Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Sebuah kisah petualangan bersama mas Aris yang memilih bermalam dan menikmati keheningan serta keindahan pantai Wodong...
Dalam perjalanan, ternyata sopir bus hapal betul rute yang di laluinya,ketika kami bilang, kami mau turun di wodong, dia langsung bilang ” oh,saya tau desa itu, nanti kami turunkan disana”. Saya nggak tau ada berapa ratus kelokan perjalanan larantuka - wodong, rutenya kadang di utara kadang ke selatan, dan tengah malam kami sampai juga di wodong.kami di antar oleh sopir bus sampai ke pintu masuk wodong beach bungalow.
Setelah menyinggahi desa lamalera -di pulau lembata,dalam perjalanan,planning untuk mampir di wodong sudah ada di rencana perjalanan kami.setelah berusaha cari info tempat ini, tak banyak yang bisa kami dapatkan. tujuannya sih pengen nya mendaki gunung Egon, yang tahun 2004 lalu sempat beberapa kali batuk-batuk.
Desa waiterang, banyak orang tidak terlalu tahu tentang desa wisata ini, dalam obrolan santai di Kapal motor penyebrangan Lembata -waywerang - Larantuka, beberapa kali bertanya dimana wodong atau wairterang.
ah, sudahlah, kami pikir ini desa kecil. tidak banyak orang tau. yang kami tahu dari desa ini, sudah dekat untuk mencapai Mount Egon.
Setelah menunggu lebih dari 3 jam di dermaga dan ternyata perjalanan menyeberang Lembata-Larantuka butuh waktu hampir 4 jam, sore hari kami tiba di Larantuka - Flores Timur, dan ada 1 bus yang sudah menunggu penumpang jurusan Maumere.
Larantuka, kota yang boleh saya katakan mirip dengan kota Rio, dengan patung jesus nya tidak terlalu besar, ditepi laut dan di kaki gunung. hanya ada 2 jalan besar di kota ini.
karena penumpangnya sepi, kami sudah 4 kali di ajak keliling gratis alias free city tour kota kecil ini, baru menjelang malam. bus jurusan Larantuka -maumere berangkat juga, duh hampir 3 jam kita di bus ini.
dalam perjalanan, ternyata sopir bus hapal betul rute yang di laluinya,ketika kami bilang, kami mau turun di wodong, dia langsung bilang ” oh,saya tau desa itu”, nanti kami turunkan disana. saya nggak tau ada berapa ratus kelokan perjalanan larantuka - wodong, rutenya kadang diutara kadang ke selatan, dan tengah malam. kami sampai juga di wodong.kami di antar oleh sopir bus sampai ke pintu masuk wodong beach
bungalow.
Gelap, tak lama kemudian datang penjaga bungalow dengan petromaks nya,
tak ada listrik disini, setelah ngobrol - ngobrol ringan di temani teh hangat, di wodong semua bungalow di buat dengan gaya alam. sunyi dan…hening, tiupan angin malam dan bentuk akomodasi nya yang serba alami, begitu mengesankan.
Pagi-pagi saya di ajak snorkeling di depan bungalow, dan ternyata terumbunya lumayan masih bagus. setelah puas dengan snorkel, kami meluangkan waktu dengan istirahat, relaxing dan ketenangan ini yang ditawarkan di sini.
Wodong, berasal dari nama burung yang pernah di jumpai di hutan di kaki gunung egon, katanya telurnya besar dan butuh keburuntungan untuk bisa bertemu dengan burung ini. sama dengan snorkelan ketemu kumpulan ular-ular laut yang berwarna warni, lagi-lagi butuh keberuntungan.
sebelum tsunami menghancurkan pantai di sepanjang desa wairterang yang terjadi ketika gempat Flores 1992 yang di tetaokan sebagai bencana nasional waktu itu, pantai di sepanjang wodong, sangat bagus. kini,biasanya para turis yang umumnya turis asing yang mampir ke wodong,lebih memilih tempat ini sebagai relaxing - tempat beristirahat setelah explore pulau flores. biasanya dari mereka backpacking dari labuan bajo
to Alor atau Timor, dan selalu mampir di wodong atau ingin mendaki Egon, umumnya perjalanan di mulai dari desa ini atau melihat belahan tanah yang ada di pulau babi, sekitar 40 menit dari wodong, tentu harus dengan mencarter perahu.
