Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Flores,12 Desember 1992. Cuaca di kota Maumere dan Kabupaten Sikka pada umumnya terasa sangat panas dan menyengat tidak seperti hari-hari biasanya. Warga kota lebih memilih berada di luar rumah mencari udara yang sejuk dengan bersantai-santai dibawah pepohonan rindang. Beberapa warga malah mencoba mengguyur tubuh mereka dengan air dikamar mandi untuk menghilangkan rasa panas karena cuaca yang tak bersahabat itu. Waktu terus berjalan mendekati pukul setengah dua siang WITA. Anak-anak sekolah telah berada di rumah masing-masing. Para nelayan tetap seperti biasanya sibuk mencari ikan di laut yang menghidupi mereka. Namun tiba-tiba tanpa peringatan terlebih dahulu guncangan hebat terasa melanda bumi yang dipijak. Bumi seakan-akan dipermainkan oleh tangan-tangan raksasa. Gemuruh bunyi seperti bunyi gedung-gedung yang sedang diruntuhkan terdengar menakutkan telinga. Semua berlari tak tentu arah, berhamburan dengan rasa takut yang luar biasa.”Gempa..gempa..gempa..” teriak mereka.
Ibu-ibu sibuk mencari anak-anak mereka, anak – anak kecil menangisi diri mereka karena tak tahu harus berbuat apa. Para lelaki dewasa kesana kemari mencari dan menyelamatkan semua keluarganya. Semua Panik!! Kota kecil nan tenang dilanda malapetaka hebat, menghancurkan semua yang telah dibangun, menghancurkan kehidupan dan semua cita-cita, melenyapkan semua harapan warga kabupaten yang sedang ditata.
Tiba-tiba dari arah pantai berhamburan warga masyarakat yang tinggal dikawasan itu sambil berteriak,”Air laut naik..air laut naik..air laut naik...”
Mereka terus menjauhi laut yang selama ini menghidupi mereka dengan suara yang tak henti-hentinya berteriak ketakutan. Warga kota semakin panik. Gelombang air laut terus mendekati jalan raya dikawasan bagian utara kota yang berdekatan dengan pantai. Tsunami (populer setelah gempa Aceh nan dahsyat) tak ketinggalan ikut serta ambil bagian dalam peristiwa itu. Beberapa tubuh terlihat jatuh terkulai bersama reruntuhan gedung yang menimpa mereka.
Pelabuhan Sadang Bui (pelabuhan kapal laut di kota Maumere) yang selama itu aktif dengan jadwal bongkar muat barang yang mulai padat hancur disepak sang jendral yang bernama Tsunami.
Sebuah kapal besi dikawasan perairan pelabuhan yang selama bertahun-tahun hanya menjadi hiasan laut dan menjadi tempat bermain bocah-bocah kecil karena telah karam, dilempar buang oleh si tsunami langsung mengangkangi jalan raya pelabuhan.
Beberapa kapal kecil terlihat pasrah menerima keadaan antara laut dan darat dan membingkai peristiwa itu menjadi sebuah kenangan pahit yang sulit untuk dilupakan. Banyak warga yang berada di pelabuhan hilang ditelan laut.
Tsunami terus bergerak, menghancurkan semua yang berada didepannya. Pulau Babi, sebuah pulau kecil yang berada didepan Maumere hancur lebur diterjang gelombang. Banyak media memberitakan ratusan penghuni pulau itu tewas disapuh tsunami. Pulau kecil nan elok menghiasi lembaran peristiwa pahit dan tragis, menjadi saksi bisu betapa angkuhnya alam jika kita mulai mencampakan kebesaranNya.
PT.Bali Raya,sebuah perusahaan pendinginan ikan satu-satunya di kawasan pulau Flores sat itu hancur di terjang gelombang tsunami. Gelombang air laut tersebut naik dan dengan sombongnya merembes melewati gedung Bali Raya menuju rumah warga sekitarnya dan jalan raya dikawasan pertokoan.
Tak sampai disitu, kampung nelayan tradisional Wuring dan wilayah sekitarnya yang berada tak jauh dari kota Maumere tak luput dari amukan ‘air laut naik’ (baca;tsunami). Sebagian warga Wuring yang mendirikan rumah mereka diatas laut cuma bisa pasrahkan diri ketika amukan gelombang maut datang menyapa mereka.Semuanya hancur. Yang pasti, semua kawasan pesisir pantai bagian utara kabupaten Sikka dan Flores pada umumnya hancur lebur dihantam sang tsunami.
