Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday, 29 December 2014

Natal Ditengah Dentuman

Kota Sepi Saat Natal
Misa Malam Natal yang berlangsung di Kota Maumere sedikit terganggu. Hal ini disebabkan maraknya permainan petasan, kembang api plus meriam bambu. Di hampir semua sudut kota para bocah bermain seperti tak lelah. Langit yang begitu cerah sejak magrib terus dihiasi berbagai kembang api. Di lain sudut tembakan meriam bambu beradu dengan letupan petasan. Sangat ramai sehingga mengganggu konsentrasi peribadatan di sejumlah gereja. Namun umat tetap khusyuk dan terus mengikuti perayaan malam Natal hingga usai.

Di Gereja Katedral St. Yosep Keuskupan Maumere, beberapa umat nampak menggerutu ketika tembakan kembang api yang begitu besar meledak tak jauh dari atap gereja. Begitu pula tembakan meriam bambu yang lancar tak berhenti. Untunnya umat di gereja tua ini tetap tegar dan melanjutkan misa hingga usai.

Uskup Mgr. Kherubim Pareira, SVD yang memimpin misa malam Natal terlihat tetap santai seolah tak terganggu. Dalam kotbahnya, beliau berpesan agar lingkungan keluarga dapat menjadi pusat pendidikan paling terdepan dalam membentuk karakter anak. Ia berharap agar senantiasa dalam kehidupan bermsyarakat umat tetap menjaga nilai-nilai kasih yang telah dibawa dan diwartakan Jesus kepada dunia.

Misal malam Natal di Katedral berlangsung dua kali yakni pukul 17.00 wita dan 20.00 wita. Di depan gereja dibangun dua buah tenda kecil. Dalam perayaan Natal, umat terlihat membludak dan memenuhi halaman luar gereja.

Permainan petasan, meriam bambu dan kembang api bukannya berhenti, malah terus berlangsung hingga tengah malam. Terkesan kota ini mirip kota dalam situasi perang. Dimana-mana letusan terdengar.

Sedangkan saat hari Natal, 25 desember 2014, Kota Maumere tampak sepi. Jalan protokol sepi. Pusat perbelanjaan tutup. Warung-warung makan tutup. Hal ini kontras ketika melihat suasana menjelang Natal. Pusat perbelanjaan dan jalan nampak macet.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

KM. Lambelu Buka Rute Maumere


Siang tadi, Senin (29/12/2014), KM. Lambelu untuk pertama kali berlabuh di Pelabuhan L. Say Maumere. Kapal milik Pelni tersebut membawa ratusan penumpang tujuan Maumere. Lambelu berangkat dari Makasar 28 desember dan selanjutnya akan berlayar ke Lewoleba dan Kupang. Pelayaran perdana KM Lambelu menuju Maumere disambut keluarga penumpang yang telah menunggu semenjak pagi. Sedangkan saat berlabuh, puluhan bocah pelabuhan menyambut dengan atraksi menarik melakukan salto kedalam air dan bergelantungan pada tali kapal. 

 
Hadirnya KM. Lambelu disambut erat ratusan warga Maumere yang berkomentar lewat akun FB Grup www.inimaumere.com. Semua menyambut gembira dan memberi masukan lain agar rute Bali, Papua juga dibuka. Menurut mereka selama ini hanya rute sulawesi dan Kalimantan yang dibuka sedangkan rute Lombok, Bali dan lainnya masih dibiarkan kosong. Padahal banyak penumpang dan warga NTT yang membutuhkan layanan. 

Pelayaran perdana KM Lambelu tersebut bertujuan meningkatkan pelayanan pengguna jasa angkutan laut di wilayah NTT. Selain Lambelu, dua kapal milik Pelni yang telah beroperasi di Pelabuhan L. Say adalah KM. Umsini yang membuka rute ke Sumatera dan KM. Bukit Siguntang yang memiliki rute sama dengan Lambelu. 

RUTE KM LAMBELU:
Maumere-Lewoleba-Kupang-Lewoleba-Maumere-Makasar-Pare-pare-Balikpapan-Pentoloan-Tarakan-Nunukan PP.