Kami 2 malam di desa ini, desa yang berjarak sekitar 20 km dari kota maumera berada di kaki gunung egon dan merupakan desa lintasan trans flores penduduknya mayoritas beragama old catholic sangat tenang dan hening.
pemilik wodong beach bungalow, sedikit terheran ketika ada orang indonesia singgah di bungalownya, di buku tamunya tidak ada tamu orang indonesia, umumnya backpacker asal eropa seperti francis, jerman,inggris dan negara eropa lainnya.
alamak, ternyata… kami butuh waktu 3 jam lamanya menunggu bus untuk melajutkan perjalanan ke desa Moni - Ende, tujuan kami berikutnya Taman Nasional Kelimutu yang terkenal itu.
desa wodong lebih dikenal dengan nama Wairterang, berada sekitar 20 km arah timur Maumere - Larantuka.
akomodasi: terdapat 2-3 akomodasi dengan design bungalow yang bersahabat dengan alam, dan tampa alat listrik.
wodong beach bungalow - Angker mie - flores Froogie rata-rata Rp. 50.000,- incl 3 times Meal
aktiftas: snorkel di sepanjang pantai, Diving di pulau babi, atau
seighseeing desa wairterang. kalau senang dengan vulcano trekking
jangan lewatkan untuk mendaki gunung Egon - active Vulcano.
atau.. males kemana-mana, rileks aja, seminggu kayaknya betah deh.
tranport:
Larantuka - Maumere by bus Rp. 35.000,-
by : Aris
Dalam perjalanan, ternyata sopir bus hapal betul rute yang di laluinya,ketika kami bilang, kami mau turun di wodong, dia langsung bilang ” oh,saya tau desa itu, nanti kami turunkan disana”. Saya nggak tau ada berapa ratus kelokan perjalanan larantuka - wodong, rutenya kadang di utara kadang ke selatan, dan tengah malam kami sampai juga di wodong.kami di antar oleh sopir bus sampai ke pintu masuk wodong beach bungalow.
Setelah menyinggahi desa lamalera -di pulau lembata,dalam perjalanan,planning untuk mampir di wodong sudah ada di rencana perjalanan kami.setelah berusaha cari info tempat ini, tak banyak yang bisa kami dapatkan. tujuannya sih pengen nya mendaki gunung Egon, yang tahun 2004 lalu sempat beberapa kali batuk-batuk.
Desa waiterang, banyak orang tidak terlalu tahu tentang desa wisata ini, dalam obrolan santai di Kapal motor penyebrangan Lembata -waywerang - Larantuka, beberapa kali bertanya dimana wodong atau wairterang.
ah, sudahlah, kami pikir ini desa kecil. tidak banyak orang tau. yang kami tahu dari desa ini, sudah dekat untuk mencapai Mount Egon.
Setelah menunggu lebih dari 3 jam di dermaga dan ternyata perjalanan menyeberang Lembata-Larantuka butuh waktu hampir 4 jam, sore hari kami tiba di Larantuka - Flores Timur, dan ada 1 bus yang sudah menunggu penumpang jurusan Maumere.
