Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Thursday, 31 December 2009

Selamat Jalan Gus Dur, Selamat Jalan Bapa Frans...


Penghujung tahun ini kita dikejutkan dengan meningalnya 2 tokoh bangsa. Keduanya adalah Gus Dur dan Frans Seda. KH. Abdurrahman Wahid yang lebih akrab dipanggil Gus Dur, mantan Presiden Indonesia ke–4, negarawan besar, simbol perjuangan masyarakat kecil serta sederet panggilan lain berpulang kepada Sang Pencipta, Rabu 30 Desember 2009 sekitar pukul 6 sore dan telah dikebumikan hari ini, Kamis 31 Desember 2009 di Jombang, Jawa Timur. Penghormatan terakhir sang pahlawan demokrasi ini dihadiri oleh hampir semua tokoh dan politisi bangsa serta Presiden SBY yang bertindak selaku inspektur upacara.

Sedangkan mantan Menteri Keuangan Franciscus Xaverius Seda, yang lebih dikenal dengan Frans Seda meninggal dunia tadi pagi Kamis, 31 Desember 2009 karena sakit. Frans Seda meninggal pukul 05.00 di rumahnya tadi pagi. Frans Seda dikenal sebagai Politisi senior PDI Perjuangan, Guru Ekonomi Orde Baru, menteri, tokoh gereja, pengamat politik, dan pengusaha Indonesia.
Beliau lahir di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 4 Oktober 1926.
Jenazah Mantan Menteri Keuangan era Orde Baru Franciscus Xaverius Seda, disemayamkan di rumah duka jalan Metro Kencana V, Pondok Indah, Jakarta.
Menurut rencana putera Maumere ini akan dimakamkan pada 2 Januari 2010, di pemakaman San Diego Hills Karawang.

Untuk kedua tokoh ini Presiden SBY menghimbau agar dalam sepekan masyarakat Indonesia berkabung dengan menaikan bendera setengah tiang.
====================================================================
Akhir kata, segenap warga masyarakat Maumere dan Flores umumnya turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya kedua tokoh bangsa. Semoga arwah mereka mendapatkan tempat istimewa bersama orang-orang mulia yang lain di sisi Tuhan. Amien....

www.inimaumere.com


Selengkapnya...

Wednesday, 30 December 2009

Yang Tertinggal Dibalik Puing..



Puing-puing dan sisa bangunan akibat bencana kebakaran yang melanda sebagian Kantor Bupati Sikka dibiarkan begitu saja.Tembok legam dan sisa atap seng bersama serpihannya yang runtuh tertidur diatas lantai seakan menjadi hiasan bencana di siang hari yang panas. Garis Polisi telah ditanggalkan. Penyelidikan akan peristiwa kebakaran telah usai namun belum di umumkan secara resmi. Penyelidikan kebakaran ini melibatkan Laboratorium Forensik Denpasar. Hampir sebagian besar bangunan kantor yang dilanda api musnah menjadi arang. Beberapa kantor yang berada disisi sebelah barat ludes tak tersisa. Sedangkan sebagian bangunan kantor yang berhadapan dengan Lapangan Kota Baru juga porak poranda. Hampir semua lantai, atap dan tembok bangunan terbakar oleh kobaran api. Tapi di kantor-kantor ini sebagian barang-barang, dokumen dan arsip-arsip penting masih dapat diselamatkan.
Lebih lanjut lagi, di Kantor Bagian Umum berhasil diselamatkan uang dalam sebuah brankas. Namun jumlah uang sebesar Rp 85.994.000 itu hanya tersisa Rp.76.859.000 yang utuh sedangkan Rp 9.135.000 sudah dalam kondisi tak layak. Untuk sementara kegiatan perkantoran di pindahkan ke beberapa tempat lain.

Disisi lain, di Studio Radio Suara Sikka mulai terlihat kesibukan layaknya hari-hari biasa. Studio yang berdiri persis disisi sebelah barat bangunan perkantoran yang ludes terbakar telah mengudara setelah peristiwa bencana. Radio milik Pemkab Sikka tersebut mengunakan pasokan listrik dari gedung Paroki St Thomas Morus.
Kondisi bangunan yang terbakar ini menurut rencana akan dibersihkan dalam hari-hari ini.

Dibawah ini beberapa gambar yang diambil baik saat terjadi peristiwa bencana maupun setelah 3 hari kejadian tersebut :






www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Saturday, 26 December 2009

Kantor Bupati Sikka Terbakar....

Kota Maumere heboh. Gedung Kantor Bupati Kabupaten Sikka yang berlamat di Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Maumere - Flores- NTT dilanda kebakaran hebat. Kebakaran ini terjadi hari Sabtu 26 Desember 2009 sekitar pukul 14.30 WITA dan menghanguskan sejumlah kantor yang berada satu gedung dengan Kantor Bupati Sikka. Sejumlah kantor yang hangus terbakar dan ludes tanpa sisa tersebut adalah Kantor Bendahara Bagian Umum, Organisasi, Kesejateraan Rakyat, Ekonomi, Humas, Pusat Pelayanan Umum, Pusat Data Elektronik, Kantor Bagian Umum dan Pembangunan. Sedangkan ruangan bupati dan wakil bupati selamat dari kobaran api. Sumber kebakaran terbesar ini masih diselidiki oleh pihak terkait.
Kebakaran besar ini juga memusnahkan sejumlah barang, berkas dan dokumen penting yang selama ini tersimpan rapi. Tak ada korban jiwa karena kondisi dalam kedaan libur natal. Sejumlah masyarakat umum terlibat dalam upaya memadamkan kobaran api. Wakil Bupati Sikka Wera Damianus segera tiba di lapangan dan melakukan langkah-langkah koordinasi bersama Kapolres Sikka. Sedangkan Bupati Sikka Sosimus Mitang tiba di lokasi sejam kemudian setelah api melahap habis bangunan. Sebelumnya Bupati melakukan kegiatan Natal Bersama dengan umat di wilayah Pruda.

lihat juga
4 video kebakaran dihalaman ini..

