Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Tuesday 14 June 2011

Transmigran Sikka Terlantar

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Dua puluh lima kepala keluarga (KK) atau sekitar ratusan jiwa warga Kabupaten Sikka dikirim Pemerintah Kabuaten (Pemkab) Sikka mengikut program transmigran. Selama enam bulan di sana, mereka hidup telantar di Kampung Baru, Desa Lengkong Nyadong, Kecamatan Ela Hilir, Kabupaten Malawi, Kalimantan Barat.
Pada Sabtu (11/6/2011) siang, sebanyak 15 KK atau 60 jiwa tiba kembali di Maumere, Sikka meninggal lokasi transmigrasi di Melawi.
Fasilitas pelayanan kesehatan, sekolah, kapela bahkan lebih fatal lahan pertanian seluas dua hektar yang dijanjikan pada saat sosialisasi tidak tersedia.
Penduduk asli Lengkong Nydong tak mau menyerahkan lahannya kepada transmigran, karena tidak ada pembicaraan sebelumnya pemerintah dengan pemilik lahan.

Para transmigran yang tak tentu nasibnya di sana, dipimpin kaum pria/ kepala keluarga bersama istri dan anak-anak nekat menggelar aksi damai tiga minggu dan bermalam di Kantor Bupati Malawi. Namun tuntutan lahan pertanian, fasilitas kesehatan dan sekolah tidak ada jawaban.

Mereka memutuskan kembali ke Sikka. Kedatangan 60 jiwa menumpang KM Dharma Kencana difasilitasi relawan Romo Gaby, dan Romo Agus serta staf Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Malawi. Kedua rohaniwan Katolik itu menemukan para transmigran ketika melakukan aksi damai di halaman Kantor Bupati Malawi.

Kepala Dinas Sosial dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sikka, Gregorius Rehi kepada wartawan di Pelabuhan Lorens Say Maumere Sabtu (11/6/2011) siang menyatakan, kepulangan transmigran atas kemauan sendiri.

Dia mengatakan, pra transmigran menandatangani surat pernyataan kembali ke Maumere. Surat itu diterimanya dari Pemkab Malawi diberikan Departemen Transmigrasi RI.

“Mereka pulang atas kemauan sendiri. Fasilitas di lokasi semuanya tersedia,” kata Rehi. Namun, penjelasan Rehi dibantah para transmigran. “Kami sudah enam bulan menderita di sana. Bapak tidak pernah merasakan. Kami seperti dibuang saja,” tandas kaum ibu.

Geradus Badar, dan Robertus Lotu, mengatakan, 10 KK yang masih bertahan di lokasi transmigran nasibnya buruk. Mereka malu pulang kampung karena belum memiliki apa-apa yang bisa dibawa pulang, sedangkan harta benda yang semula dimilikinya telah dijual.

“Mereka kuli di kebun-kebun kepala sawit. Sehari dibayar Rp 42.000, makanan dibawah dari rumah. Kami mau kerja kebun, status lahan tidak jelas,” keluh Geradus dibenarkan Robertus.

Meski program transmigrasi tahun 2010 menuai soal, Disnakertrans Sikka telah mendaftar 166 KK dari jatah 86 KK yang akan dikirim pada tahun 2011 ini. Pengiriman transmigran asal Sikka dilakukan sejak 2001 sampai kini mencapai 4.525 KK atau 19.171 jiwa. Mereka menempati lokasi transmigran di Propinsi Kaimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku dan Sulawesi Barat (Harian Flores Star/ius/kk).

Foto: Flores Star
www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Transmigran Sikka Terlantar | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---