oleh Longginus Diogo
Kisah tradisi lisan lepo meken, desa Meken Detun, kecamatan Kangae, Kab. Sikka, bertutur tentang adanya DUA KROWE DUA TAWA TANA (dua krowe perempuan asal tanah ) di kawasan Meken Detun-Nuhan Ular Tana Loran. Dua krowe inilah menjadi leluhur pertama dari dua etnis penduduk asli di Nuhan Ular Tana Loran. Yaitu Etnis Krowe dan Etnis Krowin.
Naruk Duan Moan Latung Lawang atau kisah tradisi lisan itu bertutur sebagai berikut:
Au lai laka moan lalang - Aku putra laka lalang
Nuhu ora ata liman blon - Perang dengan orang tangan panjang
Ata epak klewang - Dan bertelapak lebar
Atan saben rigan - Orang berbulu kasar
Mole unur leen - Dan berkuku runcing
Ata ikit etan lea mein - Pemangsa daging,peminum darah
Ata higi mitan - Orang pengecup hitam
Ata here meran - Orang pencedok merah
Ata wada ponun koparaE - Kuntilanak koparaE
Lutan bita doto wulan - Puntung terbang menuju bulan
Waran gogo dolu lero - Bara begulir menuju matahari
Poto glejor Jlin Goran - Nyala menjilata gunung goran
KaparaE ami lobo - Musuh – musuh kutaklukan
Nuhu tia au weta - Perang itu ku beri nama
NUHU LUTAN BITO - PERANG PUNTUNG TERBANG
WARAN GOGO - BARA BERGULIR
Au lai laka lalang - Aku putra laka lalang
kare tua wali gajun loran - Menyadap tuak ditengah rimba
Gu ita ora dua ha - Dan kulihat seorang gadis
Bepur lora tanah luk - Bercebur debu tanah
Au wae hale weta koparaE - Kukira itu kuntilanak
Gele nora tua bura - Menginginkan tuak putih
Beta wair blatan epan - Sebagai air penyejuk
Kaman paret wiin boir - Untuk pemuas dahaga
Aning liro bliran - Angin bertiup menyegarkan
Balatan jaju jek - Sejukpun membuat kantuk
Lupan glumak geru nolek - Kantuk hingga tertidur lelap
Nora au matan naran - Ketika aku terjaga
Ita wulu kruut pereng sawe - Bulu kotor habis tercukur
Dadi nan waebuan mior - Ia jadi gadis yang cantik
Nimu hui wiin dau wiin - Ia memandikan diri
Lou wiin nore wiin - Menyiram dan menguras rambutnya
Hubit wiin sokung wiin - Menyisir dan menata rambutnya
Ganu ata dua bukan - Bagai gadis pingitan
Waebuan bura barek - Gadis mudah yang cantik
Nimu tia - Dia itulah
INA DUA LUK TANA - IBUNDA LUK TANA
DUA WAI LAKA LALANG – ISTRI DARI LAKA LALANG.
Rangkuman isi kisah tradisi lisan ini dapat dapat di uraikan sebagai berikut:
- Moan laka lalang keturunan dari Leluhur Uka. Pale Manusia pertama di pulau Ular Naga Sawaria yang disebut ATA BEKOR.Laka Lalang menemukan kawasan Meken Detun Wololaru.Ia ingin menguasai kawasan itu tetapi dalam rimba itu terdapat banyak musu.
a. Ata liman Blom Epak Klewang artinya makhluk bertangan panjang, bertelapak lebar. Kemungkinan makhluk ini adalah RAKSASA.
b. Ata Saben Rigan Unur Leen artinya makhluk berbulu kasar, dan berkuku runcing.kemungkinan makluk ini adalah ORANG HUTAN.
c. Ata Wada Ponun KoparaE artinya kuntilanak KoparaE Sebagai makhluk “ikitetan lea mein” artinya makhluk pemangsa daging dan peminum darah.