Mobil Pemadam Kebakaran yang berada di lokasi dikeluhkan oleh sebagian masyarakat karena lamban melakukan operasi pemadaman. Kesulitan air juga menjadi salah satu titik kendala. Kepolisian Resort Sikka turut membantu dengan menerjunkan mobil Water Canon-nya dan sebuah mobil tanki di lapangan. Dengan dukungan tersebut setidaknya ada sedikit upaya untuk menghentikan menjalarnya api ke gedung lain. Upaya ini juga mendapat dukungan dari TNI yang menurunkan sejumlah personilnya.

Kebakaran hebat yang menjadi bencana bagi sejumlah PNS yang bekerja pada kantor-kantor tersebut menjadi hiburan dan tontonan masyarakat. Sepanjang jalan Ahmad Yani macet total sedangkan lapangan eks kantor DPRD lama penuh dengan para warga yang ingin melihat. Sejumlah anak-anak kecil membludak di lokasi hingga merepotkan para sukarelawan.

Asap yang membumbung tinggi di langit selain bisa dilihat disejumlah sudut kota juga nampaknya bisa dilihat dari Pesisir Sao Wisata yang berjarak sekitar 17 Km. “Asap hitam yang membumbung tinggi diatas langit bisa kami saksikan dari Sao Wisata,”ungkap Rudy Jelek yang datang di lokasi kejadian kepada www.inimaumere.com. Asap hitam yang juga dilihat diberbagai sudut Kota Maumere.

Radio Suara Pemerintah Daerah (RSPD) Sikka yang lebih dikenal dengan Suara Sikka selamat dari kobaran api. “Kami ingin mengantisipasi jika kobaran api menyebar kesini,” ujar Kang Ded salah seorang penyiar Suara Sikka yang sibuk mengeluarkan isi studio bersama rekan-rekannya. Untung saja api tak menjalar. Studio RSPD Sikka memang berada satu lokasi namun tidak dalam satu atap dengan sejumlah kantor yang terbakar.

Kobaran api yang menjadi tontonan warga sekitar akhirnya berhasil dipadamkan sekitar pukul 5 sore. Polisi segera memasang Garis Polisi (Police Line) di sekitar lokasi. Puing-puing bangunan nampak berserakan sana-sini. Para PNS yang hadir hanya menyaksikan dari kejauhan sisa-sia bekas kantor mereka yang kini cuma tinggal cerita.

Sampai dengan berita ini ditulis, kesibukan masih terlihat di lokasi bencana. Sedangkan kerugian yang diakibatkan juga belum diketahui.















www.inimaumere.com


Selengkapnya...

Sederhananya Natal di Tengah Bunyi Meriam Bambu..

Kesederhanaan Natal Bagi Kita Semua
Melewati malam di Kota Maumere kali ini tak seperti biasanya. Suasananya lain dan sungguh berbeda. Biasanya mendekati sekitar pukul 12 malam jalanan mulai sepi tapi menjelang natal kali ini kehidupan malam masih berlangsung. Dibeberapa tempat anak-anak muda menghabiskan waktu di pinggir jalan, kios-kios masih membuka diri, warung-warung makan pinggir jalan masih menunggu tamunya. Anak-anak muda lainnya bergerombol mengendarai sepeda motor, meraung-raung gasnya hingga memekakkan telinga. Ada lagi, yang paling spesial dan selalu menjadi tradisi sejak dulu, yakni bermain meriam bambu. Hampir di semua sudut Kota Maumere meriam bambu dengan bunyi khasnya ikut serta menghiasi suasana malam natal. Anak-anak remaja ini berusaha mengawali malam natal hingga menjelang pagi. Meriam yang dibuat dari bambu secara sederhana ini setahun sekali akan diperdengarakan suaranya khusus menyambut hari raya Natal dan Tahun Baru. Ditengah pesta kembang api yang mewah, meriam bambu nyatanya tetap menjadi teman yang akrab bagi remaja-remaja Maumere.

Malam Natal juga menghiasi diri dengan kecelakan lalulintas. Kecelakaan ini terjadi di perempatan TK Panti Rini menjelang pukul 12 malam, beberapa petugas kepolisian kelihatan di lokasi. Sedikit kedepan dari TK Pantirini, di Lapangan Kota Baru juga nampak beberapa anak-anak muda merayakan natal dengan bermain kembang api. Kembang api yang indah tersebut diluncurkan berulang-ulang dan mampu mengukir keindahan langit legam diatas sana.

Sebelumnya di sore hari menjelang malam, gereja-gereja khususnya di Kota Maumere dibanjiri umat yang hadir untuk merayakan malam natal. Gedung gereja terlihat tak mampu menampung umatnya. Di Katedral saat misa pertama pukul 5 sore dalam pantuan www.inimaumere.com umat yang hadir cukup banyak. Misa dipimpin oleh Rm. Wilfrid Pr yang dalam kotbahnya meminta umat untuk merayakan natal secara sederhana.

Malam Natal di Maumere memang dilewati umat dalam suasana yang sederhana. Tak ada kemewahan, tak ada gemerlap pohon natal yang menjulang tinggi dengan lampu-lampu mewahnya. Natal kali ini adalah natal yang sederhana seperti pula kesederhanaan seorang bayi yang lahir dalam kandang hewan 2000 tahun yang lalu.

Lantas bagaimana perayaan natal di tempatmu ? Tentu banyak kesan yang tertinggal. Seperti pula mereka yang kali ini merayakan natal dalam kesederhanaan karena kehilangan sanak keluarga dalam suatu bencana, merayakan natal dalam keadaan makanan yang serba tak cukup dan mungkin pula merayakan natal dalam kesendirian karena tak ada keluarga dan sahabat disekeliling yang ikut serta merayakan bersama-sama. Tapi itu tak bisa mengurangkan niat untuk menghayati makna natal yang sebenarnya. Natal kali ini merayakan lahirnya seorang bayi yang menjadi Juru Selamat umat manusia dan seluruh bumi bersorak sorai karena Tuhan sudah datang....

Tapi kali ini pula kita perlu merasa prihatin karena di tengah semarak kesederhanaan natal , saudara-saudara kita yang beribadah di sebuah gereja di Bekasi harus terganggu kekhusukkannya akibat ratusan massa yang mencoba menghalangi ibadah mereka. Alasannya karena gereja tersebut belum mendapatkan surat ijin mendirikan bangunan. Kabar tersebut dilansir dalam pemberitaan di Metro TV. Apapun itu dengan tindakan ini kita hanya bisa mengelus dada . Mereka sepertinya tak mengerti betapa indahnya menghayati hidup berdampingan seperti di daratan Flores yang mayoritas beragama Khatolik. Sayang sekali, kenyataan telah berbicara, harusnya setiap tempat ibadah di Indonesia diperiksa, apakah telah berijin atau tidak, tanpa kecuali tempat ibadah apapun itu karena negara ini bukan negara agama.

