Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Saturday 15 March 2008

Ibu-ibu dan anak datangi Dinsos Sikka..

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Puluhan ibu asal Desa Langir, Kecamatan Kangae, mendatangi kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sikka, Rabu (13/2/2008) pagi. Kedatangan para ibu yang sebagiannya membawa anak-anak mereka itu, memprotes aparat Dinsos yang tidak mendata mereka sebagai penerima dana Program Keluarga Harapan (PKH), padahal mereka keluarga miskin.
Disaksikan wartawan, sekitar pukul 10.30 Wita, sekitar 30-an warga Desa Langir -- sebagian besar ibu-ibu-- sudah berada di halaman kantor Dinsos Sikka. Mereka meminta berdialog dengan aparat di kantor itu, namun sampai pukul 11.30 Wita, mereka tidak diiterima berdiaog.

Kordinator warga, Yohanes Kasianus yang adalah mantan Kades Langir itu diminta membuat laporan pengaduan ke tim pengaduan PKH.
Kepada wartawan, Yohanes menjelaskan, mereka menuntut dinsos memberikan dana PKH kepada mereka karena mereka tergolong keluarga miskin. Mereka kaget ketika minggu lalu ada 103 KK warga Langir menerima bantuan dana PKH di Kantor Posindo Kecamatan Kangae sementara mereka tidak menerimanya.
"Kapan sosialisasi kami tidak tahu, kami tidak didaftar padahal kami tergolong KK miskin. Kenapa di Desa Habi 600-an KK bisa jadi penerima PKH sementara di Desa Langir hanya 103 KK yang terima," kata Yohanes.
Sementara Ibu Ayu mengaku, beberapa waktu lalu didatangi Kaur Desa Langir, Edmon dan Tince serta pendamping PKH, Yono. "Saya didatangi petugas dan didaftar. Di dinsos nama saya ada tapi saat pencairan dana di pos, saya dikatakan tidak ada nama," kata Ayu.
Ketua UPPKH, Drs. Yatim Yahyah yang dikonfirmasi, enggan komentar. Saat itu Yahyah didampingi tim pengaduan PKH, Markus Kustandi dan Sekretaris PKH, Kasianus Keytimu. "Saya mau katakan bahwa saya sangat kecewa dengan wartawan. Siapa yang suruh wartawan liput kejadian di luar itu (kedatangan warga Langir, Red). Harusnya kamu ambil data dulu di sini baru liput di luar," katanya.
Ketika dimintai klarifikasinya tentang pengaduan warga langir, Yahyah juga enggan komentar. "Yang bisa berikan keterangan adalah atasan saya," katanya.

Tabung di Obor Mas

PENDAMPING PKH Kecamatan Talibura dan Waiblama, Leli Iriadi, Rabu siang mengakui bahwa pendamping menempuh kebijakan untuk menabung sebagian dana PKH warga di Kopdit Obor Mas. Didampingi Goris Gero, Leli menjelaskan, kebjiakan itu dilatarbelakangi adanya persoalan yang dilihat pendamping saat pencairan dana PKH hari pertama di Posindo Talibura. Saat itu terlihat sejumlah penerima dana ketika keluar dari pintu kantor posindo, mereka langsung disambut oleh pihak tertentu untuk membayar hutang mereka.
"Melihat hal itu kami sebagai pendamping saya prihatin karena dana bantuan PKH tidak bisa dipergunakan sesuai peruntukannya untuk peningkatan akses pendidikan dan kesehatan masyarakat," kata Leli.
Karena ituah, kata leli, 12 pendamping di Kecamatan Talibura dan Waiblama mengadakan pertemuan dan bersepakat agar sebagian dana PKH yang diterima warga itu harus diselamatkan dengan cara disimpan di salah satu kopdit. "12 pendamping bersepakat sebagian dana PKH ditabung di Kopdit Obor Mas, sebagai kobdit terbaik di Sikka. Karena kami dengar infomasi bahwa sejumlah koperasi di sejumlah desa tidak berjalan lagi. Tidak ada maskud lain selain untuk menyelamatkan dana PKH itu. Kebijakan ini adalah inisitaif pendamping," kata Leli.
Karena itu, tambah Leli, dia mendatangi Kopdit Obor Mas di Maumeredan membicarakan hal itu lalu disetujui oleh Kopdit Obor Mas. Karena itu pada hari kedua dan seterusnya, Kopdit Obor Mas dan juga dua kopdit lainnya yakni Koperasi Mega Mangan Wailamun dan Koperasi Bangkoor 'membuka meja' di Kantor Posindo Talibura untuk "menarik warga" penerima dana PKH sebagai nasabah. Setiap pagi pihak koperasi memberikan sosialisasi kepada warga sebelum pencairan dana. Jadi tidak ada paksaan kepada warga untuk menabung.
Leli mengakui sebagian warga penerima PKH protes karena mungkin tidak ikut sosialisasi. Dia juga mengakui kelemahan pendamping yang tidak melibatkan warga dalam membahas kebijakan untuk menabung tersebut. "Itu kelemahan kami, kesepakatan pendamping tidak dibicarakan lebih dahulu dengan warga. Jadi meski tujuan menabung itu baik, namun karena tidak dibicarakan lebih dahalu dengan warga sehingga timbul aksi warga itu," kata Leli.
Karena itu, demikian Leli, sebelum pencairan dana PKH tahap II, pihaknya terlebih dahulu bertemu kembali dengan warga penerima PKH untuk membicarakan tentang ditabugnya sebagain dana PKH di koperasi. "Kami akan bicarakan lagi dengan warga. Mereka boleh menabung sebagian dana PKH itu di koperasi mana saja yang mereka suka, tidak harus di Obor Mas. Tapi mereka harus menabung," kata Leli.
Sebelumnya, kepada Pos Kupang, senin (10/3/2008), Ketua Kopdit Obor Mas, Leonardus Fredyanto mengaku, pihaknya tidak serta merta datang ke Kantor Posindo Kecamatan Talibura untuk proses penabungan dana PKH milik penerima PKH. "Tiga hari sebelum penerimaan dana PKH, kami didatangi kordinator di Kecamatan Talibura dan Waiblama, Ibu Leli yang menawarkan peluang bisnis kepada kami. Karena itu kami menyambut baik tawaran itu dan pergi ke sana untuk menangkap peluang itu selama lima hari berturut-turut," kata Fredyanto.
Total nasabah yang ditarik Obr Mas saat itu sebanyak 1.998 nasabah dengan total simpanan Rp 323.000.000,00 untuk disimpan pada dana pendidikan (sidandik). Bahkan pada Senin sore, 17 warga Waiblama secara sukarela datang ke Kopdit Obormas di Mauere untuk menyimpan dananya sebesar Rp 1.700.000,00.
Menurut Fredyanto, setiap pagi sebelum pencairan dana PKH, pihaknya memberikan sosialisasi kepada msyarakat penerima PKH. Jika ada sejumlah warga Kecamatan Waiblama yang mengaku tidak menerima sosialisasi, Fredyanto menduga, hal itu terjadi karena saat sosialisasi pagi hari itu warga itu belum datang.
sumber : poskup

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Ibu-ibu dan anak datangi Dinsos Sikka.. | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---