Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Sunday 11 April 2010

Kisah Terhormat Sanggar Benza di "Visit Batam 2010" (Bagian 1)

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Bunyi gong yang unik dan magis berbalut kostum penari yang eksotik rupanya menghipnotis masyarakat umum, bahkan wisatawan manca negara pun tidak ketinggalan. Diatas pentas pertunjukan gerak tari yang unik memukau benar-benar menghanyutkan suasana.


Kisah perjalanan dan cerita Sanggar Benza (Bentara Zaman) dalam memperkenalkan Kabupaten Sikka dan Flores kepada masyarakat Batam dibagikan untuk semua pembaca, kisah selengkapnya dibawah ini..

Pentas BENZA diawali dengan mengikuti Parade Wisata Budaya yang merupakan bagian dari program “Visit Batam 2010” pada tanggal 11 Desember 2009, yang mengambil tempat di Batam Centre. Sanggar BENZA sendiri menjadi salah satu peserta parade yang diundang oleh Kadis Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau untuk mewakili Kontingen NTT.

Saat tampil pertama kali di Parade Wisata Budaya tersebut, puluhan wartawan elektronik dan media cetak serta masyarakat yang berada di area Parade Visit Batam 2010 serta merta tumpah ruah kejalanan ketika gong waning (musik etnik khas Kabupaten Sikka) membahana menyentuh telinga. Mereka berebutan mencari tempat terdepan sambil tak berkedip menyaksikan tarian etnik Sikka yang disuguhkan oleh sanggar BENZA.

Bunyi gong yang unik dan magis berbalut kostum penari yang eksotik rupanya menghipnotis masyarakat umum, bahkan wisatawan manca negara pun tidak ketinggalan. Diatas pentas pertunjukan gerak tari yang unik memukau benar-benar menghanyutkan suasana. Demikian gambaran yang disampaikan oleh Nyong Franco, Director Music Sanggar Benza.

“Liputan Parade Wisata Budaya ini sempat ditayangkan oleh SCTV secara nasional. TV Batam dan salah satu stasiun televisi Semenanjung juga menyiarkan parade ini yang di tonton secara luas oleh warga Singapura dan Malaysia. Kegiatan berlangsung sangat meriah,”ujar Nyong Franco.

Selain undangan dari para petinggi Pemerintahan Batam, banyak pula wisatawan asing yang sengaja datang untuk menyaksikan event tersebut terutama dari Singapura,tambahnya.

Setelah tampil memukau di Parade Wisata Budaya, tanggal 13 Desember 2009, kembali BENSA atas prakarsa Romo Ludgerus (Putra Sikka, kelahiran Kloangrotat - Maumere) beraksi pentas di Gereja Tiban. Pementasan ini bertujuan memperkenalkan Seni Budaya Sikka kepada umatnya yang mayoritas Chinese, Melayu dan Sumatra.

Atraksi tarian dari Benza yang ditampilkan cukup menyentuh warga Sikka dan umat disana. Kedua tarian tersebut adalah Seu Lape Pitu Kota Lape Walu dan Raka Natar. Beberapa sesepuh dari Maumere, atau orang yang “di-tuakan” di komunitas orang Flores yang ada di Batam spontan meminta untuk mengupayakan pementasan lagi.

Hasilnya, 20 Desember 2009 Benza kembali naik pentas untuk memenuhi kerinduan orang Sikka khususnya dan orang Flores pada umumnya yang menetap di Batam. Atraksi berlangsung selama 2 jam (120 menit) bertempat di Blok II Aula Serba Guna Gereja St.Petrus Batam, dengan materi acara yang sangat padat.

Sangat menarik ketika atraksi tarian Hegong (Tarian tradisional rakyat Sikka) dibawakan oleh Putra Putri Keturunan Flores di Batam di 30 menit awal. Penampilan mereka sangat mengejutkan dan menyakinkan bahwa dibagian tanah manapun masih ada anak-anak Flores yang peduli melestarikan budaya leluhurnya. Dan di 90 menit berikutnya atraksi Sanggar BENZA nonstop kembali mengisi acara hingga akhir pementasan. Pertunjukan ini cukup memukau dengan atraksi dari BENZA yang sangat menarik. Banyak yang memberikan apresiasi istimewa kepada Sanggar Benza karena merasa lebih ‘ngeh’ jika BENZA pentas di tingkat Nasional dan Internasional.

Beberapa orang tua (sesepuh masyarakat Flores) yang cukup dihormati di Batam meminta waktu bagi BENZA untuk di-promosikan ke berbagai event berskala besar yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan oleh Pemkot Batam, dan juga pentas di beberapa Hotel berbintang di Batam. Sebuah pengghargaan yang mengejutkan karena datang dari Pemerintahan Daerah lain.

Pentas di HARIS RESORT

Di hotel berbintang lima, pada tanggal 09 januari 2010 Sanggar BENZA kembali pentas. BENZA mementaskan dua nomor tari yakni Tari Tradisi garapan Raga Badar dan Raka Natar. Atraksi ini mendapat sambutan luar biasa dari para tamu. Sekelompok tamu yang berasal dari India tak dapat menahan diri untuk ikut menari bersama dengan para penari BENZA.

