Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Melanjutkan aksi-aksi sebelumnya, hari Minggu (7/7/2013), sekelompok anak muda Maumere yang tergabung dalam komunitas "Sikka Bergerak" kembali turun ke lapangan. Bantuan dalam bentuk uang yang telah dijadikan barang kemudian diangkut menggunakan dua oto pick up. Bantuan tersebut didrop ketengah pengungsian yang berjumlah 43 KK (kepala keluarga). Mereka adalah warga korban letusan Gung Rokatenda di Pulau Palue. Para pengungsi ini menetap pada lahan yang diberikan Mosalaki (kepala suku) di Ae Wora, Kabupaten Ende. Aksi dikoordinir Willy Otak Mofers dibantu Hiler Ratu, Mark Jago'z dan sahabat-sahabat lainnya. Aksi Sikka Bergerak telah berlangsung beberapa bulan, meski minim dalam dukungan namun terus bergerak.
Minggu 7 Juli 2013 pukul 10.00 Wita, dimulai dari Studio Radio Sonia FM di Jalan Wairklau, Sikka Bergerak bersiap menuju Ropa. Wialayah ini meruapakan salah satu tempat pengungsian di wilayah Kabupaten Ende. Menurut Willy, sejumlah rekan tidak bergabung karena berhalangan. Pukul 12.00 wita menggunakan 2 mobil pickup dengan barang bantuan yang telah siap komunitas kemanusiaan ini bergerak menuju ke lokasi.
Willy, Koordinator Gerakan Sikka Bergerak mengatakan, perjalanan ke lokasi penerima bantuan memakan waktu kurang lebih satu setengah jam. Melintasi beberapa jalan berliku dan berlubang akibat kikisan ombak pantai sebelum tiba dilokasi.
"Kami parkirkan di salah satu rumah warga pengungsi dan barang-barang sumbangan disiapkan untuk di bagikan," kata pemuda yang selalu ramah ini.
Ia menambahkan, sumbangan yang selama ini di salurkan dari wilayah Maumere maupun Ende kebanyakan yang diketahui yaitu pengungsian di Ropa, sehingga para pengungsi di wilayah Aewora sering di lewatkan.
Padahal kebanyakan pengungsi di camp pengungsian Jitabewa, Aewora mengalami kekurangan air. Air yang biasanya mereka peroleh dengan mengangkut menggunakan jerigen dan ember harus menempuh jarak yang berkilo-kilo .
Air sebagai kebutuhan sehari - hari mereka juga biasanya 4 hari sudah habis dan mereka setiap 4 hari harus berjuang mengengkut air sebagai kebutuhan sehari-hari mereka, jelas Willy.
Para kepala keluarga dan pemuda yang berada di camp pengungsian umumnya mengisi aktifitas sehari-hari sebagai nelayan di wilayah sekitar pengungsian dan apabila masyarakat setempat membutuhkan jasa mereka untuk bekerja di ladang , maka mereka juga langsung mengambil bagian agar mendapatkan upah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kegiatan pembagian sumbangan di awali dengan membagikan sabun mandi dan deterjen bubuk, dimana tiap-tiap Kepala Keluarga (KK) memperoleh 6 bungkus sabun mandi dan 16 sachet deterjen bubuk. Di lanjutkan lagi dengan pembagian minuman kemasan dan pakaian dan perlengkapan penerangan berupa kabel, lampu, viting dan steker bagi KK yang membutuhkan persediaan penerangan.
"Kegiatan di tutup dengan pembagian alat penerangan dan kami juga bersiap untuk berpamitan dengan warga, kata Wily.
"Motivasi kami untuk terus berjuang bagi nasib mereka..dan rasa amarah dan sejuta pertanyaan , kenapa saudara-saudara kami ini belum mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah????
Apakah mereka harus mengemis dan memohon?
Apakah mereka harus bersembah sujud kepada sesama kita manusia?," tanya Willy kemudian.
Kegiatan pengumpulan sumbangan telah berlangsung beberapa bulan,dari ngamen di lampu merah hingga ngamen bersama sejumlah musisi lokal Maumere di Lapangan Katedral St. Yoseph dan pemutaran film dokumenter Palu'e "Kampung Diatas Api" di Paroki Sanctissima Bloro dan Paroki St. Petrus Kloangpopot. Sumbangan berasal dari kasih tulus sejumlah warga Kabupaten Sikka yang peduli.
Setelah disurvey kebutuhan, akhirnya sumbangan dalam bentuk uang dijadikan barang-barang. Sesuai yang dibutuhkan bantuan tersebut langsung didrop ke sasaran, bercampur dengan sumbangan barang dari masing-masing paroki, yakni Paroki Sanctissima Bloro dan St. Petrus Kloangpopot.
Kegiatan "Sikka Bergerak" dalam pengumpulan dana sumbangan di lapangan didukung penuh oleh inimaumere.com, Sonia FM, Choin Entertainment, sejumlah musisi Maumere, Kominfo Sikka, Punk Sikka, Soniers dan para sahabat lainnya yang dgn sukarela telah mengorbankan tenaga, keringat dan waktu utk membantu pencarian dana.
"Sikka Bergerak" hingga tulisan ini dimuat masih menerima segala macam bentuk bantuan untuk disalurkan ke pengunsian. Bisa hubungi Oss di inimaumere.com (082 135 024 996)
- 1. Air minum Kemasan 45 DOS
- 2. Sabun mandi (GIV) : 6 Bungkus / KK (dari 43 KK yang ada di desa Aewora).
- 3. Deterjen Bubuk : 16 Sachet / KK
- 4. Pakaiyan layak Pakai : 28 DOs
- 5. Buku Tulis (EB 26 ) : 13 Lembar / Anak ( dari 35 Anak Sekolah)
- 6. Pulpen : 4 Buah / anak
- 7. Bola Lampu Hemat Energi,Viting dan Steker : 49 buah
- 8. Kabel : 3 Rol = 90 Meter
www.inimaumere.com