 
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Wednesday, 17 December 2014

Grasstrack Kali Mati 2014 Dipadati Ribuan Penonton

Luar biasa. Kali Mati hari yang membelah Kelurahan Kabor dan Kelurahan Kota Baru di Kota Maumere sore tadi dipenuhi ribuan manusia. Pasalnya Grasstrack yang di selenggarakan Karang Taruna Kabor sudah ditunggu para pecinta balap di Maumere. Bagai magnet ditengah hausnya hiburan, arena adu balap sekejap dipadati ribuan penonton. Panitia nampak kewalahan menghimbau penonton yang merengsek ke bibir pembatas. Ribuan lainnya memagari arena bagai tembok pembatas. Yang tak kebagian memanjat atap-atap rumah, tandon air bahkan papan reklame. Panitia dan pihak kemananan benar-benar bekerja keras. Hingga usai pertandingan adu balap berlangsung aman.

Penyelenggaraan Grass Track Kali Mati 2014 dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Sikka Drs. Paolus Nong Susar, Rabu (17/12/2014) jelang sore. Panitia yang diisi pemuda Kabor menarik karcis masuk Rp 5 Ribu. Parkiran motor dan mobil memadati pelataran parkir pertokoan khususnya Toko Mustika, Agung Motor dan lainnya. Alur lalulintas melewati jembatan Bogor ditutup sementara.

Menurut salah satu anggota Karang Taruna Kabor, penyelenggaraan adu balap ini dimulai 17 desember hingga 22 desember 2014. Selain para pembalap yang berasal dari beberapa klub balap di Maumere, panitia juga mengundang beberapa klub balap dari kota-kota lainnya di Flores. Tujuannya agar ada persaingan dalam berbagai kelas sehingga dapat meotivasi para pembalap lainnya dalam lomba adu cepat ini.

Ada enam kelas yang dipertandingkan di hari pembuka, Rabu (12/12/2014). Keenam kelas tersebut yakni Kelas Pemula, Bebek campuran, sport Trail, FFA, Bebek 2 Tak open, Bebek Empat Tak Open.

Arena sirkuit menggunakan badan Kali Mati yang telah kering. Garis start dimulai dari bawah jembatan Bogor. Para pembalap kemudian mengadu kecepatan melewati trek sirkuit. Area sirkuit ditandai dengan ban oto (mobil) dibeberapa tikungan ytk memudahkan para pembalap.

Penyelenggaraan di hari pertama tergolong sukses. Namun panitia mesti beerja keras dalam menghimbau penonton yang tak mudah diatur.



www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Tuesday, 16 December 2014

Air Terjun Wair Horet, Pesona Wair Terang

Di Tengah Hutan Asri dan Tentram
Destinas berikutnya yang menggoda hasrat adalah menikmati air terjun. Saya beruntung, setelah air terjun Murusobe, Watu Wa, Lewak, saya diijinkan bertemu tumpahan air dari tebing batu di dalam hutan Wair Terang. Yap air terjun berikutnya adalah Wair Horet. Konon, Wair Horet adalah tempat pemandian Du'a Toru. Dalam kisah penjajahan beliau adaah pemimpin pasukan rakyat yang gagah berani melawan Belanda. Menjejaki perjalanan beliau di belantara hutan yang menjanjikan potensi wisata ini adalah sesuatu yang menantang. Tempat yang nyaman dan bikin betah. So, saya pantas berbangga.

Minggu 14 Desember 2014, saya dan Fritez Baim, seorang fotografer memasuki Dusun Wodong sekitar pukul 15.00 Wita. Kami disambut suasana dusun yang sejuk. Sejumlah orang-orang dusun bertegur dengan tanda tanya.

Om Tarsi yang telah menanti kedatangan kami memberi sapaan akrab. Di bawah pepohonan rindang kami disuguhi kopi hangat dan kue. Ada juga Mo'at Karolinus. Mereka berua adalah sahabat yang ingin mengantar kami bertemu air terjun. Sebagai penduduk dusun, keduanya memberikan beberapa masukan sebelum treking.

Dusun Wodong berada dalam wilayah administrasi Desa Wair Terang dalam pemerintahan Kecamatan Waigete. Dusun ini berada tak jauh dari pantai. Di pesisir Wair Terang ada sejumah cottage yang disewakan. Maklum saja, wilayah Wair Terang sejak dahulu dikenal sebagai destinas yang menawarkan panorama wisata bahari dan suguhan sunset nan indah.

