Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Kabupaten Sikka memiliki budaya dan seni tradisional begitu beragam. Salah satunya adalah tetarian dan musik Sikka. Seni tari dan musik dalam tataran budaya tak bisa dipisahkan. Tari musik dan doa, dipadukan dan dijalankan dalam berbagai ritus tahunan daerah.Berbagai tarian di Sikka dengan gerak improvisasi beragam, uniknya tak membutuhkan garapan seorang seniman khusus, kecuali tetarian tersebut telah dipadu dengan berbagai unsur-unsur gerak moderen. Sanggar-sanggar tari di Sikka biasa memadukan unsur tradisional dan moderen dengan olahan seorang seniman tari. Sedangkan secara tradisional tarian Sikka berkembang sesuai dengan budaya turun temurun tanpa garapan seniman khusus. Batasan antara seniman penggarap, penari dan penonton sebagaimana biasa tak diketemukan disini. Karena penari improvisasi adalah penggarap seni sekaligus bisa berperan sebagai penari, penabuh musik dan dapat pula menjadi penonton. Unik.
Keunikan lain adalah media pementasan, pertunjukkan dan pemanggungan/stage (panggung) tidak dikenal di kampung-kampung. Yang ada ialah sebuah pegelaran budaya berhubungan dengan sebuah upacara ritual sekaligus akan menjadi hiburan. Pementasan tarian-tarian bisa dilaksanakan di pelataran, halaman kampung atau tempat perladangan atau pertanian yang alamiah. Penabuh musik berada disekitar sekaligus bermain mengiringin para penari dalam suasana meriaah dan kekeluargaan.
Sifat pagelaran tarian bisa secara komunal, massal, mengundang orang seisi desa/kampung yang dekat dan jauh yang dilakukan tanpa batasan waktu sehari atau lebih, dilakukan secara spotanitas dan ekspresionisme.
Seni Tari tradisional Sikka dapat dirinci sebagai : Tari upacara ritual, tari perang dan tari pergaulan/hiburan.
Mari kita lihat ketiga jenis tarian tersebut;
Tari Upacara Ritual :
- Ledong Me/Toja Me : Tari upacara Turun Tanah
- Ledo Bele : Tarian Keselamatan Anak
- Gareng Lameng : Tarian Penyunatan
- Lado Gahar : Tarian sewaktu panen
- Pahe : Tarian sewaktu menanam
- Wae-Heleng : Tarian doa perang
- Togo Pou : Tarian menggiring perahu
Tarian Perang :
- Bebing : Tarian sebelum/sesudah perang
- Ledek : Tarian sebelum perang
- Togo Codu : Tarian kemenangan perang
Tarian Pergaulan/Hiburan :
- Togo Gong Gete : Tandak berirama gong
- Hele Larak : Tarian mencangkul kebun
- Tetok Alu : Tarian Mencangkul Kebun
- Wai Majok : Tarian menumbuk padi
- Sora : Tarian gendang sewaktu pesta
- Ong-eng : Tarian dengan tiruan nada gong
- Missa : Tarian pergaulan (sekarang dikenal dengan nama Rokatenda)
- Bobu : Drama tari peninggalan Potugis Abad XVI.
Dibeberapa daerah membunyai jenis tari yang sangat spesifik seperti di Paga terdapat tari massal Gawi Sia, Ai Nggaja atau juga seperti di Bola yang dikenal dengan Tari Yuk Toger yang sebanding ‘hero’ dengan Tari Caci di Manggarai. Bedanya,Tari Caci menggunakan cambuk dan tameng sedangkan Yuk Toger menggunakian pentungan dan berhadapan langsung tanpa tameng.
www.inimaumere.com