Lebih dari sebagian orang menulis puisi itu sebagai hobby tanpa memperdulikan puisinya mendapat pengakuan atau tidak, yang penting bagi mereka adalah menuangkan apa yang ada di kepala atau perasaan mereka ke dalam bentuk puisi. Dengan melakukan hal itu mereka mendapat kepuasaan tersendiri menurut versi mereka. Dan ini sah-sah saja karena menulis puisi tidak selalu harus mendapat pengakuan. Demikian kutipan dari penuis Herman J Waluyo. Begitulah puisi, begitulah penyair. Dan para sekelompok facebookers asal Flores yang tergabung dalam grup ”Kumpulan Terbuang Penyair Tanah Flores” menuangkan coretan mereka dalam bentuk puisi yang indah. Puisi yang ditulis tak bertujuan ingin mendapat pengakuan. Bagi mereka kepuasan mengungkapkan perasaan hati lebih berharga dari segala pengakuan. Sebab itulah sebagian besar puisi para penyair di grup tersebut,tanpa judul. Artinya, sebagian besar ditulis secara spontan.
Dalam suasana kemerdekaan RI yang ke 66, para penyair tak tinggal diam. Lewat coretannya mereka mencoba bertutur tentang kemedekaan, dipandang dari sudut penyair.
Puisi-puisi yang dikumpulkan dari ceceran di dinding grup ditulis spontan dengan berbagai gaya ragam puisi.
Adalah Even Edomeko, salah satu anggota grup kemudian memilah beberapa puisi kemedekaan dan memberi judul. Para penyair setuju.
Dan inimaumere.com bisa menyebtkan satu-satu nama para penyair yang telah terlibat yakni Even Edomeko, Yanuarius Yoris, Mario Bato Wanes, Sonya da Gama, Annasty Sandra, Sally Uka-Uka, Yohanes Yanto Kaliwon, Oss Rebong, Kosmas da Kunha.
MERDEKA
Oleh: Valens Daki-Soo
Indonesia,
negeri raya dan pejuang perkasa!
Aku memelukmu Ibunda,
Cintamu tumpah-ruah,
membuncah di dada..
Aku berdiri bergetar jiwa,
Menatapmu dinista manusia bermental Brutus dan Yudas:
Gadaikan bangsa demi kuasa dan harta..
Indonesia!
Aku anak kampung Flores nun di pelosok sana..
Tempat Pancasila diendapkan
Bung Karno sang bapak bangsa..
Aku belumlah apa-apa,
Tapi ingin kulantangkan ke seluruh jagat:
Merdekaaaa!!!
Jakarta, 17-8-2011
_________________________________________________________________
HUT NKRI
Oleh: Maria Marietta Bali Larasati
Indonesia..
Engkaukah ini?
Sudah separuh baya usiamu
Tapi mengapa masih belepotan coklat di wajahmu?
Ini aku bingkiskan sapu tangan dengan sebaris pesan "jangan main kotor lagi ya...dari aku yang mencintaimu, seputih tulang, semerah darah)
Ende, 17.8.2011
________________________________________________________________
LOLONGAN NURANI
oleh: Sally Uka Uka
Ku ingin menjerit..... kuingin berteriak lantang ...lepaskan kata MERDEKA sprt pejuang kita dulu dgn lantang namun kata''itu menyekat tenggorokanku karena kemerdekaan yg para pEjuang n pahlawan berikan telah terkebiri ...tetesan darah beliau tiada dihargai ...terabaikan krn kerakusan kemerdekaan kita telah dipasung jiwa''serakah kemerdekaan kita tlh dipasung dlm keangkaramurkaan insan''tak bertanggung jawab ...jeritan kami hny lolongan serigala lapar di padang luas ...akankah kita mampu melonjak melepas jeratan manis para pemimpin negeri yg hny umbar janji ....dgn tetesan air liur tanpa bukti...????? ....Kemerdekaan yg seharusna kita nikmati tlh di ikat di pusara jantung negeri demi pribadi .....nmn demi peluh''darah yg telah terjurah utk ngr ini kami bertekat merampas dr di pengumbar janji ...generasi''yg punya naluri mari berkarya wujudkan cita sang penoreh nadi yg rela terkapar demi secuil senyum lepas negeri ini .......
Batam, 17-8-2011
_________________________________________________________________
INDONESIA, DI MANAKAH RUMAHMU?
