Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Thursday 28 February 2013

Bliran Sina, Warna Budaya Sikka

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Dari Kampung Menuju Dunia
Pukulan etnik musik tradisional gong waning perlahan menaikan emosi. "Mari ita Soka," ajak seorang Moat. Soka dalam bahasa Sikka artinya menari. Yap, lelaki gagah yang mengenakan kostum tradsional Sikka ini mengajak saya bergembira. Tapi saya enggan menari, bukannya tak mau. Sebabnya, kesempatan emas mengabadikan moment spesial inilah yang menghadang keinginan saya. Dan menarilah semua orang. riang gembira dan penuhsuka cita. Secuil kisah ini terasa hangat ditengah mendung tebal di Lokasi Hotel Sao Wisata Waiara, 10 Km dari Kota Maumere, Kabupaten Sikka. Kisah ini terjadi hari Sabtu (23/2/13) lalu, dimana saat itu, salah satu sanggar budaya terbesar di Kabupaten Sikka menjadi biang dari keharmonisan. Bliran Sina. Yap, Sanggar Bliran Sina nama yang telah menndunia lewat berbagai event diberbagai negara. Perhelatan budaya di Sao Wisata dikhususkna bagi para pelancong domestik maupu maupun mancanegara sekaligus menyisipkan sebagian sumbangan bagi para korban letusan Gunung Rpkatenda di Palue.

Moment spesial diisi dengan berbagai atraksi menarik. Selain anak-anak kecil yang terampil menggebuk alat musim gong waning, hal menarik lainnya ditunjukan para mama yang mempertontonkan rahasia pembuatan tenun ikat dengan menggunakan bahan dan zat pewarna alam.
Bukan hanya disitu. Pada kesempatan yang berbahagia tersebut juga dipertontonkan pula tarian-tarian khas daerah, serta perlombaan pengelolahan makanan bergizi dari bahan lokal. Uniknya, makanan lokal dari bahan pangan tersebut tanpa camur tangan dari material kimia. Keunikan ini telah dikembangkan sebagai bentuk kearifan lokal masyarakat setempat. "Bukan hanya beras yag bisa menjadi bahan utama, sekeliling kita masih banyak tanaman yang siap menggantikan beras, yang lebih bergizi," bisik salah seorang mama.
Ditengah kegembiraan tersebut, Bliran Sina seperti biasa memamerkan tenun ikat hasil kreasi ibu-ibu dengan harga bervariasi. Selain tenun ikat, berbagai pernak pernik unik lainnya digelar. Siapapun bisa memperolehnya dengan harga variatip.
Bliran Sina merupakan sanggar budaya yang intens melakukan kegiatan seni budaya Sikka diberbagai tempat. Sanggar ini sangat terkenal dikalangan wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang pernah ke Kabupaten Sikka.
Sanggar Bliran Sina menyimpan potensi budaya lokal yang dikelolah dengan baik. Lewat sanggar yang mempertunjukan kesenian dalam bentuk tarian, nyanyian dan tenun ikat menyumbangkan kontribusi dalam meningkatkan sumber daya manusia dan perekonomian masyarakat setempat.
Sanggar yang saat ini dipimpin Daniel David ini didirikan tahun 1983. Tujuan sanggar itu adalah menjaga warisan seni budaya Watublapi, khususnya kain tenun ikat.
Sanggar tersebut berlokasi di Watublapi, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, NTT.



 
www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Bliran Sina, Warna Budaya Sikka | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---