Ditengah kota terlihat kepanikan luar biasa. Gedung-gedung pertokoan, perkantoran dan rumah warga banyak yang hancur. Banyak pula warga yang tewas. Pasar Baru Maumere yang berada ditengah kota dalam kawasan pertokoan pun cuma bisa tertunduk lesu ketika guncangan gempa yang menakutkan mulai menggerogoti bagunannya.
Semuanya berlari membawa keluarganya. Ada yang berusaha mengungsi keperbukitan atau ke kampung-kampung yang jauh dari kota dengan maksud menghindari gelombang tsunami. Sekolah-sekolah, gedung-gedung perkantoran, sarana-sarana umum dan sebagain besar rumah warga banyak yang rusak parah (hancur). Terlihat ibu-ibu dan keluarganya meneteskan air mata mereka dengan sikecil yang terdiam penuh ketakutan dalam dekapan sang ibu. Semua menangisi harapan-harapan mereka yang amblas dirampas dengan paksa dari hidup mereka oleh si penghancur bernama gempa tsunami.
Kawasan lapangan umum Kota Baru Maumere dan Gelora Samador da Cunha akhirnya menjadi salah satu alternatif tempat pengungsian sementara sebagain warga kota untuk menghindari amukan berikutnya. Namun ada juga sebagian masyarakat yang tetap bertahan dirumah-rumah mereka dengan mendirikan tenda-tenda darurat disekitar rumahnya untuk menghindari gempa susulan.
Dihalaman Rumah Sakit TC Hillers Maumere terlihat seorang ibu yang melahirkan bayi mungil nan lucu disela kepanikan warga dan guncangan gempa. Ibu tersebut ditolong oleh para perawat wanita yang siaga merawati pasien yang memenuhi halaman rumah sakit.
Malam hari lebih mencekam.Listrik padam. Trauma masih ada. Guncangan gempa susulan meski tak sebesar guncangan pertama sering membuat warga panik apalagi isu mengenai air laut naik masih sering terdengar dan membuat warga tak cukup nyenyak menutup mata mereka sekedar beristirahat sejenak. Semua tetap waspada.Hujan gerimis pun ikut prihatin dengan memperlihatkan kesedihannya menetesi bumi Flores yang sedang berduka dengan tetes-tetes airnya yang semakin membuat warga menderita. Gelap karena lisrtrik padam,hujan pun turun.Lengkap sudah semuanya.
Disela kepedihan dan menderitanya warga,ada pula kisah-kisah ajaib beberapa warga yang selamat dari reruntuhan gedung maupun gelombang tsunami. Semuanya merupakan kisah nyata dari bagian peristiwa memilukan yang pernah terjadi di bumi Nusa Bunga, Flores tercinta.
Pemerintah pusat langsung menyatakan bencana gempa tsunami Flores sebagai bencana nasional. Uluran bantuan pemerintah pusat dan warga Indonesia pada umumnya serta bantuan dari luar negeri banyak membantu warga Flores untuk bertahan hidup ditengah derita mereka. Selain Kabupaten Sikka yang paling banyak memakan korban manusia dan parah dalam sapuhan tsunami dan gempanya, beberapa kabupaten lain di Flores seperti Ende, Flores Timur, Ngada juga menderita dalam malapetaka yang sering disebut dengan sebutan Gempa Flores ’92.
Gempa Flores berkekuatan 6.8 skala Richter (SR). Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 36 meter yang menghancurkan rumah di pesisir pantai Flores, membunuh setidaknya 2.100 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan lebih dari 5.000 orang mengungsi.
Gempa ini sedikitnya menghancurkan 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah, dan lebih dari 65 tempat lainnya. Kabupaten yang terkena gempa ini ialah Kabupaten Sikka, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Flores Timur.Kota yang paling parah ialah Maumere. Lebih dari 1.000 bangunan hancur dan rusak berat.
Hati kita sedih saaat terjadi gempa Flores 1992 yang merenggut lebih dari 2000 orang meninggal. Mereka meningal bukan akibat gempa itu sendiri tapi akibat reruntuhan kontruksi rumah yang menimpa, dikombinasi energi tsunami yang menghancurkan. Gempa Flores pernah menjadi ikon bencana besar Indonesia, namun perlahan-lahan terlupakan.
Pemerintahan Bupati Alexander Idong saat itu harus bekerja ekstra keras untuk memulihkan kehidupan masyarakatnya yang lumpuh total. Trauma dan kenangan buruk menjadi tantangan bagi pemerintahan Alex Idong. Dengan segenap kemampuannya dan didukung oleh rakyatnya, perlahan-lahan Kabupaten Sikka bangkit kembali dan menjadi kabupaten yang kemudian berdiri tegar menata kembali semua sudut kehidupannya, sejajar kembali dengan kabupaten-kabupaten lain di NTT dan Maumere kini menjadi kota nomor satu di bumi Flores.
