Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Friday 20 January 2012

Terpanjang, Temuan Fosil Gading Gajah Purba Flores

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
PULAU Flores yang biasa disebut juga Nusa Nipa mengandung potensi yang sangat menakjubkan di bidang geologi dan arkeologi. Peneliti Indonesia dan peneliti asing melakukan penelitian ilmiah secara berkala setelah membaca hasil temuan fosil gajah purba di lokasi Ola Bula (Ngada) pada tahun 1956, oleh seorang pastor Belanda, Theodor Verhoeven. Verhoeven adalah seorang guru bahasa Latin di Seminari Mataloko, dan memiliki minat dalam ilmu prasejarah. Dia menghabiskan hampir seluruh waktu luangnya untuk mengeksplorasi situs prasejarah di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Dia sangat peduli pada artefak (alat batu) dan fosil. Selama tahun-tahun berikutnya Verhoeven juga menemukan sisa-sisa gajah purba dan hewan lainnya di Matamenge dan Boa Lesa. Pada lokasi Matamenge dan Boa Lesa Verhoeven juga menemukan alat-alat batu primitif yang terkait dengan fosil gajah purba, namun, tidak seperti di Jawa, tidak ada fosil manusia yang ditemukan di Flores untuk dapat mengungkapkan identitas dari pembuat alat batu tersebut.

Temuan yang Spektakuler
Survei dan ekskavasi dilakukan secara berkala oleh Pusat Survei Geologi Bandung dan Centre for Archaeology Science, School of Earth and Environmental Sciences University of Wollongong, Australia. Pada tahun 2010 hingga 2014 penelitian bertemakan In Search Of The First Hominins. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan misteri seputar temuan manusia endemik Homo floresiensis yang hidup sekitar 100.000 hingga 16.000 tahun lalu di daerah gua Liang Bua, Manggarai dan secara khusus melacak keberadaan moyangnya yang diperkirakan berasal dari manusia pembuat alat batu di Cekungan Soa yang hidup sekitar 1.000.000 hingga 700.000 tahun yang lalu.

Situs Matamenge tahun 2011 dibuka sebanyak 19 trench dan penggalian dibantu oleh 130 tenaga lokal dari Desa Mengeruda dan Desa Piga, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada. Dari hasil penggalian ditemukan hampir 3000 spesimen fosil dan yang terbanyak adalah fosil gajah purba (Stegodon florensis).

Ditemukan juga alat batu (artefak) berupa batu inti (core) dan serpih (flake) yang terbuat dari batu vulkanik seperti andesit dan basalt, tapi juga terbuat dari bahan batu yg berkualitas lebih bagus, seperti chert (batu api) dan jasper.

Temuan yang spektakuler yakni fosil gading Stegodon florensis yang panjangnya 230 cm (sekitar 20 cm hilang, jadi gading asli panjangnya 250 cm) dan merupakan ukuran gading terpanjang hingga saat ini. Proses penggalian dilakukan sangat hati-hati agar fosil gading gajah purba ini tidak rusak atau retak.

Setelah fosil ini menyembul ke permukaan tanah maka dibiarkan agar cepat kering kemudian dilakukan proses gypsum ke seluruh bagian fosil sebelum proses pengangkatan.

Pertama di Indonesia
"Stegodon" berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti "gigi berbentuk atap." Stegodon adalah sejenis mamalia yang kini punah dan diklasifikasikan sebagai anggota dari Ordo Proboscidea, atau hewan yang mempunyai belalai. Stegodontidae merupakan cabang dari garis keturunan yang mengarah ke gajah modern. Stegodon tertua hidup sekitar 4 juta tahun yang lalu di Asia. Fosil Stegodon tertua telah ditemukan di Thailand, Jepang, Cina dan India.

Fosil Stegodon yang termuda ditemukan sampai saat ini berasal dari Liang Bua, Manggarai (Flores).

Fosil Stegodon pertama dari Indonesia ditemukan di Jawa, sejumlah besar fosil Stegodon yang digali pada 1890-1892 di Situs Trinil, Jawa Tengah, oleh Dokter Eugene Dubois, yang terkenal karena penemuan Pithecanthropus erectus (sekarang diklasifikasikan sebagai Homo erectus). Usia fosil dari Trinil adalah 900.000 tahun. Stegodon dari Trinil diberi nama ilmiah Stegodon trigonocephalus, yang berarti Stegodon dengan kepala berbentuk segitiga.

Stegodon florensis tinggi badan antara 1.5 - 2 m, gadingnya lebih bengkok dan jumlah lempeng giginya lebih banyak. Berdasarkan bukti paleomagnetic dan "fission track" dating lapisan abu-abu, usia Stegodon florensis dan asosiasi artefak batu yang terkait berumur di antara 700.000 dan 600.000 tahun.
(Oleh Jublina Tode Solo, Arkeolog, Bekerja di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi NTT/poskupang)

www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Terpanjang, Temuan Fosil Gading Gajah Purba Flores | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---