Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Sunday 19 February 2012

Potensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Flores Tinggi

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Dengan kekayaan alam berbasis bahari, potensi danau, sungai, maupun budaya, wilayah Flores patut diperhitungkan dalam pengembangan destinasi wisata. Oleh sebab itu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mendukung pengembangan daerah tersebut sebagai salah satu destinasi yang memiliki potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang tinggi. Demikian disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu ketika berkunjung ke Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam kaitan dengan Pekan Pesona Flores bertema Maumere in Love (18/2). “Kementerian akan memfasilitasi pengembangan destinasi bekerjasama dengan SECO melalui Swisscontact untuk pengembangan konsep Destination Management Organization (DMO). Selain itu, pendukungan pembangunan pariwisata diberikan dalam rangka penataan amenitas pariwisata, PNPM Desa Wisata dan Sertifikasi Tenaga Kerja Pariwisata. Kementerian juga akan melakukan evaluasi bagaimana membantu pengembangan industri kreatif seperti yang dipamerkan dalam Pekan Pesona Flores,” jelas Mari Pangestu.


Ia menekankan keberhasilan pembangunan pariwisata sangat didukung oleh manajemen destinasi pariwisata secara profesional, terpadu dan berkelanjutan. Di setiap destinasi dibutuhkan dukungan sistem jasa dan layanan yang handal dan diperkuat oleh strategi pemasaran yang efektif, terfokus dan terpadu.

“Pulau Flores memiliki posisi yang lebih strategis dalam konteks perkembangan pariwisata di NTT, maka pengembangannya sebagai destinasi yang berdaya saing tinggi di sebelah timur Pulau Bali sangatlah memiliki arti strategis,” urai Mari Pangestu.

Namun demikian ia mengakui sarana dan prasarana pariwisata, utamanya aksesibilitas di wilayah ini masih belum memadai dan perbaikannya perlu menjadi prioritas pemerintah. Selain perbaikan tersebut, Mari Pangestu juga berharap stakeholders pariwisata bekerjasama untuk membuat perencanaan pengembangan pariwisata yang terpadu.
“Kementerian akan membentuk 8 Tourism Management Organization (TMO) di tiap Kabupaten Flores. TMO terdiri dari perwakilan asosiasi dan usaha pariwisata, masyarakat dan lembaga pendampingan. Kedelapan TMO akan berkoordinasi untuk mempromosikan Flores ke luar,” tegasnya

Untuk tahun 2012, Kemenparekraf sudah merencanakan PNPM Desa Wisata di 46 desa di wilayah NTT, termasuk 2 desa di Kabupaten Sikka.

Berdasarkan data, dalam kurun waktu 2005-2010 wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Flores berjumlah 150.226 orang. Ditinjau dari distribusi geografi wisman adalah: Belanda 16,30%, Jerman 15,79, Amerika 13,31%, Inggris 12,85%, Perancis 12,61% Australia 11,06% Jepang 4,19%, Kanada 3,40%, Asia, 3,3%, Rusia 2,95%, Italia 2,91%, Swiss 1,67%, Spanyol 1,08% dan negara lainnya masing-masing dibawah 1%.

Dilihat dari rata-rata usia pengunjung untuk wisman sekitar 37,79 tahun dan perbandingan untuk gendernya, 59% laki-laki dan 41% perempuan. Untuk lama tinggal di Flores hingga saat ini telah mencapai 5,96 hari dan kebanyakan wisatawan yang masuk ke Flores secara Free Individual Traveller (FIT). Sebanyak 67% pengaturan perjalanan dilakukan secara mandiri (self organized).

Preferensi wisatawan terutama di Flores adalah melihat komodo, diikuti dengan wisata bahari seperti menyelam dan snorkeling, kemudian masyarakat dan budaya, dan selanjutnya tur lintas Flores dan trekking.

Sementara itu dalam kesempatan dialog dengan masyarakat di Sikka, Mari Pangestu mengemukakan pentingnya meningkatkan sadar wisata terutama terkait kebersihan dan budaya melayani serta mengembangkan industri kreatif dengan basis kekayaan warisan budaya seperti tenun ikat dan yang berbasis tradisi dan sumber daya alam seperti kerajinan bambu dan gerabah.

Pesona Flores dengan pulau-pulau kecil dan kekayaan flora fauna yang masih alami menjadikannya sebagai peraih predikat The Most Unique Destination di ajang Indonesia Tourism Award pada tahun 2010. Sebelumnya, pada tahun 2005 TIME mengakuinya sebagai Destinasi Eksotis Terbaik. Kemudian tahun 2008 Luxury Travel Magazine menganugerahinya sebagai Pulau Wisata Asia Terbaik, dan oleh CEI Asia Magazine (2009) Flores diberi julukan Pulau Tujuan Wisata Terbaik di Asia Pasifik.

Di dalam Peraturan Presiden (PP) No 50/2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025, Kabupaten Manggarai Barat ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Nasional (DPN). Bahkan untuk dua objek utama di Pulau Flores, yakni wilayah Komodo–Ruteng dan sekitarnya sudah diberikan sebutan Komodo, The Real Wonder of the World, dan untuk wilayah Kelimutu-Maumere dan sekitarnya dengan sebutan Amazing 3 (three) Colour Lake.

Popularitas Pulau Komodo sebagian ikon bagi utama bagi Flores sebagai destinasi pariwisata semakin signifikan berkat tren kunjungan wisatawan yang cenderung meningkat, setidaknya dalam 5 tahun terakhir. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Swisscontact, pada tahun 2010, wisman mendominasi kunjungan ke Taman Nasional Komodo, yakni sebesar 92,79%(budpar.go.id).

www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Potensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Flores Tinggi | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---