Sumber; para saksi yang mengalami peristiwa tersebut..
Donlod..:
Mof Tetap Manis.mp3
Foto-foto by Ricky Mane Parera :
Pelabuhan Sadang Bui
Toko Kalimas
Kawasan Pertokoan
Pasar Baru
Rumah Warga
Gudang Kopra
Pengungsian di lapangan Kota Baru
Sadang Bui Maumere
www.inimaumere.com/Oss
Ibu-ibu sibuk mencari anak-anak mereka, anak – anak kecil menangisi diri mereka karena tak tahu harus berbuat apa. Para lelaki dewasa kesana kemari mencari dan menyelamatkan semua keluarganya. Semua Panik!! Kota kecil nan tenang dilanda malapetaka hebat, menghancurkan semua yang telah dibangun, menghancurkan kehidupan dan semua cita-cita, melenyapkan semua harapan warga kabupaten yang sedang ditata.
Tiba-tiba dari arah pantai berhamburan warga masyarakat yang tinggal dikawasan itu sambil berteriak,”Air laut naik..air laut naik..air laut naik...”
Mereka terus menjauhi laut yang selama ini menghidupi mereka dengan suara yang tak henti-hentinya berteriak ketakutan. Warga kota semakin panik. Gelombang air laut terus mendekati jalan raya dikawasan bagian utara kota yang berdekatan dengan pantai. Tsunami (populer setelah gempa Aceh nan dahsyat) tak ketinggalan ikut serta ambil bagian dalam peristiwa itu. Beberapa tubuh terlihat jatuh terkulai bersama reruntuhan gedung yang menimpa mereka.
Pelabuhan Sadang Bui (pelabuhan kapal laut di kota Maumere) yang selama itu aktif dengan jadwal bongkar muat barang yang mulai padat hancur disepak sang jendral yang bernama Tsunami.
Sebuah kapal besi dikawasan perairan pelabuhan yang selama bertahun-tahun hanya menjadi hiasan laut dan menjadi tempat bermain bocah-bocah kecil karena telah karam, dilempar buang oleh si tsunami langsung mengangkangi jalan raya pelabuhan.
Beberapa kapal kecil terlihat pasrah menerima keadaan antara laut dan darat dan membingkai peristiwa itu menjadi sebuah kenangan pahit yang sulit untuk dilupakan. Banyak warga yang berada di pelabuhan hilang ditelan laut.
Tsunami terus bergerak, menghancurkan semua yang berada didepannya. Pulau Babi, sebuah pulau kecil yang berada didepan Maumere hancur lebur diterjang gelombang. Banyak media memberitakan ratusan penghuni pulau itu tewas disapuh tsunami. Pulau kecil nan elok menghiasi lembaran peristiwa pahit dan tragis, menjadi saksi bisu betapa angkuhnya alam jika kita mulai mencampakan kebesaranNya.
PT.Bali Raya,sebuah perusahaan pendinginan ikan satu-satunya di kawasan pulau Flores sat itu hancur di terjang gelombang tsunami. Gelombang air laut tersebut naik dan dengan sombongnya merembes melewati gedung Bali Raya menuju rumah warga sekitarnya dan jalan raya dikawasan pertokoan.
Tak sampai disitu, kampung nelayan tradisional Wuring dan wilayah sekitarnya yang berada tak jauh dari kota Maumere tak luput dari amukan ‘air laut naik’ (baca;tsunami). Sebagian warga Wuring yang mendirikan rumah mereka diatas laut cuma bisa pasrahkan diri ketika amukan gelombang maut datang menyapa mereka.Semuanya hancur. Yang pasti, semua kawasan pesisir pantai bagian utara kabupaten Sikka dan Flores pada umumnya hancur lebur dihantam sang tsunami.
Ditengah kota terlihat kepanikan luar biasa. Gedung-gedung pertokoan, perkantoran dan rumah warga banyak yang hancur. Banyak pula warga yang tewas. Pasar Baru Maumere yang berada ditengah kota dalam kawasan pertokoan pun cuma bisa tertunduk lesu ketika guncangan gempa yang menakutkan mulai menggerogoti bagunannya.
