Tembang Amang Bano ciptaan Papache dari album Mirchella 2 bikin merinding. Saat melepas kepergian sang seniman menuju tempat terakhir, lengkingan vokal Frenchis Bura membuat mata berkaca-kaca. Begitu pula ketika hymne Suryadikara yang dibawakan siswa/i SMAK Suryadikara Ende meratap ditengah ratusan pelayat. Isak tangis ditengah doa yang mengalir mewarnai pemakaman yang dibasahi rintik hujan.
Akhirnya Jhon Edwin Papache meninggalkan kita semua. Seniman, kamerawan, penulis naskah, fotografer, penyiar dan pembuat filem dokumenter, pencipta, arranger dan penyanyi lagu daerah yang dekat di hati masyarakat Sikka, hari ini, Minggu 15 Maret 2015 benar-benar pergi.
Balutan bendera Kuning putih pada peti yang diusung Alumni Syuriadikara Maumere menjadi saksi terakhir.
Kajang tak mampu menampung semua pelayat. Ratusan orang yang hendak memberikan penghormatan terakhir meluber hingga ke jalan raya. Meski tak mendapatkan tempat, semua mengikuti upacara pemakamna hingga usai yang turut disiarkan langsung oleh Radio Rogate FM ke seluruh Kabupaten Sikka.
Pemakaman yang direncanakan pukul 10.00 wita dgn misa requiem di Katedral St. Yoseph Maumere dimajukan lebih awal pukul 08.00 Wita di rumah duka Misir Selatan, Kelurahan Nangalimang karena kondisi jenazah.
Di antara pelayat ada yang menitikan air mata kala putranya yang masih duduk di kelas 6 SD berjanji akan meneruskan karya sang ayah yang tersimpan dalam studio mini yang brdiri dibelakang rumah.
Saya sendiri terakhir bertemu Om Papache beberapa bulan lalu. Ketika itu dia memperlihatkan sejumlah proyek musik dan video yang sedang digarap dan hampir usai. Pada saaat itu pula dia memberikan saya hadiah sebuah album Terminal 6 yang berjudul " SAWE NAN BA'A".
Ya semua telah berkhir abang, ternyata album tersebut memang menjadi album terakhir beliau di jagat musik daerah Nian Sikka...
Selamat Jalan......Selamat Jalan..SENIMAN!!
(ossrebong)
www.inimaumere.com