Sedangkan saat siang hari, perayaan Natal di Kota Maumere berlangsung seperti biasanya. Seperti tahun-tahun sebelumnya. Jalanan kota langgeng, toko-toko besar maupun kecil ditutup. Pasar tradisional pun sepi. Tapi hampir disebagian besar rumah warga ada perayaan. Nampak penuh suka cita. Musik tentang natal bergema mengiringi tawa suka cita para sanak keluarga yang mampir bersilahrutami sambil mencicipi lezatnya kue natal.

Tapi ditempat lain, para laki-laki tua dan perempuan tua yang kekurangan masih tetap berdagang. Duduk dengan sabar dipinggir jalan dengan menggunakan sarung bermotif tenunan Sikka sambil menjajakan hasil kebun. Ada hiasan kerut dan rambut putih yang tak terurus menghiasi kepenatan mereka, nampak dengan sabar menunggu para pembeli. Di tempat lain beberapa anak-anak muda asik menghabiskan bergelas-gelas moke, sambil mencicipi daging natal.
Natal kali ini juga masih dimaknai dengan pesta pora oleh sebagian masyarakat. Seperti di kota-kota besar yang berlomba-lomba membisniskan pesan natal Betlehem di mall-mall mereka. Berlomba-lomba mengadakan kegiatan ini itu ditempat-tempat mewah namun sayang terlihat seperti menempeleng wajah Betlehem.

Natal kali ini dan besok tetap adalah Natal yang sederhana, pesan yang menjadi pesan sukacita bagi dunia. Bukankah Bayi Yesus lahir dalam kesederhanaan?

SELAMAT HARI NATAL 2009
www.inimaumere.com


Selengkapnya...

Thursday, 24 December 2009

Tenun Ikat Sikka Masuk SheCan Award

inimaumere.com _ Masyarakat Kabupaten Sikka boleh berbangga dan harus senang, karena Tenun ikat Kabupaten Sikka, NTT masuk SheCan Award Tahun 2009. Sebuah moment mengangkat nama sejumlah wanita Indonesia yang memiliki keberanian dalam mengangkat karya seni dan budaya serta berbagai bidang yang diperankan wanita – wanita Indonesia. Demikian informasi ini diperoleh dari Alfonsa Horeng, kepada inimaumere.com Senin (21/12/2009).

Menurut Alfonsa, SheCan Award 2009 merupakan sebuah program yang memberikan langka awal untuk menyebarluaskan dan mengajak seluruh wanita Indonesia untuk menjadi enlighten (penerang), educate (pendidik) dan empower (pemberdaya) dalam hidup mereka.

SheCan Award 2009 diikuti 38 orang perserta dari berbagai daerah di Indonesia , sementera untuk Propinsi NTT di wakili Alfonsa Horeng. Kegiatan ini telah dilaksanakan, Sabtu (12/12/2009) di Jakarta.

Alfonsa Horeng, merupakan tokoh wanita muda yang sudah lama menekuni dunia tenun sejak menamatkan pendidikan perguruan tinggi di Surabaya. Selain mempromosikan tenun ikat yang ada di Kabupaten Sikka, Alfonsa juga terus belajar dan mempromosikan tenun ikat asli NTT keluar daerah. Karena kesuksesannya, Alfonsa diundang untuk mengikuti acara SheCan Award 2009 di Jakarta .

Menurut Managing Director Tuppeware Indonesia, Nining W. Permana, seperti yang diceritakan Alfonsa, bahwa tujuan dilaksanakan SheCan Award 2009 ini untuk menyokong kemajuan wanita – wanita Indonesia. Yang dimulai dengan langkah pencerahan yang akan diberikan melalui kisah personal dibalik ke 38 orang wanita berdaya Indonesia .

“ Pesan yang akan diberikan wanita – wanita berdaya Indonesia ini adalah supaya wanita Indonesia bisa berkarya bagi diri sendiri dan membawa pengaruh positif itu bagi orang lain dan lingkungan yang ada disekitar anda. Tanpa harus melupakan tanggung jawab anda sebagai isteri dan ibu rumah tangga “ jelas Permana.

SheCan membawa pesan yang sederhana, namun sangat diharapkan bisa menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus mengembangkan diri dan mencapai potensi kita yang maksimal.

Acara SheCan Award 2009 akan ditayangkan di Stasiun televisi TransTV pada Minggu 27 Desember 2009, jam 4 sore waktu Indonesia bagian tengah. Sebelumnya acara ini juga ditayangkan di Tran7 pada Selasa (22/12/2009) jam 20.00 wita.

Alfonsa Horeng juga menjelaskan minatnya terhadap tenun ikat dimulai sejak menamatkan pendidikan tinggi di Surabaya . Kala itu ia melihat minat generasi muda untuk mempertahankan tenun ikat sangat rendah, sehingga membuat dirinya berusaha untuk mempertahankan tenun ikat.

Meski tidak mudah, Alfonsa mengaku tidak menyerah dan terus berusaha memotovasi, mendorong dan mendidik para wanita di Flores NTT supaya melalui proses tenun dan warna membutuhkan kesabaran dan ketelitian yang tinggi.

“ Saya sangat berharap kiranya, generasi muda di NTT supaya membangun minat dan mau belajar mempertahankan budaya tenun di NTT “ harap Alfonsa.

Sebagai generasi muda Nian Sikka, kita juga harus berani mengikuti jejak Alfonsa Horeng, mengapa tidak? Kita pasti bisa.(djo)

www.inimaumere.com


Awards

Alfonsa-Jerman



Blog Tenun Ikat Alfonsa disini www.alfonsadeflores.com

Selengkapnya...

Tuesday, 22 December 2009

Perempuan Bermata Rembulan di Hari Ibu..