Jarak dari Kota Maumere sekitar 35 Km. Sebelum mencapai wilayah ini sejumlah panorama lepas pantai bisa dinikmati. Kita akan melewati Waipare di Kecamatan Kangae, Geliting dan Krokowolon di Kecamatan Kewapante dan Waerbeler, Wairita di Kecamatan Waigete. Waigete adalah ibukota Kecamatan Waigete. Di Kecamatan Waigete ada sejumah potesi wisaya yang belum digarap. Misalnya wisata pertanian, wisata Air Panas di Dusun Blidit, Wisata Gunung Egon, dan sejumlah potensi budaya, religi dan lainnya.

Kira-kira 30 menit perjalanan yang dibutuhkan untuk mencapai Wair Terang. Pantai Wair Terang dahulunya merupakan tempat wisata warga Kota Maumere. Saya jadi ingat, ketika kecil kami leluasa bertemu banyak monyet yang berseliweran di jalan-jalan dan di sekitar pantai Wair Terang, Di tempat wisata Wair Terang saat itu ada air pancuran yang deras mengalir. Kami para bocah bersama wisatawan domestik lainnya selalu menyempatkan diri mandi-mandi usai berendam di laut. Ditonton sejumlah monyet, Wair Terang kala itu sangat asri. Hutan, pantai, sunset, air pancuran dan monyet-monyet menjadi primadona. Sayang atraksi para monyet tak lagi bisa dijumpai. Air pancuran telah lenyap, pantai wair Terang penuh sampah plastik. Tinggalah sunset yang setia bagai kekasih.

Setelah beristirahat sekitar setengah jam, akhirnya kami mulai bergerak. Hasrat mencapai air terjun sudah diubun-ubun. Yuk, berangkat.

Menurut Om Tarsi jarak ke air terjun dari dusun sekitar 1 Km. Lumayan. Olah raga gratis di tengah alam bebas.

Setelah menelusuri rabat dusun, akhirnya jalan setapak dari tanah kami jejaki. Pemandangan mata langsung disuguhi alam indah, Persawahan, aliran air, perbukitan dan hutan perkebunan. Sejuk. Kami juga melewati beberapa rumah penduduk. Dua bocah yang sedang bermain di halaman langsung bergabung bersama kami. Mereka sendiri yang menawarkan diri. Seperti air panas Blidit, bocah-bocah di sini juga antusias. Mereka adalah guide cilik yang tulus menerima kehadiran wisatawan mengunjungi obyek wisatanya.

Kami cukup beruntung karena Topografi jalur yang kami lewati tidaklah terjal. Landai. Jadi tenaga kami tidak disedot seketika.

Setelah perkebunan warga, trek berikutnya memasuki hutan Wair Horet. Banyak pohon-pohon besar dan tua yang berdiri kokoh. Kami juga melewati tiga aliran sungai. Sungai-sungai ini masih menampakan airnya yang mengalir deras. Dipadu desiran angin, pepohonan dan hewan, suasana sungguh tentram. Jika waktu lebih banyak sebenarnya bisa berisitiraat sejenak. Menikmati alam sejuk yang bikin hati teduh.

Ada pula jalan setapak yang mengarah ke dusun sebelah. Dusun tersebut berada di atas bukit. Untuk mencapainya butuh tenaga lumayan. Namun dari dusun ini disajikan pemandangan indah ke lepas pantai. Sunset bisa dinikmati sepuasnya. Demikian penuturan Om Karol. Namun tujuan kami tidak searah jadi kami pending dulu trek ke bukit.

Nah, setelah keringat besar kecil membasahi tubuh ini. akhirnya air terjun tersebut perlihatkan keanggunannya. Suaranya terdengar khas menandakan tumpahan air yang cukup deras. Indah. Sejuk dan tentram.

bocah dusun dan air terjun miliknya :D
Jarak 20 meter sebelum air terjun, ada sebuah pohon raksasa dengan akar-akar yang kokoh mencengkram batu sebesar rumah. Tinggi sekali. Saya mesti mendongakan kepala untuk memastikan berapa tingginya. Sangat keren dan asri sekali hutan ini.

Air Terjun Wir Horet ini jatuh dari atas tebing. Tingginya sekitar 15 meter. Di dasar kolamnya banyak bebatuan. Di sebelah kiri dari air terjun berdiri sebuah batu yang digunakan pengunjung untuk mendekati tumpahannya tanpa basah. Sedang di sisi kanan nampak tebing batu yang cukup tinggi dan lebar.

Anda juga bisa menceburkan diri ke dalam kolamnya. Namun mesti hati-hati. Sebab di dasarnya banyak batu yang tidak rapi tersusun.