- Laka Lalang melakukan sebuah siasat perang yaitu “Nuhu Lutang Bito Waran Gogo” artinya Perang Puntung Terbang Bara Bergulir. Laka Lalang melontarkan puntung kayu api menuju bulan dan menggulingkan bara api menuju matahari. Laka Lalang memohon doa restu dari sang penguasa tertinggi yang disebutnya AMA LERO WULAN ( BAPAK LANGIT). Nyala api menjilati gunung Jlin Goran( Gunung yang gundul )dan Laka Lalang mengalahkan semua musuh penghuni kawasan Meken Detun wololaru Mei Erin Blata Tatin Poma Pihak Watu Daring.
- Laka Lalang menguasai kawasan Meken Detun,dan mulai melakukan kegiatan bercocok tanam (=Gua Uma Kare Tua). Pada suatu hari ia sedang meyadap tuap di tengah rimbah di sebuah tempat bernama Todang Tedung (sebelah barat daya gunung Jlin Goren). Dari atas pohon tuak (pohon enauk) ia melihat seorang gadis yang sedang bercebur debur di pemukaan tanah. Dan ia mengirah itu adalah kuntilanak / KoparaE yang mau minta minum tuak putih untuk pemuas dahaganya. Karena tiupan angin yang menyegarkan dan ia pun terlelap sejenak, ketika terjaga di lihatnya semua buluh kotor dari gadis itu sudah habis tercukur. Perempuan itu menjelma menjadi seorang gadis yang sangat cantik bagai gadis pingitan. Laka Lalang memperistri gadis itu dan diberi nama DUA LUK TANA (=perempuan debu tana)
sebuah nama yang mengandung arti simbolik manusia yang masih sangat primitif.
Kemudian anak dari Laka Lalang dan Dua Luk Tana, bernama Lai Meken (=putra asal Meken Detun) membangun sebuah ”MAHE MOAN” (=megalit agung) di Todang Detung tempat Dua Luk Tana ditemukan Mahe Moan itu sebagai Tugu peringatan ”munculnya Dua Luk Tana”yang diberi nama MAHE KROWE KUAT PUAN artinya megalit krowe asal-mu-asal marga. Dan sejak itu Dua Luk Tana mulai di panggil Dua Krowe. Dua Krowe juga di juluki Dua Tawa Tana artinya perempuan asal tana di Mekenng, Detun Wololaru-Nuhan Ular Tana Loran.
Dua krowe menjadi leluhur pertama etnis Krowe dan etnis Krawin (=berasal dari Krowe ). etnis Krowe adalah keturunan dari Lai Meken, Raga,Wanga, Pore, Dopeng, Tobi, Hoba, Sira dan Bao, yang tercebur di wilayah Hoak Hewer, Jli, Wetakara, Nele, Koting, Nita, Wolokoli , Doreng, Hewokloang dan Waigete. Sedangkan etnis Krowin adalah keturunan dari Kesa, Kuit, Kudi, dan Kleteng yang tersebar di wilayah hoak Hewer Kringa dan Werang termaksud hewa yang sekarang masuk flores timur.
Todang Detun selanjutnya disebut ”OLANG BEKOR ”atau tempat munculnya manusia dari tanah. Disana ada Mahe Moan Kelan Kirek (= megalit agung yang terukir indah ). Olang Bekor itu menjadi tempat AI TALI atau tempat untuk bertemu dengan leluhur yang disebut Regang Ai Tali, pada setiap ada hajatan keluarga. Semua Mahe di KangaE sudah habis di porak porandakan pada 26 November 1902 dalam penyerbuan tentara ” MARSESE ”( tentara bayaran Belanda ), terhadap kerajaan KangaE.
Dua Krowe Kuat Puan. Dua Tawa Tana di Meken Detun Wololaru. Nuhan Ular Tana Loran. Dua Krowe Manusia asal tanah di Meken Detun Wololaru, yang keturunanya sebagai penduduk asli adalah etnis Krowe dan etnis Krowin.
Kewapante, April 2011
LONGGINUS DIOGO
www.inimaumere.com
Selengkapnya...