….ibu adalah hati yang rela menerima
selalu disakiti oleh anak-anaknya
penuh maaf dan ampun kasih sayang
ibu adalah kilau sinar kegaiban tuhan
membangkitkan haru insan dengan kebajikan
ibu mengenalkan aku kepada tuhan…..(Wiji Thukul)

Perempuan bermata rembulan yang biasa kita panggil ibu, mama, emak, mami, bunda, inang dan nama lainnya telah melahirkan saya dan anda belasan bahkan puluhan tahun silam.

22 Desember 2009 ini adalah peringatan Hari Ibu, secara khusus diberikan untuk sosok wanita yang melahirkan kita. Ingatan kita tentang ibu kembali terkenang saat ini. Pada senyumnya yang tak pernah pudar, pada kesabarannya menuntun kita, pada ketulusan hatinya mendidik kita hingga beranjak dewasa.
Kita selalu menemukan rembulan dimata beliau, yang lembut menenangkan hati juga menghanyutkan, yang meneduhkan juga menyejukkan dan senantiasa membuat hati kita selalu damai. Dan cahaya rembulan itu tak pernah pudar meski usia beliau kian waktu kian renta. Dikeriput matanya bahkan kita bisa menemukan jejak-jejak kisah kesabaran, perjuangan, pengorbanan, keikhlasan, penderitaan. Juga Maaf tak bertepi.

Bahkan ada ungkapan kata-kata yang sepertinya menyentil kita anak-anaknya..

“Seorang ibu bisa memelihara dan merawat 10 orang anak, tapi 10 orang anak, belum tentu bisa merawat dan memelihara seorang ibu”.

Tanggal 22 Desember dijadikan sebagai hari Ibu, tidak lepas dari jasa Dewi Sartika yang memperjuangkan pendidikan untuk kaum hawa.

Untuk memperingati Hari Ibu kali ini, secara sederhana www.inimaumere.com mempersembahkan sebuah puisi indah karya penyair D Zawawi Imron berjudul Ibu.

Ibu
kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mata air airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau aku ingat sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa aku bayar

ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyerbak bau sayang ibu menunjuk ke langit,
kemudian ke bumi

aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudra
sempit lautan teduh tempatku mandi,
mencuci lumut pada diri tempatku berlayar,
menebar pukat dan melempar sauh lokan-lokan,
mutiara dan kembang laut semua bagiku

kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu ibu, yang akan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu , bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru dengan sajakku

D Zawawi Imron
1966



ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku...
Selamat Hari Ibu...

www.inimaumere.com



Selengkapnya...

Monday, 21 December 2009

Dan Pale Terima Satya Lencana

inimaumere.com_ Tokoh Masyarakat Propinsi Nusa Tenggara Timur asal Kabupaten Sikka, Drs. Daniel Woda Pale, 05 November 2009 lalu di Istana Wakil Presiden Boediono Jakarta, mendapat anugerah tanda kehormatan satyalencana pembangunan karena telah berjasa ikut membangun negara di bidang lingkungan hidup.
Demikian hal ini dikemukakan Kepala Badan Lingkungan Hidup, Mauritz Da Cunha, saat menggelar konferensi pers di Aula Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sikka Jl. Jenderal Sudirman, Sabtu (19/12/2009) pagi.

Menurut da Cunha, Anugerah Setyalencana Pembangunan ini diserahkan Wakil Presiden RI Boediono, berdasarkan surat keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 056 / TK / Tahun 2009, tertanggal 28 Oktober 2009.

Pemberian satyalencana pembangunan kepada Daniel Woda Palle ini karena pemerintah pusat melalui kajian terhadap Daniel Woda Pale yang dianggap telah berhasil menggerakan masyarakat melakukan kegiatan penghijauan dengan lamtoroisasi dan tanaman perkebunan seperti mete, coklat dan jenis tanaman lainnya.

Selain berhasil menggerakan masyarakat melakukan kegiatan penghijauan, Daniel Woda Pale juga sukses membangun kerja sama dengan daerah – daerah di luar NTT untuk pengadaan bibit tanaman unggul yang dapat dikembangkan di Kabupaten Sikka.

Sehingga lahan kritis milik masyarakat yang semula tandus dan selalu mengalami erosi dan longsor menjadi daerah yang subur dan mampu meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakat Kabupaten Sikka.

Daniel Woda Pale saat konferensi pers menyampaikan bahwa anugerah yang diterimanya merupakan anugerah milik masyarakat Kabupaten Sikka. Sebab penghijauan di Kabupaten Sikka kala dirinya menjabat sebagai Bupati Sikka merupakan bentuk kerja keras dari masyarakat Kabupaten Sikka sendiri.

Untuk itu, Daniel Woda Pale mengajak seluruh lapisan masyarakat supaya terus membangun niat dan menggerakan diri supaya gemar melakukan penghijauan.


Mamo Dan Pale Jadi Panutan

Mamo (bahasa lio : kakek) Dan Pale bagi kita generasi muda pantas menjadikannya tokoh idola yang patut kita panuti. Kesuksesannya dibidang penghijuan harus kita ambil maknanya, sebagai generasi muda kita tidak boleh tinggal diam, bergerak dan terus bergerak mengikuti contoh kecil dari mamo Dan Pale untuk menghijaukan NianSsikka ini.

Mamo, diusia pensiunnya pun ia terus berusaha tampil untuk memberikan motivasi dan sokongan bagi kita cucu – cucunya. Halaman rumah di Samping Lapangan SMA Sint Gabriel Maumere ditanami berbagai jenis tanaman, walau sekedar mengisi masa pensiun, namun kita juga harus berbuat demikian dihalaman rumah kita.

Mamo Dan Pale, diberbagai kesempatan tidak pernah merahasiakan pengalamannya. Ia selalu berbagi, walau dengan kerendahan hatinya Mamo Dan Pale tidak mau tampil menggurui namun kita sendirilah yang harus belajar dan memaknai setiap cerita pengalamannya.

Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sikka M.T. da Cunha keberhasilan Mantan Bupati Sikka itu diantaranya sukses mengurangi lahan kritis dari 151.420 ha menjadi 83.492,44 ha; menjadikan Kabupaten Sikka menjadi Kabupaten yang paling terdepan di NTT dalam hal terasering; berhasil mengantar Kabupaten Sikka meraih penghargaan dari Pemerintah Pusat berupa Parasamya Karya Nugraha pada tahun 1984; dan keberhasilan di bidang upaya penghijauan, pemberdayaan kakao, mete, cengkeh, dan tanaman perdagangan lainnya.