Larantuka, kota yang boleh saya katakan mirip dengan kota Rio, dengan patung jesus nya tidak terlalu besar, ditepi laut dan di kaki gunung. hanya ada 2 jalan besar di kota ini.
karena penumpangnya sepi, kami sudah 4 kali di ajak keliling gratis alias free city tour kota kecil ini, baru menjelang malam. bus jurusan Larantuka -maumere berangkat juga, duh hampir 3 jam kita di bus ini.
dalam perjalanan, ternyata sopir bus hapal betul rute yang di laluinya,ketika kami bilang, kami mau turun di wodong, dia langsung bilang ” oh,saya tau desa itu”, nanti kami turunkan disana. saya nggak tau ada berapa ratus kelokan perjalanan larantuka - wodong, rutenya kadang diutara kadang ke selatan, dan tengah malam. kami sampai juga di wodong.kami di antar oleh sopir bus sampai ke pintu masuk wodong beach
bungalow.
Gelap, tak lama kemudian datang penjaga bungalow dengan petromaks nya,
tak ada listrik disini, setelah ngobrol - ngobrol ringan di temani teh hangat, di wodong semua bungalow di buat dengan gaya alam. sunyi dan…hening, tiupan angin malam dan bentuk akomodasi nya yang serba alami, begitu mengesankan.
Pagi-pagi saya di ajak snorkeling di depan bungalow, dan ternyata terumbunya lumayan masih bagus. setelah puas dengan snorkel, kami meluangkan waktu dengan istirahat, relaxing dan ketenangan ini yang ditawarkan di sini.
Wodong, berasal dari nama burung yang pernah di jumpai di hutan di kaki gunung egon, katanya telurnya besar dan butuh keburuntungan untuk bisa bertemu dengan burung ini. sama dengan snorkelan ketemu kumpulan ular-ular laut yang berwarna warni, lagi-lagi butuh keberuntungan.
sebelum tsunami menghancurkan pantai di sepanjang desa wairterang yang terjadi ketika gempat Flores 1992 yang di tetaokan sebagai bencana nasional waktu itu, pantai di sepanjang wodong, sangat bagus. kini,biasanya para turis yang umumnya turis asing yang mampir ke wodong,lebih memilih tempat ini sebagai relaxing - tempat beristirahat setelah explore pulau flores. biasanya dari mereka backpacking dari labuan bajo
to Alor atau Timor, dan selalu mampir di wodong atau ingin mendaki Egon, umumnya perjalanan di mulai dari desa ini atau melihat belahan tanah yang ada di pulau babi, sekitar 40 menit dari wodong, tentu harus dengan mencarter perahu.
Kami 2 malam di desa ini, desa yang berjarak sekitar 20 km dari kota maumera berada di kaki gunung egon dan merupakan desa lintasan trans flores penduduknya mayoritas beragama old catholic sangat tenang dan hening.
pemilik wodong beach bungalow, sedikit terheran ketika ada orang indonesia singgah di bungalownya, di buku tamunya tidak ada tamu orang indonesia, umumnya backpacker asal eropa seperti francis, jerman,inggris dan negara eropa lainnya.
alamak, ternyata… kami butuh waktu 3 jam lamanya menunggu bus untuk melajutkan perjalanan ke desa Moni - Ende, tujuan kami berikutnya Taman Nasional Kelimutu yang terkenal itu.
travel tips dari mas Aris:
desa wodong lebih dikenal dengan nama Wairterang, berada sekitar 20 km arah timur Maumere - Larantuka.
akomodasi: terdapat 2-3 akomodasi dengan design bungalow yang bersahabat dengan alam, dan tampa alat listrik.
wodong beach bungalow - Angker mie - flores Froogie rata-rata Rp. 50.000,- incl 3 times Meal
aktiftas: snorkel di sepanjang pantai, Diving di pulau babi, atau
seighseeing desa wairterang. kalau senang dengan vulcano trekking
jangan lewatkan untuk mendaki gunung Egon - active Vulcano.
atau.. males kemana-mana, rileks aja, seminggu kayaknya betah deh.
tranport:
Larantuka - Maumere by bus Rp. 35.000,-
by : Aris
www.inimaumere.com