Atraksi budaya yang memukau dari Sanggar Benza rupanya menarik perhatian HARIS RESORT HOTEL. Hotel yang tahun lalu mendapat predikat resort terbaik se-Asia Tenggara sepakat menawarkan kontrak kerja kepada sanggar BENZA, sebuah kontrak jangka panjang selama 6 bulan dan menjadi rekan kerja secara permanen dan gratis untuk menjual hasil kerajinan dari Sikka/Flores.

Nyong Franco sendiri mengatakan, belum ada kesepakatan antara Sanggar BENZA dan HARIS RESORT HOTEL untuk melakukan kerja sama karena BENZA harus melakukan audisi ulang. “Namun pihak Haris resort tetap membuka kesempatan bagi BENZA untuk datang kapan saja dalam tahun 2010 ini”,ungkap Nyong.


PENTAS DI ATRIUM MEGA MALL BATAM

Pada tanggal 16 januari 2010 di atrium Mega Mall Batam Centre yang merupakan Mall terbesar di kota Batam dan memiliki jembatan layang langsung ke pelabuhan ferry Internasional kembali BENZA melakukan pementasan. Seluruh kebutuhan penyelenggaraan ditangani oleh Dinas Pariwisata Batam, mulai dari penentuan tanggal dan jam pentas, tempat pentas, dekorasi, judul pentas dan promosi. Waktu pentas pun di pilih saat pengunjung dari Singapura sangat padat yakni pada jam 16:00.

Seniman-seniman BENZA pentas dengan seluruh materi nonstop tanpa selingan ± 90 menit. Serunya lagi, sebelumnya BENZA menjemput Kadis Pariwisata Batam beserta rombongan dengan tarian Papak. Sambutan penonton sangat hangat dan meriah, termasuk komedi.

Back drop berupa baliho berukuran 6m x 3m yang di buat khusus untuk pementasan ini dibawa pulang oleh BENZA sebagai kenang-kenangan.

“Pentas Pesona Budaya Flores malam ini adalah salah satu ajang pemersatu dan perekat antar etnis di Batam skaligus bentuk promosi Budaya Indonesia dalam mensukseskan program VISIT BATAM 2010 dari Dinas Pariwisata Batam” Demikian Kadis Pariwisata Batam dalam kata sambutannya.
Nyong Franco sendiri mengatakan, BENZA dan warga masyarakat Sikka baik yang ada di Batam maupun di Maumere mengucapkan terima kasih atas perhatian dan uluran tangan dari Dinas Pariwisata Batam.

“Sesuai janji BENZA kepada Kadis Pariwisata Batam, tanggal 07 Januari 2010, Sanggar BENZA mengirim gong untuk Dinas Pariwisata Batam. BENZA mengharapkan untuk kembali ikut serta dalam kegiatan promosi “Visit Batam 2010” tahun ini,”ujar Nyong.

Menurut Nyong Franco, selain penampilan pentas tarian dan budaya diatas BENZA juga menampilkan komedi dengan tema lokal. Komedi yang mengibur ini mampu mengundang gelak tawa audiens yang bukan berasal dari Flores. Bahkan menurut cerita Nyong, seorang ibu keturunan Tionghoa secara pribadi menyumbang Rp. 1.000.000,- khusus untuk komedian dan minta drama komedi ini di ulang pada lain kesempatan.

“Hal ini menyadarkan kita bahwa warga asing pun sangat menghargai budaya etnik Sikka yang di suguhkan oleh sanggar BENZA dalam bentuk apresiasi seni apapun. Dengan kata lain mereka pun sangat memperhatikan dan mendukung perjuangan Sanggar BENZA guna melestarikan budaya Sikka,”ujar Nyong Franco.

Nyong Franco juga mengatakan bahwa Misi Budaya yang dibawa oleh Sanggar BENZA begitu sukses besar dan mendapatkan nilai-nilai kemanusiaan yang tidak terukur. Harkat dan martabat Flores pada umumnya dan Sikka khususnya terangkat. Selain itu tambah Nyong, rintisan peluang pasar untuk pentas Seni Budaya dan peluang untuk promo hasil kerajinan dari Flores sangat terbuka dan sungguh bijaksana apa bila ditindak lanjuti.

“Sanggar BENZA sudah melangkah dengan berani dan tegar atas inisiatif dan biaya sendiri yang sangat terbatas tanpa ada sponsor dan bantuan Pemerintah Daerah dalam keseluruhan misinya di Batam, membawah pulang “nama harum” terutama untuk Sikka dan Flores. BENZA juga telah mendapatkan penglaman yang tidak ternilai bagi sebuah sanggar,”ucap Nyong Franco dengan senyum bangga.

Selain dibeberapa tempat yang mengundang banyak peno0nton, Sanggar BENZA juga mengadakan atraksi-atrakis budaya dalam lingkungan terbatas seperti pentas malam natal ,pentas bersama Keluarga Besar Manggarai pada tanggal 2 januari 2010, pentas pada HUT sekolah YOS SUDARSO yang merupakan sebuah sekolah katolik terbesar dengan jumlah siswa 3.000 lebih,pada tanggal 8 januari 2010.

Kisah Sehari-Hari Sanggar Bentara Zaman di Batam bisa diikuti denganmengklik disini...





Bentara Zaman

www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Kisah Terhormat Sanggar Benza di "Visit Batam 2010" (Bagian 1) | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---