Salah satu pengalaman yang tak terlupakan Daniel Woda Pale, berkat kegiatan penghijauan di kali Batik Wair, Kecamatan Lela, kali yang semulanya kering kerontang. Namun pasca penghijauan menjadi sumber mata air baru. Sumber mata air ini melayani kebutuhan warga 3 kecamatan: Lela, Koting, dan Nelle.

Woda Palle pada kesempatan ini juga secara detail mensyeringkan pengalamannya bersama elemen masyarakat Sikka, di antaranya Pater Bolen, da Rato, A.M. Theod, dan Viator Parera, Yaspem, Dian Desa yang telah mendukung pemerintahan yang dipimpinnya dalam pengembangan lamtoronisasi, dan pengembangan pertanian lainnya.

Woda Palle meminta semua elemen masyarakat Sikka untuk terus melakukan upaya konkret atasi masalah lingkungan hidup, meminimalisasi dampak pemanasan global, dan memajukan kesejahteraan masyarakat melalui penanaman tanaman pertanian dan perdagangan seperti kakao, mete, dan komoditas unggulannya lainnya. (djo)

www.inimmaumere.com







Selengkapnya...

Sunday, 13 December 2009

Di Tengah Kota Maumere Berdiri Kristus Raja..

Setitik Cerita Tentang Pelindung Keuskupan Maumere, Kristus Raja

Oleh : E.P da Gomez

I Remember Flores”, sebuah buku dalam bahasa Inggris yang ditulis dan diterbitkan oleh Mark Tennien dari Maryknoll. Diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Thom Wignyata, wartawan SKM Dian dan Flores Pos, dengan judul “ Aku Terkenang Flores” (Penerbit Nusa Indah Ende, Cetakan I 1976 dan Cetakan II 2005).
Dalam buku mini setebal 224 halaman itu, Tasuku Sato, Kapten Angkatan Laut Jepang yang menjadi Komandan Angkatan Laut Kerajaan Jepang di Ende – Flores (1943 – 1945), antara lain menulis sebagai berikut :

Penjaga Kota Maumere adalah sebuah patung Kristus yang berarna putih, sangat bagus dan hidup. Di pagi hari ketika sinar lembut menimpalinya, patung itu tampak keramat, persis seperti patung Katedral Ende yang diterangi cahaya lilin. Akan tetapi, situasi keramat sekelilingku sekarang mendapat amukan perang. Kegiatan perang yang memanikkan telah menyelinap masuk kewilayah keramat dan tenteram sekitar penjaga Kota Maumere.”

Patung Kristus yang dikagumi Kapten Tasuku Sato itu adalah salah satu tonggak sejarah dari karya kerasulan Don Yosephus Ximenes da Silva (1895 – 1954), Raja Sikka ke – 15 (1920 – 1954).
Pada tahun 1926 sang raja yang genius dan brilian itu menyediakan sebidang kecil tanah lapang di Kota Maumere ( kini menjadi Taman Kristus Raja, Jl Mgr Soegijopranata, SJ, atau pernah dikenal sebagai Lapangan Tugu), untuk diletakkan Patung Kristus Raja. Patung itu dibeli dengan dana yang dihimpun secara bergotong royong oleh seluruh umat Khatolik Kerajaan Sikka. Patung yang indah ini, kata orang yang didalam zamannya pernah melihatnya, diletakkan dibagian selatan lapangan, disisi timur diberkati Mgr Arnoldus Vestraellen, SVD, Vicaris Apostolic Soenda Ketjil, dalam perayaan misa pada tahun yang sama (1926).

Mendahului kehadiran patung Kristus Raja tersebut, pada tahun 1925 terbit “Kristus Raja Itang (KRI), majalah bulanan berbahasa Sikka yang dipimpin dan dikelolah Pater Grootmann, SVD, Pastor Paroki Nele. Ukurannya 21x14,8 cm. Isinya antara lain soal agama, hal-hal praktis pastoral, sosial ekonomi, pendidikan, kebudayaan, berita-berita daerah, paroki dan masalah nasional/internasional. KRI lenyap dari peredaran pada desember 1938 (Agus Sape, Perjalanan Pers di NTT, dalam buku 15 tahun Pos Kupang, Penerbit Timor Media Grafika, Kupang, 2007).

Namun sayang, patung yang menjadi lambang kekatolikan penduduk Kota Maumere dan sekaligus pelindung kota ini hancur lebur dihantam bom Sekutu pada akhir Perang Dunia II (1944). Kehadiran penguasa Jepang di Pulau Flores telah mengundang incaran Sekutu. Kota Maumere yang enjadi basis pertahanan Angatan Perang Kerajaan Jepang, diarahkan sebagai mangsa dan sasaran pemboman.
Menutut catatan Mo’ang D.D Kondi Pareira, seorang pejabat Kerajaan Sikka dalam manuskripnya “Hikayat Kerajaan Sikka” , ‘Bahwa pada tanggal 23 Januari 1944 Sekutu menjatuhkan bom pertama kali, merusakan Toko Batu, Kolo Liong dan Toko Makasar (ketika itu ketiga toko ini terletak dalam jejeran rumah tinggal Don P.C.X. da Silva ke utara, sebelah timur Taman Kristus Raja sekarang). Tercatat dua orang meninggal dan banyak yang terkena cedera ringan.

Banyak orang sangat yakin bahwa patung Kristus Raja juga hancur terkena bom. Pada tahun limapuluhan sampai awal sembilanpuluhan masih tampak sepenggal lantai semen sedikit ketinggian dimana patung itu diletakkan. Disitu saya pernah berdiri menyanyikan lagu “ovos’ pada perarakan Jumad Agung (ketika saya di bangku SMPK Yapenthom Maumere, 1953-1956), kini penggalan lantai semen itu telah dibongkar, hilang tak berbekas.

Mo’ang Kondi mencatat rentetan peristiwa tragis yang menimpa Kota Maumere setelah pemboman pertama, sebagai berikut ;

1. 14 Juli 1944, diperkirakan dua pulhan pesawat udara terbang melintasi langit Kota Maumere dan menjatuhkan bom. Banyak rumah penduduk dan kantor pemerintah rusak total. Jumlah orang yang meninggal tidak tercata.

