Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Sejumlah penyair menyemaraki Taman Kota Maumere, Kamis (2/5/2013). Kehadiran mereka berkaitan dengan kegiatan baca-baca puisi. Acara yang digagas grup Kumpulan Terbuang Penyair Flores berlangsung dari sore hingga malam hari.
Kegiatan yang baru pertama kali diadakan di kota panas tersebut seakan merubah kota ini menjadi lebih menarik. Dengan panggung pentas seadanya, sederhana dan bebas berekspresi, ratusan puisi mengalir memenuhi inci demi inci sudut kota. Apa sebenarnya tujuan kegiatan ini? Itho Ladapase, penyair sekaligus salah satu pencetus kegiatan mengatakan baca-baca puisi tersebut sebagai sarana ekspresi seniman sekaligus kopi darat para penyair Flores. Menurutnya, selama ini para penyair hanya berinteraksi lewat jalur internet (online). Dari rembuk bersama lahirlah inisiatp berinteraksi dan saling berbagi ditengah hawa kota yang sejuk.
Selama ini, para penyair Flores bertemu secara online di grup puisi "Kumpulan terbuang Penyair Tanah Flores". Di grup ini, ratusan bahkan ribuan puisi telah diciptakan dan disebarkan. Lewat grup yang berdiri sejak awal 2011, para penyair yang bermukim di Maumere, puluhan penyair Flores di berbagai daerah saling berinteraksi. Sehingga baca-baca puisi kemarin adalah langkah awal untuk kegiatan kopi darat yang lebih luas, demikian Itho Ladapase.
Para penyair yang turun gunung kemarin antara lain, Itho Ladapase, Even Edomeko, Oss Rebong, Vicky da Gomez, Lucky Reyner, Yanto Kaliwon serta didukung para pembaca puisi dari "Komunitas Sikka Bergerak", serta kehadiran pembaca lainnya seperti Farid Ladapase, Marthen Rudy serta lainnya.
Meski cuma segelintir penonton yang menyaksikan dari jauh, pementasan puisi kemarin berhasil mewadahi keinginan para penyair. Menurut rencana, kegiatan yang sama akan dilakukan kembali dengan mengajak muris-murid dan mahasiswa Komunikasi Unipa bergabung. Bahkan pemenatasan di lingkungan sekolah atau ruang publik lainnya akan diupayakan.