Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Wednesday 7 March 2012

Pulau Flores Suatu Waktu

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Catatan Seorang Backpacker: Fajar di Maumere
“Kalau lambat pun sampai, kenapa pula harus cepat-cepat?”
Kalimat itu saya dengar dari tukang ojek yang mengantar saya menuju tujuan di sebuah sudut kota Maumere. Memang sebenarnya pada saat itu di sana tak ada ketergesaan seperti di Jakarta. Sepeda motor melaju dengan kecepatan 40 km/jam. Jalanan lengang, rambu lalu lintas dipatuhi dan lampu merah tak pernah diterabas. Soal helm pembonceng yang tak ada, disayangkan juga sebenarnya, tapi bolehlah diri ini sedikit lega karena dengan laju motor yang lambat itu, maka diharapkan kecelakaan bisa dihindari.

Soal lambat-lambat itu, sebenarnya cukup berbeda dengan keseharian warga Maumere sendiri yang serba cepat dan trengginas. Gerak-gerik mereka bukan menunjukkan pribadi-pribadi yang malas. Alam yang keras menuntut mereka untuk selalu siap menghadapi segala kemungkinan.

Maumere punya pelabuhan terbesar di Pulau Flores. Kota ini memang tampaknya yang paling maju dibandingkan kota-kota lain di pulau itu. Empat universitas terdapat di sana, bandara perintis pun ada, yaitu Bandara Frans Seda.

Sebuah Pagi di Tepi Laut Flores

Di Maumere bisa dilihat bagaimana geliat mentari menyapa permukaan laut dan memulas langit dengan warna jingga yang lembut. Beranjak siang, terik mentari akan mengguyur siapa saja. Lengas pun meraja dan angin berhembus kencang menerbangkan debu.

Kering dan gersang barangkali adalah kesan pertama saat tiba di kota ini. Biar begitu, tak usah khawatir karena air tetap tersedia dan tak sampai kekeringan. Apabila haus, air kelapa yang menyegarkan pun bisa diteguk dan menyegarkan tenggorokan.

Bila senja menyapa, duduklah di tepi pelabuhan sembari menikmati aneka ragam ikan dan kepiting, udang sampai lobster yang digoreng. Layangkanlah pandanganmu ke lautan, maka bisa kau lihat kerlip lampu di kapal yang sedang bersandar. Nikmatilah semuanya, perut kenyang dan mata benderang.

Maumere menawarkan jeda bagi warga Jakarta, di sana nafas bisa dihela dengan bebas.

Danau Kalimutu

Sebuah obyek wisata di Pulau Flores, terletak di Kabupaten Ende, sekitar dua setengah jam perjalanan darat dari Maumere. Sebenarnya ini adalah tiga buah kawah gunung berapi. Di sini disebut juga dengan Danau Tiga Warna karena warna airnya yang berbeda di masing-masing danau. Sayang saya lupa mencatat apa nama danau ini dalam bahasa Flores. Namun, syukurlah masih saya ingat nama lainnya, yaitu Danau Orang Jahat, Danau Muda Mudi, dan Danau Orang Tua.

Apa pasalnya, maka danau-danau itu bernama begitu unik?

Bagi masyarakat di sekitar Kalimutu, dataran tinggi tempat danau berada adalah tempat kembalinya arwah-arwah. Di sana, arwah-arwah itu kemudian akan masuk ke suatu danau tertentu berdasarkan usia dan perbuatan di masa hidupnya.

Untuk mencapai danau kawah itu, pengunjung harus mengikuti jalan setapak yang telah disediakan. Jalan berbatu dengan pepohonan di kanan kiri dan bunyi nyanyian burung dari kejauhan di tengah hutan. Datanglah ke sana pagi-pagi agar bisa menyaksikan bagaimana matahari muncul di balik perbukitan. Usahakan tetap di jalur yang telah disediakan, begitu bunyi peringatan yang terdapat di puncak gunung.

Prasasti di Puncak Kalimutu

Ah ya, puncak gunung itu adalah tujuan akhir. Sebelumnya, setelah menyusuri jalan setapak pengunjung pertama kali akan bertemu dengan Danau Orang Jahat. Kemudian menuruni sedikit lembah dan dilanjutkan dengan menaiki tangga berundak yang lumayan berhasil membuat nafas ngos-ngosan. Nah, di puncak nanti bisa dilihat bagaimana tiga buah danau saling bersanding dalam diamnya masing-masing. Di sini, bisa dilihat lagi Danau Orang Jahat, Danau Muda Mudi dan Danau Orang Tua.

Di kejauhan Danau Orang Jahat, tampak dekat Danau Muda Mudi

Dari cerita penduduk sana, baru saja di Danau Muda Mudi seorang remaja putri bunuh diri. Dari catatan mereka, sejauh ini sudah delapan orang yang menceburkan diri di danau. Sebuah tindakan konyol untuk mengakhiri hidup karena dua danau—Danau Orang Jahat dan Muda Mudi—adalah kawah aktif yang masih panas. Kondisi yang berbeda ditemui di Danau Orang Tua, karena di sini airnya bisa digunakan untuk cuci muka dan lain-lain.

Ditilik dari ilmu geologi, maka danau ini menunjukkan aktivitas vulkanik di bawah kulit bumi Pulau Flores. Danau-danau itu akan berubah bentuknya manakala gempa terjadi di sekitar pulau karena terjadi longsor di dinding tebingnya. Perubahan juga terjadi pada warna air di danau. Selain akan berubah seiring perjalanan hari, manakala gempa terjadi konon warna air di danau pun akan berganti.

Di Kalimutu semoga arwah yang bersemayam di sana memperoleh ketenangan, setenang air permukaan danau.

Gunung Kimang Boleng

Maumere di sebuah siang yang terik, saat angin dari Gunung Kimang Buleng menyentuh debu dan menerbangkannya dalam bentuk pusaran seperti topan kecil. Tarian Hegong yang diiringi musik Gong Waning begitu rancak dibawakan oleh warga. Saya berdiri di Pantai Grass Track dengan membelakangi Laut Flores dan menghadap ke gunung, merasa begitu kerdil sekaligus kagum pada keindahan dan keperkasaan alam yang tersaji di sana.

Ada yang mau ke sana? Boleh lah saya pun diajak :D

by: unclegoop(http://unclegoop.com/2011/10/05/pulau-flores-suatu-waktu/)

www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Pulau Flores Suatu Waktu | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---