Sekeliling tempat ini bikin betah. Pantas saja kalau seorang pahlawan Du'a Toru berbetah diri di tempat ini. Ingatan saya kembali ke jaman penjajah dulu. Tempat ini pasti lebih indah dengan debit air yang lebih besar dan tentu linkungannya yang sejuk. Saya bisa bayangkan betapa keasriannya saat itu.

Di sebelah kanan dari air terjun dengan tebing yang cukup tinggi dan lebar. Diatas tebing tersebut Du'a Toru senantiasa mendiamkan diri. Perempuan yang gagah berani itu selalu menyinggahi tempat ini.

Akibat sejuknya situasi tempat ini, tak sadar saya pun ketiduran di atas batu sebelum dua bocah mengagetkan saya dengan atraksi-atraksi kecil . Baim bahkan mengajari bocah Wair Horet menggunakan kamera DSRL. Tempat yang indah ini pantas menjadi destinasi Kabupaten Sikka.

Kata Om Tarsi, biasanya monyet-monyet akan berseliweran di area ini. Namun entah kenapa sore ini kami tidak menjumpai mereka. Ya mungkin saja lain kali kami beruntung.

Air terjun ini juga sering didatangi para turis mancanegara. Meski jumlahnya satu-dua setiap bulan namun bagi anak-anak adalah rejeki. Biasanya para bule ini memberikan uang keringat usai mengantar. Anak-anak ini tidak pernah meminta ongkos hantar atau pasang tarif. Para bule ini sudah cukup senang dengan alam nan asri dan ketulusan warga dusun. Demikian Om Tarsi.

Usai menikmati pesonanya, sekitar pukul 17.30 Wita kami memutuskan pulang. Melewati jalan pulang tadi semua kembali tersaji. Kedaan alam yang bikin hati sejuk.

Om Tarsi dan keluarganya meminta kami tak langsung pulang ke Maumere. Ada suguhan makan malam khas dusun. Aromanya bikin perut teriak. Nikmati sekali. Terima kasih Om Tarsi dan Keluarga, Om Karolinus dan alam asri Waer Horet. Sekali lagi kami berterima kasih pada kalian. Sungguh!




Selengkapnya...

Tuesday, 9 December 2014

Jelang 22 Tahun Tsunami, Gempa Goyang Maumere

Jelang Peringatan Gempa Tsunami Flores yang jatuh tanggal 12 Desember 2014, Maumere dikejutkan dengan guncangan gempa. Gempa tersebut bergetar empat hari menjelang tanggal memilukan 12 desember. Yup, Senin (8/12/14) getaran gempa dengan kekuatan 4.0 Skala Rither melanda. Seperti dikutip dari Pos Kupang, Gempa ini terekam terjadi pada kedalaman 133 kilometer (km). Informasi terjadinya gempa bumi di Maumere ini diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Klas I Kupang, Senin (8/12/2014).

Lokasi gempa berada pada 09.11 Lintang Selatan (LS) hingga 122.56 Bujur Timur (BT).
Gempa yang terjadi sekitar pukul 11:10 wita ini berada di laut dengan kedalaman sekitar 66 km tenggara Maumere, Sikka. Gempa ini pun tidak dapat menimbulkan tsunami.*
Selengkapnya...

Monday, 1 December 2014

Wolon Korat, Jejak Nipon di Nitakloang

saat keluar dari pintu gua bagian belakang
Di tengah perkebunan sejuk Bapak Alo Todang bercerita penuh semangat. Ketika jaman pendudukan Jepang di Indonesia, kampungnya tak luput dari kehadiran tentara Jepang. Pasukan Jepang yang berjumlah ratusan orang bukan saja menggali gua-gua persembunyian. Dai Nipon juga melatih warga cara menyelamatkan diri ketika diserang bom. Nipon juga mengajarkan warga membangun bungker-bungker persembunyian.

Kami memasuki Dusun Nitakloang ketika jarum jam menunjuk pukul 14.00 Wita, Minggu (30/11/2014). Rombongan kami berjumlah empat orang. Bersama saya, Pak Chris Ladapase. Beliau  salah satu orang yang sangat mencintai petualangan alam. Interes dengan jiwa anak muda. Kemudian Jhon Oriwis, redaktur satusikka.blogspot.com serta Marthen Rudy, fotografer. Laju mobil yang ditumpang mereka dan motor bebek yang saya kendarai berlomba menembus Nita.Tempat inilah tersimpan bukti sejarah Dai Nipon.

