Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Wednesday 22 February 2012

Dua Batu Melayang di "Maumere In Love"

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Hari Penutupan yang Tak Berkesan
Maumere In Love, tema dari Pekan Pesona Flores dengan tujuan mulia, ternoda dihari terakhir pegelaran, Selasa (21/2). Gara-garanya dua batu sekepalan tangan orang dewasa mampir di panggung. Entah siapa pelakunya, apa motifnya hingga kini tak diketahui pasti. Akibat insiden yang cukup mengejutkan tersebut, parade band yang berlangsung meriah dengan menghadirkan sejumlah band papan atas yang ada Kota Maumere tidak bisa dilanjutkan. MC panggung Anton, secara sepihak memberhentikan acara. Sejumlah enam band yang sedianya tampil akhirnya gigit jari. Band-band tersebut antara lain, Canabis Band, Sang Brader, Wiriwara, Jammof dan beberapa lainnya. Tak ayal nada kecewa selama lima hari pekan Pesona Flores dengan tema Maumere In Love yang berlangsung di Lapangan Katedral bertambah. Selain insiden lemparan batu, yang terlihat dan dirasakan antara lain tenda bocor, kurangnya informasi acara, tak adanya toilet, mahalnya penyewaan stan, tak terlihat adanya pihak keamanan saat insiden lemparan batu dan beberapa lainnya.


Usai diberhentikannya Parade Band, beberapa peserta yang gagal tampil menumpahkan kekesalan. Pada intinya mereka kecewa dengan panitia acara yang sepihak mengambil keputusan secara cepat tanpa kompromi. Bukan hanya kecewa, malah ada anak band yang mengaku hatinya hancur. Jelo, basis band Sang Brader menumpahkan rasa kecewanya. "Hati kami bukan hanya kecewa, tapi hancur..sangat sakit.." ucapnya usai acara. Dia mengaku kecewa karena usai lemparan, parade langsung diberhentikan dan tidak memberi kesempatan berkompromi dengan band-band lainnya. Ia juga menyayangkan tidak adanya pihak kepolisian selama parade berlangsung. "Kami sudah berlatih keras selama ini. Waktu tenaga dan biaya sudah kami korbankan, tapi endingnya sangat menyakitkan," ujarnya.

Jelo tak sendiri, beberapa awak band yang dibatalkan tampil karena insiden tersebut juga mengaku kecewa. Padahal untuk Parade Band di Maumere In Love mereka telah mempersiapkan diri berhari hari dengan berlatih keras.

Sebelum insiden pelemparan batu, pengunjung di suguhkan penampilan luwes para model remaja Maumere yang memeragakan desain tenun ikat nusantara. Peragaan busana yang diselipi parade band nyatanya sangat menghibur pengunjung. Arena cat walk dipenuhi penonton.

Insiden bermula saat Jet COaster tampil sekitar mendekati pukul 23.00 wita. Kelompok musik cadas death metal asal Mof tersebut menjadi peserta kesekian dari beberapa band yang telah tampil. Tampilan dengan musik garang di padu pakaian hitam-hitam rupanya tak berlangsung lama. Sebuah batu tiba-tiba nongol. Batu kedua malah hampir mengenai tubuh Mc Anton. Selanjutnya dengan nada serius, Anton yang selama ini dikenal humoris membatalkan parade. "Saya pu kepala nih sipit sedikit saja, kalo tida su pecah kena kalian pu batu..karena itu parade band ini dibatalkan" teriaknya dengan nada kesal.

Ah, kenapa ada batu? Padahal penonton musik di Maumere dari dulu dikenal tertib dan sopan. Tak pernah ada insiden pelemparan ke panggung dalam sejarah pertunjukan musik. Baru kali ini dalam catatan inimaumere, ada insiden memalukan. Entah, pihak panitia tak berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Yang jelas disekitar arena musik tak ada pihak keamanan.

