longsor bisa terjadi setiap waktu terlebih ketika hujan lebat. Di lokasi sekitar 10 Km arah barat Kota Maumere longsoran ini cukup mengerikan.Kedalaman longsoran mencapai 2o meter dan lebar sekitar belasan meter. Longsoran itu menjangkau lokasi sekitar 100 meter dibibir ir kiri dan kanan jurang.Warga tak berani mendekati lokasi longsoran itu karena sewaktu-waktu tanah akan runtuh ke kalimati yang sangat terjal.Mereka telah membangun pagar yang rapat sepanjang empat meter dari pinngir jurang, mengingatkan mereka tak ke lokasi seberangnya.
Dua unit rumah warga paling riskan berdiri dipinggir jurang. Rumah itu milik Jupin, warga Desa Nitakloang dan satu rumah milik Dominikus Minggu, warga Desa Nita.
Dua unit rumah warga paling riskan berdiri dipinggir jurang. Rumah itu milik Jupin, warga Desa Nitakloang dan satu rumah milik Dominikus Minggu, warga Desa Nita.
Bberepa rumpun bambu dipinngir jurang, pohon kelapa dan kakao sudah tumbang kedalam jurang dan sebagiannya akan tumbuh jika sewaktu-waktu longsor.
Tanah longsor ini bukan hanya mengancam rumah penduduk sekitar lokasi, juga dalam jangka panjang bisa memutuskan ruas ajalan kabupaten dari Nita ke Riit. Pemukiman warga disebelah utara jalan akan diteror tanah longsor jika tak segera ditangani pemerintah daerah.
Kepala Badan Penagggulang Bencana Daerah (BPBD) Sikka, Heriando Ziku, ST, telah memantau tanah longsor pekan lalu. Dia mengaku kondisinya mengerikan dan mengancan pemukiman warga. Luas tanah longsor telah diukur sepanjang 100 meter, kedalaman 19 meter dan lebar 16 meter. "Ngeri, kita tak bisa berdiri dipinggir, tanah bisa runtuh. Lokasinya sangat terjal," ujar Hery di Maumere, Jumat (8/4/2011).
Penanganan segera dalam masa tanggap darurat, ujar Hery, dengan penguatan tebing dan dasar kali pada kelompok ancaman yakni rumah penduduk sekitar 100 meter, lebar 16 meter dan kedalaman 19 meter mengancam sembilan kepala keluarga dan 28 jiwa warga, selain komoditi kelapa dan bambu.
Penanganan jangka pendek ini untuk mengurangi resiko. Kenapa mesti dilakukan tanggap darurat? "Pemicu meningkatnya debit air akibat curah hujan masih tinggi. Bila tidak dilakukan penanganan segera, longsor inimengancam ruas jalan kabupaten Nita-Riit," tandas Hery.
Badan Penanggulang Bencana Daerah, katanya, sudah melakukan evaluasi melibatkan dinas terkait dan rapat persiapan penanggulangan selanjutnya di masa tanggap darurat.
Tanah longsor ini, ujar Hery, juga telah dilaporkan tertulis kepada Bupati Sikka Sosimus Mitang, sekaligus permohonan dukungan dana penanganan kontruksi tebing dan dasar kali. Anggaran yang dibutuhkan sebesar RP. 960.234.000.
"Saya masih tunggu persetujuan bupati, masyarakat kita minta bersabar," kata Hery.(Flores Star, Senin 4 April/'11)
www.inimaumere.com