Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Tuesday 24 May 2011

Dua Aksi Ditengah Sorotan Dugaan Korupsi

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Seruan Moral dan Mosi Tidak Percaya

PMKRI & GMNI, didua lokasi berbeda

Ditengah sorotan masyarakat Kabupaten Sikka akhir-akhir ini terkait dugaan kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang oleh oknum pemerintahan dan pejabat Sikka, belasan pemuda dari dua organisasi mahasiswa yakni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sikka dan Persatuan Mahasiswa Katolik (PMKRI) Cabang Sikka menggelar aksi demonstrasi menuntut agar semua indikasi penyalahgunaan yang melibatkan sejumlah oknum pemerintahan dan kasus korupsi dibongkar tuntas. Dua kelompok ini melakukan orasi didua lokasi berbeda. PMKRI Cabang Sikka melakukan orasi dan pertemuan dengan anggota dewan di gedung DPRD Sikka, sedang GMNI melakukan mimbar bebas dengan orasi berapi-api diperempatan Jalan Eltari, berseberang jalan dengan bekas Pasar Perumnas. Kedua aksi ini dilakukan sejak pagi hari. PMKRI diterima dan bertatap muka dengan pimpinan DPRD Sikka Rafael Raga, Wakil Ketua Alex Longginus dan Felix Wodon dan beberapa anggota dewan di Ruang Kulababong. Sedang GMNI sama sekali tak mengagendakan pertemuan dengan dewan.

PMKRI
Dalam pertemuan itu PMKRI Sikka menyoroti sejumlah data faktual yang sedang terjadi di Kabupaten Sikka yang menurut mereka melawan rasa keadilan masyarakat. Dalam catatannya, PMKRI membeberkan beberapa kasus yang terindikasi penyelewengan yakni kasus penyimpangan dana bantuan sosial (Bansos) di Bagian Kesra Setda Sikka 2009, masalah honor kader dan operasional posyandu untuk 1500 orang di tahun 2010, masalah pekerjaan pembangunan puskesmas baru rawat inap di Tanarawa 2010 yang lebih buruk dari bangunan lama, pembangunan Kantor Bupati Sikka yang baru yang menurut PMKRI sangat amburadul dan menyalahi ketentuan (Kepres No.80 Tahun 2003 dan ketentuan lain), pembangunan Puskesmas Tuanggao Palue yang belum terselesaikan, kasus SPPD fiktif yang melibatkan Ketua DPRD Sikka dan soal realisasi studi banding anggota DPRD Sikka ke Manado terkait pembuatan Perda Moke dan beberapa studi banding dan BIMTEK lainnya.

Dari temuan tersebut, PMKRI Sikka didepan anggota dewan terhormat menyerukan seruan moral dalam pernyataan sikapnya, antara lain menyerukan desakan agar anggota DPRD Sikka bekerja dengan hati nurani dan mampu mengawal proses hukum penyelesaian kasus Bansos yang terindikasi korup Rp 10,7 Miliar. PMKRI juga menyerukan agar kaum alim ulama dari berbagai agama untuk berani mengambil sikap ditengah maraknya korupsi dan rendahnya integritas moral dikalangan penyelengara negara dan menyatakan bahwa pihak eksekutif dibawah pemerintahan Bupati Sikka Sosimus Mitang dan Wakil Bupati Sikka Wera Damianus kredibilitasnya sangat meragukan terkait maraknya kasus korupsi yang meilbatkan aparatur pemerintah dilingkup Pemkab Sikka.

Seruan moral ini dibacakan diruang Kulababong yang disaksikan para wartawan yang meliput dan anggota masyarakat umum lainnya. PMKRI sendiri datang dengan pakaian kebesarannya dan berorasi didepan gerbang sebelum akhirnya diterima dewan.

Terkait pernyataan seruan moral tersebut, anggota dewan menjelaskan bahwa selama ini tugas untuk membongkar kasus Bansos sudah dan sedang berjalan dan diketahui publik lewat media massa yang intens meliput. Pernyataan sikap PMKRI juga menjadi suport bagi dewan dan merupakan bagian dari pengawasan masyarakat. Beberapa kasus yang disebutkan juga sedang ditindaklanjuti.

GMNI
Aksi lebih berapi-api dalam sebuah mimbar bebas ditunjukan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Mimbar bebas yang berada tepat dipojok perempatan Jalan Eltari, berseberangan dengan Kantor BPN Sikka berdiri sederhana namun menjadi sentral perlawanan terhadap ketidakadilan. Hanya sampah bekas menjadi lantainya, pecahan botol dan bau got yang menyengat , juga sebuah pohon kecil penahan terik. Ada pula sisa-sisa arang bekas membakar pisang. Pisang itu hanya sebagai alas perut. Maklum, mimbar bebas ini berlangsung pagi hingga sore hari.

Para oratornya tak pernah putus dan silih berganti memberikan pencerahan tentang berbagai kasus korupsi kepada masyarakat yang simpang siur berseliweran. Aksi ini mendapat perhatian pengguna jalan, masyrakat kecil dan beberapa orang yang besimpati.

Secara umum dalam orasinya, para pemuda menyatakan bahwa praktik KKN di Kabupaten Sikka sudah mencapai taraf yang mengkwatirkan. Selain kasus penyimpangan dana Bantuan Sosial (Bansos) Tahun Anggaran 2009 senilai Rp. 10.7 Miliar yang menurut mereka diduga kuat melibatkan Bupati Sikka Sosimus Mitang, GMNI juga menyoroti berbagai kasus lain yang mengindikasikan terjadinya penyimpangan penggunaan anggaran.

Atas berbagai permasalahan tersebut, orasi GMNI dengan mimbar bebas yang berlangsung dari pagi hingga sore hari secara tegas menyatakan sikap mereka, yakni Mosi tidak percaya lagi dengan pemerintah SODA (Sosi-Dami) karena dinilai tidak mampu dan gagal mengemban amanat rakyat Kabupaten Sikka.

Mimbar Bebas dari GMNI akan berlangsung lagi hari berikutnya yakni Selasa (24/052011). Akhir dari orasi ini menurut agenda GMNI adalah penyalaan lilin demokrasi di lokasi Patung Kristus Raja saat memasuki malam hari.

www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Dua Aksi Ditengah Sorotan Dugaan Korupsi | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---