Semuanya berlari membawa keluarganya. Ada yang berusaha mengungsi keperbukitan atau ke kampung-kampung yang jauh dari kota dengan maksud menghindari gelombang tsunami. Sekolah-sekolah, gedung-gedung perkantoran, sarana-sarana umum dan sebagain besar rumah warga banyak yang rusak parah (hancur). Terlihat ibu-ibu dan keluarganya meneteskan air mata mereka dengan sikecil yang terdiam penuh ketakutan dalam dekapan sang ibu. Semua menangisi harapan-harapan mereka yang amblas dirampas dengan paksa dari hidup mereka oleh si penghancur bernama gempa tsunami.
Kawasan lapangan umum Kota Baru Maumere dan Gelora Samador da Cunha akhirnya menjadi salah satu alternatif tempat pengungsian sementara sebagain warga kota untuk menghindari amukan berikutnya. Namun ada juga sebagian masyarakat yang tetap bertahan dirumah-rumah mereka dengan mendirikan tenda-tenda darurat disekitar rumahnya untuk menghindari gempa susulan.
Dihalaman Rumah Sakit TC Hillers Maumere terlihat seorang ibu yang melahirkan bayi mungil nan lucu disela kepanikan warga dan guncangan gempa. Ibu tersebut ditolong oleh para perawat wanita yang siaga merawati pasien yang memenuhi halaman rumah sakit.
Malam hari lebih mencekam.Listrik padam. Trauma masih ada. Guncangan gempa susulan meski tak sebesar guncangan pertama sering membuat warga panik apalagi isu mengenai air laut naik masih sering terdengar dan membuat warga tak cukup nyenyak menutup mata mereka sekedar beristirahat sejenak. Semua tetap waspada.Hujan gerimis pun ikut prihatin dengan memperlihatkan kesedihannya menetesi bumi Flores yang sedang berduka dengan tetes-tetes airnya yang semakin membuat warga menderita. Gelap karena lisrtrik padam,hujan pun turun.Lengkap sudah semuanya.
Disela kepedihan dan menderitanya warga,ada pula kisah-kisah ajaib beberapa warga yang selamat dari reruntuhan gedung maupun gelombang tsunami. Semuanya merupakan kisah nyata dari bagian peristiwa memilukan yang pernah terjadi di bumi Nusa Bunga, Flores tercinta.
Pemerintah pusat langsung menyatakan bencana gempa tsunami Flores sebagai bencana nasional. Uluran bantuan pemerintah pusat dan warga Indonesia pada umumnya serta bantuan dari luar negeri banyak membantu warga Flores untuk bertahan hidup ditengah derita mereka. Selain Kabupaten Sikka yang paling banyak memakan korban manusia dan parah dalam sapuhan tsunami dan gempanya, beberapa kabupaten lain di Flores seperti Ende, Flores Timur, Ngada juga menderita dalam malapetaka yang sering disebut dengan sebutan Gempa Flores ’92.
Gempa Flores berkekuatan 6.8 skala Richter (SR). Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 36 meter yang menghancurkan rumah di pesisir pantai Flores, membunuh setidaknya 2.100 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan lebih dari 5.000 orang mengungsi.
Gempa ini sedikitnya menghancurkan 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah, dan lebih dari 65 tempat lainnya. Kabupaten yang terkena gempa ini ialah Kabupaten Sikka, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Flores Timur.Kota yang paling parah ialah Maumere. Lebih dari 1.000 bangunan hancur dan rusak berat.
Hati kita sedih saaat terjadi gempa Flores 1992 yang merenggut lebih dari 2000 orang meninggal. Mereka meningal bukan akibat gempa itu sendiri tapi akibat reruntuhan kontruksi rumah yang menimpa, dikombinasi energi tsunami yang menghancurkan. Gempa Flores pernah menjadi ikon bencana besar Indonesia, namun perlahan-lahan terlupakan.
Pemerintahan Bupati Alexander Idong saat itu harus bekerja ekstra keras untuk memulihkan kehidupan masyarakatnya yang lumpuh total. Trauma dan kenangan buruk menjadi tantangan bagi pemerintahan Alex Idong. Dengan segenap kemampuannya dan didukung oleh rakyatnya, perlahan-lahan Kabupaten Sikka bangkit kembali dan menjadi kabupaten yang kemudian berdiri tegar menata kembali semua sudut kehidupannya, sejajar kembali dengan kabupaten-kabupaten lain di NTT dan Maumere kini menjadi kota nomor satu di bumi Flores.
Sumber; para saksi yang mengalami peristiwa tersebut..
Donlod..:
Mof Tetap Manis.mp3
Foto-foto by Ricky Mane Parera :
Pelabuhan Sadang Bui
Toko Kalimas
Kawasan Pertokoan
Pasar Baru
Rumah Warga
Gudang Kopra
Pengungsian di lapangan Kota Baru
Sadang Bui Maumere
www.inimaumere.com/Oss