Sebenarnya penggalian gua Jepang di Wolon Korat, Dusun Nitakloang, Desa Nitakloang, Kecamatan Nita tersebut sudah kami dengar empat hari sebelumnya. Penggalian gua-gua inilah memicu keinginan besar untuk segera melihatnya. Maka berangkalah kami saat mendung tebal menutup wajah matahari.

Untuk menuju lokasi tersebut, arah perjalanan kita dari Kota Maumere adalah menuju arah selatan. Arah ini searah ketika kita hendak menuju ke wilayah Kabupaten Ende, menuju Kelimutu, menuju Pantai Koka, menuju Kampung Sikka atau menuju Kampung Key. Persis, tujuan kita menuju wilayah selatan Kabupaten Sikka.

Jarak perjalanan dari Kota Maumere hingga pertigaan Nitakloang kira- kira 8 Km. Cukup dekat. Nah, dari pertigaan yang terletak di tengah Nita, kota kecamatan Nita, kita ambil arah belokan ke kanan. Asumsi saya adalah kita berangkat dari Maumere. Nah dari pertigaan ini jarak menuju lokasi jejak Jepang sekitar 2 Km. Aspal mulus. Suasana alam sejuk.

Setelah 2 Km, kita ambil belokan kekanan. Jalan yang terbuat dari rabat akan membawa kita hingga persimpangan. Kita belok ke kiri. Jalan tanah sepanjang 200 meter segera menyambut kita. Yoi, kita telah berada di lokasi. Nah bagi yang kesulitan mengehtahui pertigaan rabat tadi silakan bertanya pada warga setempat atau langsung ke kantor desa. Memang belum ada plang informasi. Lokasi ini baru seminggu dibersihkan.

Letak gua-gua peninggalan Jepang berada di sekitar bukit Korat. Rimbunan hutan perkebunan macam kelapa, kemiri, kakao dan lainnya menambah sejuk kawasan ini.

Kami disambut Bapak Alo Todang yang saat itu sedang beristirahat. Ia turun dari rumah kayunya yang sederhana. Ia menyambut kami dengan bahasa Sikka. Senyum tuanya begitu ramah. Ikut bersama kami saat itu, Bapak Kepala Desa Nitakloang Ronny Nessi dan sejumlah warga desa Nitakloang yang ikut dalam penggalian gua. Jumlah kami sekitar 20 orang.

Menurut Kades, dari jumlah 6 gua yang ada di lokasi ini, baru satu gua yang berhasil di gali meski belum maksimal. Gua tersebut berada tak jauh dari jalan tanah yang kami lewati tadi. Ia berada dalam perkebunan dan memiliki pintu masuk yang lebar.

Tinggi gua cukup untuk orang dewasa. Alhasil ketika berdiri kepala kita tak tersentuh dinding atas gua yang keseluruhan adalah tanah. Maka rombongan kami dipimpin oleh Kades Nitakloang maju terus menapak kedalam. Didalam gua tersebut ada sudut mirip kamar. Dari kamar tersebut ada simpangan menuju ke belakang gua. Nah disini kita mesti berhati-hati. Kenapa? Karena atap gua makin rendah. Alhasil, kita mesti merangkak untuk sampai keuar gua.

Satu hal lagi, di daam gua yang cukup gelap tersebut, kita akan bertemu banyak kelelawar. Rupanya gua ni menjadi habitat mereka. Ketika mengehatui kehadiran kami, sejumlah kelelawar panik dan berterbangan. Beberapa mengenai tubuh kami.

Setelah dari gua tersebut, rombongan kami melanjutkan perjalananan ke gua lainnya. Berbeda dengan gua yang baru kami tapaki, lima gua ini belum tersentuh penggalian. Kelimanya tertutup tanah. Namun keberadaan gua tersebut bisa ditelusuri dari jejak disekitarnya. Keberadaan gua- gua Jepang di lokasi ini kata pak Kades, telah dketaui sejak lama. Bukti sejarah lainnya yang masih ada adalah lewat Bapak Alo Todang yang mengetahui benar keberadaan Nipon masa itu di kebun leluhurnya. Ia masih kecil saat puluhan tentara Jepang masuk ke wilayah desanya.