2. 17 Juli 1944, Sbuah kapal Jepang yang sedang berlabuh dekat Pulau Besar, terbakar.


3. 27 Juli 1944, ISTANA Raja Sikka (kini Kantor PT Floresa Wisata dan rumah kediaman keluarga Drs Frans Seda) dibumi hanguskan oleh bom sekutu (sehari sebelumnya, 26 Juli 1944, putra sulung Don Thomas, yaitu J.D.X. da Silva menerima berkat nikah dengan Rosalia Kaunang di Hakakewa, Lembata).

4. 22 Juli 1944 giliran Bandara Waim Oti terkena bom laknat tersebut.


5. 31 Juli 1944, bagian lain dari Kota M,aumere hancur lebur dihantam bom Sekutu. Banyak penduduk mengungsi ke pedalaman.


Karena adanya rentetan pemboman itu masyarakat semakin yakin bahwa patung Kristus Raja juga hancur karena bom. Namun, ada kesaksian lain dari L. Teka da Lopez, seorang sopir mobil Jepang, ketika itu berusia 21 tahun. Keyakinannya sebagai diceritakanya kepada Drs. Kanis Lewar berikut ini ;

Patung yang menampilkan keagungan Kristus sebagai Raja dengan mahkota dan tongkat, tetap tegak berdiri utuh. Lantaran itu memancing amarah tentara Jepang. Malam harinya para serdadu yang tengah dirasuk perang dan mabuk alkohol, merobohkan kemegahan patung itu dengan sepotong besi hingga patah dan jatuh. Saya menyaksikan tragedi yang melukai imanku dengan rasa takut. Patung Kristus Raja sesungguhnya tidak hancur oleh bom, melainkan dengan kekerasan tangan besi para serdadu Jepang. Namun banyak orang yang tidak percaya dan masih ragu dengan kesaksian saya. Pada hal peristiwa penghancuran patung itu diketahui juga Felix Moa Hekopung. Kesaksian kami berdua tidak digubris Panitia Perayaan Nasional Tahun Maria 1988,” demikian L. Teka da Lopez (“Don Thomas Peletak Dasar Sikka Membangun”, E.P da Gomez dan Oscar P. Mandalangi, Yapenthom Maumere, 2003/2005/226).

Mana yang benar dari kedua versi itu, perlu ada ketelitian yang lebih cermat oleh lembaga yang berkompeten, seperti Pusli Candraditya misalnya.

Namun yang benar adalah, umat Katolik disini merasa suatu kehilangan besar karena patung Kristus Raja yang memah dan agung itu hancur lebur oleh perang. Sebab itu muncuk tekad dari kalangan tokoh umat untuk menegakkan kembali patung yang sama ditempat yang sama.

Adalah Drs. Daniel Woda Pale, Bupati Sikka yang ketiga (1977 – 1988) dalam sambutannya didepan Pimpinan Gereja dan Umat Katolik di Indonesia Kabupaten Sikka pada saat perayaan 450 Tahun Gereja Katolik di Indonesia yang berlangsung di Lapangan Umum Kota Baru Maumere, 12 Juli 1984, memberikan harapan bahwa pemerintah akan berusaha untuk mewujudkan aspirasi dan kehendak umat tersebut. Akan tetapi, sampai dengan kahir masa jabatannya (1988), tekad itu tidak terwujud oleh berbagai kendala dan hambatan.
Tekad itu baru terwujud dalam masa kepemimpinan Drs. A.M Konterius, Bupati Sikka yang ke empat (1988-1993).

Dalam rangka kunjungan pastoral Sri Paus Yohanes Paulus II di Maumere tanggal 11-12 Oktober 1989. Bupati Konterius mengambil prakarsa untuk bekerja sama dengan masyarakat Sikka di Jakarta, mengerjakan sebuah patung Kristus Raja. Dibawah koordinasi Drs Frans Seda, Drs Ben Mang Reng Say, Blasius Bapa dan Eduard Karmoy Nirang, patung itu dikerjakan oleh Magnus B. Solapung, seorang putra Sikka. Biaya diperkirakan Rp 25 juta, yang dihimpun dari para donatur kalangan Katolik dan non Katolik di Jakarta.(Harian Flores Pos)

www.inimaumere.com


Selengkapnya...

Lebih Dekat Dengan Tenun Ikat Sikka..

Kebiasaan masyarakat Sikka dalam kesehariannya dan tiap ceremony adat atau agama, selalu memakai kain tenun atau sarung adat. Sebutan U’tang Sikka untuk sarung perempuan dan lipa Sikka atau ragi Sikka untuk sarung laki-laki.

Jenis motif dan warna serta desain unsur tertentu masih harus dibagi lagi untuk peruntukan si pemakai dari strata apa, usia, jenis kelamin, untuk kegiatan apa, dan kapan waktu dipakai.

Jenis tenunan tsb terdiri dari: Kain tenun ikat, Kain tenun prenggi, Kain tenun liin, Kain tenun neleng, Kain tenun itor. Jenis kain adat artinya full motif yang “rich” terdiri dari hurang kelang ( jalur-jalur ikat dan non ikat) dan bermutu tinggi karena mempunyai nilai filosofi / pesan khusus dan prosesnya dengan upacara khusus dalam hampir tiap tahapan prosesnya.
Lapisan-lapisan bagian motif yang disebut sebagai satu-kesatuan hurang kelang yang terdapat dalam suatu unsur kain tenun atau sarung berbeda tergantung pada jenis motifnya. Motif teridentifikasi pada bagian ina gete (main motif) yang merupakan nama dari motif kain tsb.

Proses pembuatannya juga sangat rumit dan butuh ketelitian tinggi dalam menuangkan imajinasi karena desain suatu motif tanpa digambarkan terlebih dahulu dalam suatu pola tetapi secara langsung dituangkan secara imajinatif yang akan terbentuk suatu pola motif yang dituju.

Pewarna yang digunakan pun tergantung dari dominansi tumbuhan yang tumbuh sebagai habitat di daerah tersebut. Proses pewarnaan merupakan unsur seni dalam memadukan kombinasi warna yang sudah secara lasim dihasilkan. Ada yang warna tunggal dan warna kombinasi bersusun. Paduan warna ada yang double color, yang tentu saja pengerjaannya pun makin rumit dan proses yang lama juga ada upacara khusus dan ada pantangan-pantangan tertentu agar hasilnya sempurna.

