|
Sedangkan Edi Dori, pelatih PS Centrum mengatakan anak-anak asuhnya kurang maksimal menerapkan taktik yang diinginkannya. “Anak-anak terlalu tegang di lapangan, banyak peluang tapi terbuang sia-sia,”ucap mantan pelatih Persami Sikka ini.
Gol PS Centrum berawal dari serangan yang dikoordinir pemain-pemain tengah PS Centrum. Yano pemain PS Centrum langsung melepas tembakan kegawang PS Putra Kabor begitu melihat peluang. Petaka terjadi kala salah seorang pemain belakang PS Putra Kabor bermaksud menghalau bola. Sayang bola tersebut malah masuk kegawang sendiri. Gol dimenit 37 tersebut menjadi satu-satunya gol dipertandingan final yang memperebutkan Piala PSSI Pengcab Sikka 2010.
Meski didukung penuh suporternya PS Putra Kabor terlihat bermain tak lepas. Kabor terlihat sulit melewati pemain bertahan PS Centrum yang bermain taktis dan percaya diri. Satu peluang berbahaya dari PS Kabor ketika di menit 70 bola yang seharusnya masuk malah tertepis dan mengena tiang gawang. Beberapa kali serangan sayap dan tengah berhasil dipatahkan. Sedangkan PS Centrum tetap bermain taktis. Mengandalkan kecepatan sayap dan pemain depannya, beberapa kali palang pintu PS Putra Kabor harus bekerja keras menghalau bola.
PS Centrum maju ke babak final setelah mengalahkan Manters Ledalero 2 : 1. Sedangkan PS Putra Kabor di semi final mengalahkan Persewa Wai Oti 3 : 1. Juara 3 untuk turnamen ini dimenangkan Persewa Wai Oti.
Lengkapnya :
Juara I (PS Centrum) : Uang Tunai Rp. 5 Juta, Piala Bergilir dan Piala Tetap
Juara II (PS Putra Kabor) : Uang Tunai Rp. 3 Juta, Piala Tetap
Juara III (PS Persewa) : Uang Tunai Rp. 2 Juta, Piala Tetap
Juara II (PS Manters) : Uang Tunai Rp. 1 Juta, Piala Tetap
Top Skor : Vicky Dei (8 Gol), Persewa Wai Oti
Pemain Terbaik : Ridho, Manters.
Tim Fair Play direbut : Persebal Wuring.
Turnamen Sepak Bola Piala PSSI Sikka 2010 ini berlangsung dari tanggal 19 April sampai 28 Mei dan diikuti 24 klub se-Kabupaten Sikka. Klub Sikka United merupakan juara tahun lalu. Turnamen ini dimaksud sebagai media untuk menjaring atlet-atlet sepak bola yang akan dipersiapkan untuk Piala Eltari dan Piala Gubernur selain menjalankanprogram Pengcab PSSI Sikka yang diadakan setiap tahun.
Oscar (Coach PS P.Kabor) &Edi (PS Centrum) |
Gengsi Sepak Bola Sikka Yang Merana
Sportifitas antar sesama generasi muda Sikka dilapangan begitu terlihat dan nyata. Diluar lapangan waktu, tenaga dan biaya begitu besar dikeluarkan demi memajukan sepak bola Kabupaten Sikka yang sedang mati suri. Klub-klub bola kaki dengan uang sendiri berusaha hidup dan terus bernapas ditengah himpitan ketidak berdayaan mereka. Tapi demi sepak bola klub-klub ini tetap hidup meski terlihat tak hidup. Anak-anak yang mencintai bola terus berlatih. Bakat mereka yang begitu besar dan nyata cuma menjadi cerita yang tak nyata. Huh! Mana sepak bola Sikka yang dulu begitu disegani ?
Disela-sela kemenangan terlihat Om Guntur Abu Bakar, salah seorang pentolan Persami 1984 yang membawa sepakbola Kabupaten Sikka menjadi juara di ELTARI tahun 1984. Dengan rokok di bibirnya, ia asik menikmati kemenangan sepak bola generasi sekarang. Sampai kini tak ada satu pun yang bisa menyaingi kehebatan generasi 84. Om Guntur adalah seorang penjaga gawang Persami yang melegenda bersama sejumlah pemain lawas lainnya seperti Pedro Rodriguez, Yus Pedo, Paskalis, Nur, Jari, Yance Padeng, Omy Rodriquez dan lain-lain.
Dibawah duet pelatih Kus Pareira dan Pater Klaus Persami berhasil mengalahkan tim kuat PSN Ngada 3:2 dipartai final.
Kemenangan tersebut membawa PERSAMI 84 bertarung di kompetesi regional wilayah Nusatenggara untuk maju ke kompetisi Divisi Satu Nasional. Persami mewakili NTT, Mataram mewakili NTB dan Perseden Denpasar mewakili Bali. Menggebuk Mataram 2:0 di partai awal, Persami akhirnya terdepak setelah "kalah" menyakitkan dari Perseden. Unggul 3 : 0 sampai menit terakhir, tiga buah gol pinalti Perseden dimenit-menit terakhir melemparkan PERSAMI 84 kembali ke kampungan halamannya. Itulah sepak bola Indonesia.
Melihat kembali ke jaman dulu, sepak bola Sikka saat itu didukung penuh oleh pemerintah daerahnya dalam hal ini Bupati Daniel Woda Pale. Bupati penggila bola ini menjadi sosok penting lahirnya gengsi sepak bola Sikka di bumi Flobamora. Sampai sekarang di Kabupaten Sikka belum ada yang bisa menandingi prestasi Persami ’84 dan sepak terjang Daniel Woda Pale dalam memajukan sepak bola Sikka.
Tak bisa di pungkiri bahwa turnamen kali ini memiliki banyak kekurangan sana sini yang menjadi lagu lama setiap tahun. Mulai dari protes akibat wasit, lapangan pertandingan yang begitu-begitu saja sampai kurang antusiasnya para pejabat teras kabupaten ini yang turut hadir menyaksikan sepak bola Sikka. Padahal dukungan nyata sangat dibutuhkan oleh generasi muda untuk mengangkat kembali citra dan gengsi sepak bola Sikka ke kedudukannya semula.
Kemenangan PS Centrum semoga menjadi awal yang baru bagi sepak bola Sikka untuk berdiri tegak membanggakan dihadapan semua pecintanya. Mari berbenah...