Saat di kebunnya ia bertutur menggunakan bahasa Jepang. Ia hanya ingin menunjukan kepada kami bahwa Jepang memang dulu pernah ada di desanya. Ketika Jepang masuk Bapa Todang berumur 8 tahun. Dari tentara-tentara Nipon tersebut, dia mulai mengenal bahasa Jepang dan menghafalnya hingga sekarang.

Salah satu gua yang cukup panjang berjarak sekitar 200 meter. Gua ini menurut Moat Todang adalah gua terpanjang dari enam gua tersebut. Gua ini belum di gali sehingga kami tak bisa masuk. Kami hanya menelusuri dari atas dan berkahir dibelakang gua. Di situ terdapat juga bak air peninggalan Jepang.

Tiga gua lainnya letaknya agak berjauhan. Meski agak berjauhan, menurut saya, gua-gua Jepang ini di tata dengan ilmu perang yang artistik. Yoi, ke enam gua tersebut nampaknya mengelilingi Bukt Korat. Nah dari atas bukit tersebut, mata kita dengan lapang melihat Kota Maumere dengan leluasa. Maumere bisa dipantau dari laut hingga lapangan udara, dari pelabuhan hingga pulau-pulau didepannya. Sungguh siasat perang dan taktik persembunyuan yang licik.

Sang pemimpin pasukan Jepang memiliki tempat persembunyian berbeda. Tempat sang pemimpin berada di atas bukit dan bukan didalam gua. Ia mendirikan semacam rumah beratap seng. Diatasnya di tutupi dengan alang-alang guna menghindari pantauan dari udara.

Di beberapa gua, kata Bapa Todang, Jepang menggunakan taktik menyerang dari dalam tanah. Pesawat musuh yang mengintai dari udara diserang mealui celah-celah tanah yang diatasnya juga ditutupi dengan alang- alang.

Menurut Todang, enam gua tersebut dijadikan tempat persembunyian Jepang. Sedangkan markas mereka berada di sekitar dusun. Setiap hari kata Todang, tentara-tentara menggunakan samurai berlatih bela diri. Bahkan senam khas Jepang masih diingat Bapa Todang. Ketika itu, kata beliau, ia mengintip aktivitas Jepang dari atas pohon. Dari situ, lanjut Bapa Todang, ia mengetahui kegiatan pasukan Jepang yang kemdian pergi setelah Bom Atom meledak di negeri mereka.

Yang diingat beliau juga antara lain
Kades Nitakloang
Dai Nipon mengajarkan sejumlah masyarakat setempat bagaimana cara menghindar ketika terjadi peperangan.

Warga desa berkeinginan untuk menggali lagi lima gua lainnya. Namun mereka juga meminta perhatian pemerinah dalam kegiatan tersebut. Pasalnya keberadaan gua-gua ini bisa menjadi salah satu obyek wisata unggulan di desa nitakloang.

Sebelumnya, penggalian gua yang terjadi seminggu lalu merupakan buah kerja sama masyarakat desa dan TNI Koramil Kota Maumere. Kerja sama ini masih akan terus berlanjut pada lima gua lainnya.(ossrebong)

merayap keluar gua
Bak Air di belakang Gua

bersama warga dusun di belakang gua jepang


Selengkapnya...

Friday, 28 November 2014

Jejak Sejarah di Watuliwung

Sumur Tua, Bak dan Gua Nipon
Bapak Kepala Desa Yoseph Jumaldi mengantar kami hingga Posyandu Wairhubing. Di pertigaan Jalan Raya Maumere-Larantuka itu senantiasa ramai. Pertigaan ini merupakan akses masuk menuju Dusun Waerhubing, Wetakara serta Bukit Bungat. Lokasi yang disebutkan merupakan wilayah administrasi Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae. Dari pertigaan posyandu hingga Bukit Bungat kita akan melancong ke masa silam. Kemasa di mana Kerajaan Kangae, Kompeni Belanda dan Dai Nipon meninggalkan jejak sejarah.

Kami berangkat dari Kota Maumere ketika matahari mulai turun. Tujuan kami menuju arah timur tepatnya ke Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae. Untuk mencapai wilayah ini cukup menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit. Waktu tersebut cukup untuk sampai di pertigaan Dusun Wairhubing, tepatnya di lokasi Posyandu. Di dalam kintal posyandu yang sementara masih bertumpuk materil bangunan kita akan melihat jejak peninggalan Kerajaan Kangae berupa sumur tua.