Ada kain tenun yang proses penembakan pakannya menggunakan benang pakan yang sudah terbentuk motifnya, maka harus tepat penempatan motifnya secara langsung saat ditenun. Karena pakan jenis ini sudah melalui proses ikat pada pakan bukan diikat pada benang lungsi.

Jenis ini hanya seniwati penenun yang daya imajinasinya tinggi.

Juga ada kain tenun yang pembentukan motifnya tanpa ikat tapi langsung dengan permainan unsur pakan selama menenun. Pembentukan motifnya secara langsung saat menenun. Jenis ini juga hanya penenun dengan ketrampilan tinggi.

Ada juga kombinasi permainana warna spiral pada benang pakan yang menggunakan alat pintal, sehingga mutu kain yang dihasilkan bisa terbentuk modifikasi warna/i dan tekstur yang menarik.

Pekerjaan budaya tenun ini dilakukan perempuan Sikka hampir di tiap rumah tangga yang masih memegang unsur budaya adat yang diteruskan secara turun-temurun dari nenek ke ibu, dan dari ibu ke anak, dan dari anak ke cucu, dst. Semasa sebelum menjelang millennium, biasanya ibu yang mengajarkan putrinya (biasanya yang tinggal di desa) menggunakan cara pemaksaan untuk menenun agar juga bisa sebagai parameter untuk bisa menikah, karena secara adat perempuanlah yang memberikan tenunan-tenunan yang bermutu bagi calon suaminya. Mutu dari kain tenun yang diberikan akan digantikan juga dengan emas Sikka yang disebut tibu, suatu bentuk khas emas Sikka yang bentuknya seperti vagina yang melambangkan kesuburan dan kehormatan yang ditatakan dengan unsur binatang dan tumbuhan atau manusia sebagai lambing three of life (tiga unsur kehidupan). Gelang gading sebanyak 1 set (terdiri dari 8 keping gelang gading dan 4 keping gelang perak) pun dibekali dari ibunda kepada putrinya sebagai lambang keperawanannya.

Motif yang terdesain adalah merupakan transfer /gambaran dari symbol lambang-lambang kehidupan sekitarnya dan merupakan simbol ungkapan karena nenek moyang dulu belum mengenal huruf dan angka. Ada ratusan motif pada U’tang Sikka.

Syair-syair dan bahasa adat yang biasa digunakan seniwati penenun dan masyarakat budaya dalam menunjang mutu kain tenun ikat ada arti harafiahnya / pesan khusus tergantung jenis dan motif kain tsb.

Secara Lengkap Untuk Mengetahui Tentang Tenun Ikat Sikka dan Flores Umumnya Silakan membacanya di www.alfonsadeflores.com


www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Friday, 11 December 2009

Dalam Kenangan, Gempa Tsunami Flores 12 Desember 1992..

Flores, 12 Desember 1992.. Cuaca di Kota Maumere dan Kabupaten Sikka pada umumnya terasa sangat panas dan menyengat tak seperti hari-hari biasanya. Warga kota lebih terlihat memilih berada di luar rumah mencari udara yang sejuk, bersantai-santai dibawah pepohonan rindang didepan rumah mereka. Beberapa warga malah mencoba mengguyur tubuh mereka dengan air untuk menghilangkan rasa panas karena cuaca yang tak bersahabat itu. Waktu terus berjalan mendekati pukul setengah dua siang WITA. Anak-anak sekolah telah berada di rumah masing-masing. Para nelayan tetap seperti biasanya sibuk mencari ikan di laut yang menghidupi mereka.
Namun tiba-tiba tanpa peringatan terlebih dahulu guncangan hebat terasa melanda bumi yang dipijak. Bumi seakan-akan dipermainkan oleh tangan-tangan raksasa. Gemuruh bunyi seperti bunyi gedung-gedung yang sedang diruntuhkan terdengar menakutkan telinga. Semua berlari tak tentu arah, berhamburan dengan rasa takut yang luar biasa. ”Gempa..gempa..gempa..”teriak mereka.

Ibu-ibu sibuk mencari anak-anak mereka, anak – anak kecil menangisi diri mereka sebab tak tahu harus berbuat apa. Para lelaki dewasa kesana-kemari mencari dan menyelamatkan semua keluarganya. Semua Panik!! Kota kecil nan tenang dilanda malapetaka hebat, menghancurkan semua yang telah dibangun, menghancurkan kehidupan dan semua cita-cita, melenyapkan semua harapan para warga kabupaten yang sedang ditata.

Tiba-tiba dari arah pantai berhamburan warga masyarakat yang tinggal dikawasan itu sambil berteriak, ”Air laut naik..air laut naik..air laut naik...”
Mereka terus menjauhi laut yang selama ini menghidupi mereka dengan suara yang tak henti-hentinya berteriak ketakutan.
Warga kota semakin panik. Gelombang air laut terus mendekati jalan raya dikawasan bagian utara kota yang berdekatan dengan pantai. Tsunami (populer setelah gempa Aceh nan dahsyat) tak ketinggalan ikut serta ambil bagian dalam peristiwa itu. Beberapa tubuh terlihat jatuh terkulai bersama reruntuhan gedung yang menimpa mereka.

Pelabuhan Sadang Bui (pelabuhan kapal laut di Kota Maumere) yang selama itu aktif dengan jadwal bongkar muat barang yang mulai padat hancur disepak sang jendral yang bernama Tsunami. Sebuah kapal besi dikawasan perairan pelabuhan yang selama bertahun-tahun hanya menjadi hiasan laut dan menjadi tempat bermain bocah-bocah kecil karena telah karam, dilempar buang oleh si tsunami langsung mengangkangi jalan raya pelabuhan. Beberapa kapal kecil terlihat pasrah menerima keadaan antara laut dan darat dan membingkai peristiwa itu menjadi sebuah kenangan pahit yang sulit untuk dilupakan. Banyak warga yang berada di pelabuhan hilang ditelan laut.