Oleh: Marlin Bato Wanes
Rasanya baru tadi malam ku bermimpi
16 agustus, obor bernyala terang
di jilati cakrawala penuh lelehan bulan.
centurya gembira menggelegar memecah keheningan
Termengah mengah ku menyambut hadirmu,
ku pacuh akal dalam hitungan detik di belantara malam
lalu angin mengirimkan wajahmu,
ke karang karang berpernak pernik gemilang
Di laut bunga bunga, kesusuri lagi pesisir itu,
di mana dulu kutitipkan siluetmu, pada binar terik siang
aku mencarimu di tanah yang kosong melompong
sambil menikmati rentetan salvo serdadu
Ku tanyakan kau pada nyiur pantai,
Indonesia; dimanakah alamat mu ??
lalu kau berkibar bersama lautan darah
katamu: engkau kemarin di sini, bersamaku.
Hmhmhmhm....ruh sang pertiwi termangu,
hakikat tanah air pun kini hilang
hati terus terusik mengundang seribu tanya
Indonesia, dimanakah alamatmu ???
Jakarta, 17 Agustus 2011
_________________________________________________________________
MERDEKA..!!
oleh: Marlin Bato Wanes
Heeemmmm......
Untuk siapa kata itu...??
Apa gunanya..??
Hilang sudah makna aslinya..
Punah seiring extrimnya cuaca..
Seiring pergantian generasi..
Bukan lagi sebagai kebanggan..
Hanya sebagai pengingat..
Tak ubahnya seperti alarm..
Berbunyi sebentar lalu dimatikan..
Merdeka..!! inilah suaraku
Suara lirih dari lembah demokritis !!
Jakarta, 17 Agustus 2011
_________________________________________________________________
MERDEKA I
Oleh: Sonya da Gama
MERDEKA....kawan...pernahkah engkau rasakan merdeka.? dengan gagah engkau menjawab sudah....ini merdeka..merdeka yang seperti apa kawan...lepas dari belenggu tirani ratusan abad silam kah..? bukan bukan itu maksudku..merdeka dalam diri...merdeka untuk tidak memikirkan kamu dia aku mereka...tetapi lepas...kawan..ketahuilah..kita tidak merdeka karna takdir..tetapi..kita bisa merdeka karna nasib..nasib..merdeka..dalam kedua telapak tangan kita....selamat pagi...(proklamasi...bengkulu..jam tujuh lewat tujuh belas pagi)
Bengkulu, 17-8-2011
MERDEKA II
Oleh: Sonya da Gama
tadi hari merdeka.....di tepi jalan ...seorang menangis...dengan wajah serupai topeng..berkuncir 2...berlenggok bak bidadari...aku trenyuh...disoraki...dipaksa..untuk mereka senang...miris hatinya...bathinku..adaapa manusia ini...ini merdeka...kasihan..dia seperti tak satu ..apakah saudara tau..sakitnya dua jiwa satu badan..?kalian sudah bebas bagai makluk sempurna..bagi mereka..?tak beristri tak berorok tak berkawan...kawan..bukan aku sukai jalur aneh ini...tetapi aku iba..iba..akan kesendirian..dan ...kebingungan mereka....baginya hanya Maha Penciptalah yang mengetahui....
(buat kawan kawanku..saudaraku..waria diseluruh belahan bumi...bengkulu..17 08 11)
_________________________________________________________________
Untuk Indonesia
Oleh: Kosmas da Kunha
suatu pagi di alam kemerdkaan. Seorang bocah brtelanjang dada..bertopi koran bersepatu lumpur..
Berlari menyusuri pematang-pematang sawah, diantra kawanan bangau..diantara indahnya bunga kangkung..
Dengan janur kuning di leher,dan bendera merah putih..
Memekik tajam, membela langit pagi.memecah kesunyian yang syahdu...
Bergema pada dinding-dinding batu, gelora patritisme dan revolusi..
Merdeka..Merdeka..sekali merdeka tetap merdeka
dan angan membawa pekikan menuju laut yang tenang dan damai...
Terbang menyusuri langit menemui matahari...
Disana tersimpan cita-cita untuk masa depan secerah mentari pagi...
Untk negeriku yang permai..
Maumere, 17 Agustus 2011
_________________________________________________________________
PIDATO KEMERDEKAAN
oleh: Even Edomeko
“M e r d e k a !!!”
Kau tahu arti itu pekik:
mantra penghantar pergi perang
doa sunyi di pembuangan sepi
salam sebelum haturkan nyawa
“Merdeka!”
Apa kau punya jiwa bergetar
Waktu ini kata terdengar
Di mimbar, trotoar, atau pasar?
Tak usah malu
Karena ini kata sudah kehilangan magi
Tak punya kekuatan meski sekedar sadarkan warga untuk naikkan bendera di halaman rumah...
apalagi mengajak serahkan nyawa...
