Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Wednesday 25 May 2011

GMNI Cabang Sikka: Uang Rakyat Sudah Dicuri

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
GMNI nyatakan Mosi Tidak Percaya Terhadap Pemerintahan SODA

GMNI dalam aksi Long march

Selasa (24/05/2011) aksi unjuk rasa kembali terjadi. Lakon kali ini tetap dimainkan oleh para mahasiswa dari elemen Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sikka. Aksi tetap mengusung isu korupsi dana bansos senilai Rp 10,7 miliar dan berbagai indikasi penyelewengan lain yang terjadi di Kabupaten Sikka. Seperti aksi hari sebelumnya, GMNI Cabang Sikka tetap tak mengagendakan bertemu wakil rakyat di DPRD Sikka. Mereka memilih melakukan long march mengelilingi Kota Maumere dan berorasi didepan warga. Para mahasiswa GMNI juga membagikan selebaran foto copy dari sebuah judul berita “ Bupati Sikka Terlibat” yang dimuat di harian Kompas 19 Mei 2011. Aksi long march berlangsung dari sekitar pukul 10.00 hingga menjelang sore yang dilanjutkan dengan mimbar bebas di lokasi Jalan Eltari. Orasi yang berapi-api dari atas mobil pick up yang berjalan pelan, menarik perhatian warga dipinggir jalan. Para mahasiswa tetap menuntut agar semua yang terindikasi diperiksa dan yang terbukti terlibat divonis seberat-beratnya sesuai rasa keadilan masyarakat.

“Saudaraku rakyat Kabupaten Sikka, kami berteriak disini karena ada rasa keprihatinan mendalam sebagai putera-putera Nian Tana. Kita semua yang hidup miskin di tanah ini, masih juga ditipu mentah-mentah oleh para oknum pemerintahan dengan mencaplok duit kita, mencuri uang Rp 10,7 Miliar hanya untuk perut mereka. Dengar saudara-saudara, uang rakyat sudah di curi, uang untuk bantuan sosial sudah dicuri....” teriak dicky antara lain, orator GMNI dari atas pick up. “Masih banyak kasus lain yang melawan rasa keadilan rakyat. Pemerintahan ini telah gagal karena melakukan pengingkaran mandat yang diberikan rakyat Kabupaten Sikka,” teriaknya lagi.

Selain kasus bansos, GMNI juga menyoroti beberapa persoalan yang menunai ritik, antara lain Pemotongan Dana Hibah Bagi Hasil Pajak Tahun 2010 oleh Bupati Sikka sebesar Rp 10 jta perdesa yang menurut GMNI menyalahi aturankarena dialokasikan kedesa-desa tanpa landasan kontrusif, Dana intensif kader posyandu dan operasional posyandu Rp 1,5 miliar tahun 2010 tetapi hanya dibayar Rp 750 juta, Dana perjalanan dinas Bagian Humas Setda Sikka Rp 1,2 miliar tahun 2009 hasil pemeriksaan BPK Perwakilan NTT, masalah tidak terselesaikannya proyek Puskesmas Tuanggeo di Palue dan Puskesmas Boganatar tahun 2007, Masalah pekerjaan hasil rehab puskesmas Waiblama 2010 yang lebih buruk dibandingkan dengan bangunan lama, masalah pembuatan kontrak pembangunan kantor Bupati Sikka yang baru yang menurut GMNI sangat amburadul dan tidak sesuai ketentuan Keppres No 80 tahun 2003 dan ketentuan lain serta nasib kelanjutan pembangunannya, reformasi birokrasi yang kebablasan, masalah para pegawai negeri yang diberi janji untuk menduduki jabatan namun tidak ditepati, masalah pembangunan jalan lingkar luar yang terus dibiarkan tanpa kelanjutan, masalah janal Nanghahale ke Pruda, pekerjaan perpipiaan air minum dalam kota tahun 2010, masalah pembangunan jalan Bola – Hale, dan senjumlah masalah lainnya.

Sekali lagi, GMNI Cabang Sikka dalam aksi demo kali ini tetap menyatakan sikap tegas yakni Mosi tidak percaya lagi dengan pemerintahan SODA (Sosi – Dami) karena dinilai tidak mampu dan gagal mengemban amanat rakyat Kabupaten Sikka.

Mereka juga mengharapkan keterlibatan masyarakat dalam mengawal kasus bansos hingga tuntas.

Mahasiswa GMNI melakukan long march dari Jalan Eltari, pusat mimbar bebas, melewati Jalan Wairklau, Nong Meak, Ahmad Yani, belok kiri ke pertokoan, Hasanudin Beru, Barata, Kota Baru, Unipa, dan kembali ke Eltari.

Aksi GMNI sepanjang jalan: tuding SODA gagal

***
SODA atau Sosi – Dami adalah istilah politik dalam masa kampanye di tahun 2008. Gabungan kata Sosimus Mitang dan Wera Damianus tersebut akhirnya memenangkan Pemilihan Kepala Daerah tahun 2008 untuk masa lima tahun kedepan. Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sikka, keduanya mencatatkan sejarah sebagai pemimpin daerah pertama di Kabupaten Sikka yang dipilih langsung oleh rakyat.

Dengan motto “Mulai Dari Desa”, keduanya mengarungi masa pemerintahan yang dipercaya oleh rakyat. Dalam perjalanan pemerintahan, berbagai kritikan mulai berdatangan yang akhirnya bermuara pada kasus bansos senilai Rp 10,7 miliar yang diduga melibatkan sejumlah oknum pemerintahan.

Saat ini kasus bansos ditangani Pansus DPRD Sikka, dan penyelidikan sedang berjalan. Terkait kasus bansos, pansus bansos DPRD Sikka sudah mengagendakan pemanggilan Bupati Sikka Sosimus Mitang hari Jumat (27/5/2011). Hampir semua masyarakat Sikka berharap kasus korupsi didaerah miskin ini bisa ditangani KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi.

www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: GMNI Cabang Sikka: Uang Rakyat Sudah Dicuri | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---