Tsunami terus bergerak, menghancurkan semua yang berada didepannya. Pulau Babi, sebuah pulau kecil yang berada didepan Maumere hancur lebur diterjang gelombang. Banyak media memberitakan ratusan penghuni pulau itu tewas disapuh tsunami. Pulau kecil nan elok menghiasi lembaran peristiwa pahit dan tragis, menjadi saksi bisu betapa angkuhnya alam jika kita mulai mencampakan kebesaranNya.

PT.Bali Raya, sebuah perusahaan pendinginan ikan satu-satunya di kawasan pulau Flores sat itu hancur di terjang gelombang tsunami. Gelombang air laut tersebut naik dan dengan sombongnya merembes melewati gedung Bali Raya menuju rumah warga sekitarnya dan jalan raya dikawasan pertokoan.

Tak sampai disitu, kampung nelayan tradisional Wuring dan wilayah sekitarnya yang berada tak jauh dari Kota Maumere tak luput dari amukan ‘air laut naik’ (baca;tsunami). Sebagian warga Wuring yang mendirikan rumah mereka diatas laut cuma bisa pasrahkan diri ketika amukan gelombang maut datang menyapa mereka. Semuanya hancur.
Yang pasti, semua kawasan pesisir pantai bagian utara kabupaten Sikka dan Flores pada umumnya hancur lebur dihantam sang tsunami.

Ditengah kota terlihat kepanikan luar biasa. Gedung-gedung pertokoan, perkantoran dan rumah warga banyak yang hancur. Banyak pula warga yang tewas. Pasar Baru Maumere yang berada ditengah kota dalam kawasan pertokoan pun cuma bisa tertunduk lesu ketika guncangan gempa yang menakutkan mulai menggerogoti bagunannya.

Semuanya berlari membawa keluarganya. Ada yang berusaha mengungsi keperbukitan atau ke kampung-kampung yang jauh dari kota dengan maksud menghindari gelombang tsunami. Sekolah-sekolah, gedung-gedung perkantoran, sarana-sarana umum dan sebagain besar rumah warga banyak yang rusak parah (hancur). Terlihat ibu-ibu dan keluarganya meneteskan air mata mereka dengan sikecil yang terdiam penuh ketakutan dalam dekapan sang ibu.
Semua menangisi harapan-harapan mereka yang amblas dirampas dengan paksa dari hidup oleh si penghancur bernama gempa tsunami.

Kawasan lapangan umum Kota Baru Maumere dan Gelora Samador da Cunha akhirnya menjadi salah satu alternatif tempat pengungsian sementara sebagain warga kota untuk menghindari amukan berikutnya. Namun ada juga sebagian masyarakat yang tetap bertahan dirumah-rumah mereka dengan mendirikan tenda-tenda darurat untuk menghindari gempa susulan.

Dihalaman Rumah Sakit TC Hillers Maumere terlihat seorang ibu yang melahirkan bayi mungil nan lucu disela kepanikan warga dan guncangan gempa. Ibu tersebut ditolong oleh para perawat wanita yang siaga merawati pasien yang memenuhi halaman rumah sakit.

Malam hari lebih mencekam. Listrik padam. Trauma masih ada. Guncangan gempa susulan meski tak sebesar guncangan pertama sering membuat warga panik apalagi isu mengenai air laut naik masih sering terdengar dan membuat warga tak cukup nyenyak menutup mata mereka sekedar beristirahat sejenak. Semua tetap waspada.
Hujan gerimis pun ikut prihatin dengan memperlihatkan kesedihannya menetesi bumi Flores yang sedang berduka dengan tetes-tetes airnya yang semakin membuat warga menderita.
Gelap karena lisrtrik padam, hujan pun turun. Lengkap sudah semuanya.

Disela kepedihan dan menderitanya warga, ada pula kisah-kisah ajaib beberapa warga yang selamat dari reruntuhan gedung maupun gelombang tsunami. Semuanya merupakan kisah nyata dari bagian peristiwa memilukan yang pernah terjadi di bumi Nusa Bunga,Flores tercinta.

Pemerintah pusat langsung menyatakan bencana gempa tsunami Flores sebagai bencana nasional. Uluran bantuan pemerintah pusat dan warga Indonesia pada umumnya serta bantuan dari luar negeri sangat berarti membantu warga Flores untuk bertahan hidup ditengah derita mereka.
Selain Kabupaten Sikka yang paling banyak memakan korban manusia dan parah dalam sapuhan tsunami dan gempanya, beberapa kabupaten lain di Flores seperti Ende, Flores Timur, Ngada juga menderita dalam malapetaka yang sering disebut dengan Gempa Flores ’92.

Gempa Flores berkekuatan 6.8 skala Richter (SR). Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 36 meter yang menghancurkan rumah di pesisir pantai Flores, membunuh setidaknya 2.100 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan lebih dari 5.000 orang mengungsi.

Gempa ini juga sedikitnya menghancurkan 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah, dan lebih dari 65 tempat lainnya. Kabupaten yang terkena gempa ini ialah Kabupaten Sikka, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Flores Timur. Kota yang paling parah ialah Maumere. Lebih dari 1.000 bangunan hancur dan rusak berat.

Hati kita sedih saaat terjadi gempa Flores 1992 yang merenggut lebih dari 2000 orang meninggal. Mereka meningal bukan akibat gempa itu sendiri tapi akibat reruntuhan kontruksi rumah yang menimpa, dikombinasi energi tsunami yang menghancurkan. Gempa Flores pernah menjadi ikon bencana besar Indonesia, namun perlahan-lahan terlupakan.

Bupati Alexander Idong saat itu yang menerima tongkat estafet pemerintahan dari tangan Bupati A.M Conterius sebelumnya harus bekerja ekstra keras untuk memulihkan kehidupan masyarakatnya yang lumpuh total. Trauma dan kenangan buruk menjadi tantangan bagi pemerintahan Alex Idong.
Dengan segenap kemampuannya dan didukung oleh rakyatnya,perlahan-lahan Kabupaten Sikka bangkit kembali dan menjadi kabupaten yang kemudian berdiri tegar menata kembali semua sudut kehidupannya, sejajar kembali dengan kabupaten-kabupaten lain di NTT dan Maumere kini menjadi kota nomor satu di bumi Flores.

Sumber; para saksi yang mengalami peristiwa tersebut..

Foto- foto Kerusakan akibat Gempa - Tsunami yang menghancurkan Maumere bisa dilihat disini.

www.inimaumere.com




Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 2009 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---