“Merdeka” kita lenyap pesona
Sejak Bung Karno dipaksa keluar dari Istana
dan rakyat menyaksikannya dengan sedih
“Merdeka” kita lenyap pesona
Ketika Pak Harto dipaksa keluar dari Istana
dan rakyat menyaksikannya dengan riang
“Merdeka” kita lenyap pesona
Ketika Gus Dur dipaksa keluar dari Istana
dan rakyat menyaksikannya dengan bingung
“Merdeka” kita lenyap pesona
Ketika Ibu Mega keluar dari Istana
dan hingga kini tak suka kibarkan Merah Putih di tempat itu
“Merdeka” kita lenyap pesona
Ketika Pak SBY komandokan hidup bersih
tapi bahkan tikus bisa bersarang di saku bajunya
“Merdeka” kita lenyap pesona
Ketika tiap tahun diumumkan kesejahteraan bertambah
padahal makin banyak kebutuhan tak bisa terpenuhi
“Merdeka” kita lenyap pesona, memang
Tapi syukur, masih punya arti:
Kita bisa lomba gerak jalan atau makan kerupuk
Uji panjat pinang atau kontes waria
Bisa tertawa atau foto di patung pahlawan
Kalau cape, pulang nyalakan televisi
Nonton tuan-tuan bikin toast kenegaraan
Minum anggur merah macam darah...
...darah para pahlawan...
...darah jelata malang...
.......................................
M E R D E K A ....!!!
(Maumere, 17 Agustus 2011)
-------------------------------------------------------------------------------
MERDEKA!!! AKU UCAPKAN PELAN PELAN
oleh: Oss Rebong
Aku mengajak istriku waktu ia masih sesibuk menapis beras, hasil utang tetangga sebelah
lantas tadi, cuma berpegang tangan,
dengan penuh hormat
kepalaku tegak menatap! saat layar dikibarkan menuju tiang teringgi!
nadiku bergetar, jiwaku tergetar
tak peduli bau badan kami tercecer dilantai trotoar..
aku ingat sudah beberapa tahun tak lagi memberi salam
pada merah putih!
seruling emas nyanyikan indonesia raya
buluku berdiri
istriku juga
aku bangga!
meski hatiku menangis
melihat merah putih menangis
entah,
nasib baik tak pernah berpihak pada kami
dan pada bendera itu!
aku tak mau beranjak!
usai gerombolan pejabat tinggalkan penat
sedari tadi aku hapal
ada kotak snak merana dipinggir kursi
aku ingin mengambilnya, membawa pulang buat si kecil ..
Ah masa bodo dengan malu
telah kubuang!
asal sikecil bisa makan yang enak2!
Merdeka! kuucapkan mantra itu sebelum bertarung memperebutkan harga diri..
mataku nanar! kakiku diam digendam!
anakku tlah disitu! Satu tanganya mengapit dos snak, satunya melap ingus baunya!
Sini nak! biar bapakmu saja..!
aku berteriak!
Anakku kaget, melihat bapaknya!
lebih kaget lagi saat dia dibentak!
Puka ra'a kalian, pergi sana!
Mereka lantas berlari ketakutan,
debu-debu menyemangati..
aku diam, hatiku berontak!
Mereka diusir seperti anjing kotor!
padahal hanya mengambil sisa makanan para pejabaT!
yang dibuang dibawah tenda..!
Anakku berlari, dengan teman-temannya yang sama dekilnya..
dikejar teriakan usiran
aku berdoa dari hati
semoga kau selamat nak!
dengan kotak snakmu yg kau perjuangkan setengah mati
cicipi hasil usahamu dari sampah para yg punya!
bapakmu iklas...
Kami pulang, istriku kuceritakan
kuhapus air matanya sebab teringat si kecil
belum makan
dimaki-maki dan diusir
aku menyesal,
jatah makannya tlah terganti dengan salam pada merah putih!
sampai dirumah, anakku telah tertidur kekenyangan
tiga kotak tercecer deket dipan reot
botol kemasan tak lagi terisi air
lantas aku pergi, membawa kembali gerobak tua
kepasar,
lewat lapangan umum tadi
si merah putih malu-malu menyapaku
Merdeka! aku ucapkan pelan2
takut ada yang mendengar...
17 agstus 2011
Lapangan Umum Kota Baru -Mof..
-------------------------------------------------------------------------------
Jika ingin bergabung di grup tersebut, pintu dibuka seluas-luasnya. Mari berbagi puisi anda di grup ini.
KLIK disini:
Kumpulan Terbuang Penyair Tanah Flores