Selain anak band, penonton dan pengunjung pameran pun tak bisa memendam rasa kecewa. Akhir kegiatan yang tidak elegan diterima warga Maumere. Hebatnya tak ada insiden lanjutan dari penonton atau anak band ke panitia. Semua menerima dengan lapang dada seperti jati diri orang Maumere sebenarnya, terutama peta dan komunitas musik. Penonton musik Maumere sejauh ini berkesan damai, kesan brutal sangat jauh dari jati diri mereka. Dengan kesan ramah, terbukti Maumere selalu menjadi pilihan penyanyi dan artis-artis ibukota.

Pekan Pesona Flores sudah selesai. Tema indah tentang cinta "Maumere In Love" spertinya hanya sesaat. Berlalu sudah hari-hari melelahkan dan berbagi tawa serta canda.


Prosesi penutupan Pekan Pesona Flores secara sederhana oleh Bapa Uskup Maumere, Mgr Kherubim Pareira, SVD. Tak ada kesan bahwa pekan pesona Flores diikuti 9 kabupaten seperti didengungkan sebelumnya. Di kursi pengunjung, tak terlihat utusan kabupaten lain. Tak terlihat pejabat resmi pemerintah, paling tidak pihak dinas pariwisata, tak ada kelompok pelaku wisata dari pihak swasta, tak ada pelaku perhotelan, wira usaha dan lain-lain. Sementara arena "Maumere In Love" dibanjiri pengunjung. Jalanan macet, tempat parkir kendaraan sesak.


Kuskupan Maumere dari info yang beredar, mengetahui dan menyetujui kegiatan ini dilangsungkan di Lapangan Keuskupan Maumere. Meski ldiselenggarakan oleh Keuskupan Maumere, panitia kegiatan ini diisi oleh komunitas Arek Lintang asal Surabaya dengan menggandeng para muda di Kota Maumere. Dengan dukungan sponsor utama BNI Cabang Maumere serta sponsor lainnya, acara ini berlangsung selama lima hari.

Kegiatan yang dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu memiliki semangat tapi sepertinya setengah hati diikuti kabupaten-kabupaten yang diundang. Nagakeo, Ende, Manggarai, Flores Timur hanya menjejakkan sementara kaki mereka di Maumere, setelah ibu Menteri pulang, maka pulanglah pula rombongan itu ke daerah asal mereka. Jadila Maumere In Love beraroma khas Maumere dengan sesekali dibumbui kekhasan kabupaten-kabupaten dari Pulau Sumba seperti Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Barat.


Maumere In Love, tema dari pekan Pesona Flores yang berlangsung lima hari sejak tanggal 17 Februari lalu meninggalkan sejumlah catatan. Termasuk rasa kecewa terhadap harga sewa stan Rp 2 juta keatas yang dinilai mahal. Padahal judulnya bagus, Expo Produk Unggulan Flores.
Sementara Pemkab Sikka tak nampak dalam kegiatan ini. Tak dijumpai stan dari Pemkab Sikka. Banyak yang mnyayangkan acara yang sebenarnya begitu penting namun terkesan loyo . Salah satunya lagi mengenai jadwal kegiatan yang berubah.

Ah, semoga suatu saat jika dilangsungkan lagi kegiatan besar seperti ini, sudah dipersiapkan matang, dan jangan sungkan melibatkan sejumlah anak muda Kota Maumere. Anak-anak muda yang telah memiliki pengelaman sesuai bidang dan porsi dalam berbagai kegiatan dan iven di Maumere.

Rangkaian kegiatan Pekan Pesona Flores telah berakhir. Usai sudah lomba mewarnai motif tenun, fstival ikan bakar, parade budaya, workshop bersama Ibu Menteri, workshop bersama jurnalis foto nasional, ethnic fashion dan berbagai kegiatan lainnya. Daerah Flores masih butuh dukungan dari semua pihak agar keistimewaan yang dibanggakan daerah ini bisa terekspos dan dan perekonomian rakyat terangkat. Tetaplah bergandengtangan.....

www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Dua Batu Melayang di "Maumere In Love" | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---