Sumur tersebut berada di sisi sebelah barat, tepatnya di pojok pembatas halaman. Dari jalan utama trans Maumere-Larantuka posisi sumur ini sangat dekat. Terpisah pagar tembok setinggi 1,5 meter.

Kepala Desa Watuliwung menjelaskan, sumur tua tersebut merupakan peninggalan dari Kerajaan Kangae. Kerajaan Kanagae merupakan salah satu dari 3 kerajaan yang pernah ada di wilayah Kabupaten Sikka sebelum embrio Kabupaten Sikka terbentuk. Untuk mengetahui keberadaan Kerajaan Kangae, Anda bisa membacanya disini.

Oke, kembali ke sumur. Sumur yang menyimpan nilai historis tersebut nampak masih terbentuk. Tembok sumur masih ada. Air sumur pun masih ada. Kedalaman sumur ini diperkirakan mencapai 8-10 meter. Menurut Kades, sumur ini merupakan peninggalan masyarakat Wairhubing di masa Kerajaan Kangae. Dulunya sumur ini digunakan untuk segala macam keperluan masyarakat.

Pak Kades menunjuk lobang sumur dari masyarakat Kerajaan Kanage
Namun kini, meski masih ada air, sumur tersebut nampak tak terawat. Kata Pak Kades, sumur ini tidak lagi digunakan masyarakat. Memang, meski ada air nampak sampah plastik tergenang diatas airnya yang keruh.

Kata Pak Kades, ia dan masyarakat desa berencana akan mengembalikan sumur ini seperti fungsinya semula. Sekaligus katanya, akan menjaga dan merawat sumur ini agar dapat diwariskan ke generasi berikutnya sebagai warisan sejarah Kangae.


Bak Belanda
Bapak Kades yang ramah ini kemudian mengajak kami meeihat peninggalan bersejarah lainnya yang ada di wilayahnya. Kali ini beliau mengajak kami melihat sebuah bak penampungan air dan sekolah peninggalan kompeni Belanda.

Saya dan Baim, teman fotografer kemudian mengekornya dari belakang. Kami bergerak dengan masing-masing sepeda motor melaju dari dusun Waerhubing menuju Wetakara. Kira-kira butuh waktu 10 menit kami telah tiba di lokasi SDK Wetakara. Nah, di lokasi sekolah yang berada di pinggir jalan ini tedapat sebuah bak penampungan air peninggalan Belanda. Bak air ini sudah tidak difungsikan sejak lama.

Bak tersebut menyatu dengan sekolah SDK Wetakara tepatnya ruang perpus disisi utara. SDK Wetakara merupakan sekolah peningalan dari jaman Belanda berdiri sejak tahun 1916.

Bak Penampung Air dan ruang Perpus peninggalan Belanda
Nah, karena tidak berfungsi lagi, maka sisi selatan dari Bak Penampungan ini kemudian didirikan panggung hiburan oleh sekolah. Panggung hiburan ini menggunakan tembok bak sebagai latar panggung.

Oleh Kades kami djelaskan bahwa bak air ini dulu merupakan bak penampungan air hujan. Air tersebut kemudian dialirkan melalui dua ledeng yang sekarang tidak berfungsi lagi.

Hal menarik lainnya adalah motif sudut bangunan bak ini. Jika dilihat sepintas arsitekturnya menggunakan motif dari Jawa. Saya memperkirakan pengaruh kolonial di tanah Jawa yang coba diperkenalkan di Watuliwung.

Gua Nipon
 Kami bergerak lagi. Kali ini Kades hanya menemani kami hingga Kantor Desa Watuliwung. Maka kami mengajak Ruli, anak muda setempat untuk bersama menikmati sejarah Nipon. Dari halaman belakang Kantor Desa kami memulai treking dengan jarak sejauh kira-kira 300 meter. Melewati kebun, pohon tuak dan ilalang.

Setelah beberapa menit, akhirnya kami tiba juga di tempat ini. Sangat terkejut, karena gua Nipon ini sudah tidak terawat lagi. Saya terkenang perjalanan ke tempat yang sama empat tahun lalu. Ketika itu gua tersebut masih tersentuh tangan manusia. Pak Yance Moa bersama sahabat lainnya di Watuliwung saat itu bergerak menghidupkan wisata Bukit Bungat dengan tujuan Gua Nipon dan alam Watuliwung. Sayang sekali gua trsebut kini dibiarkan merana.

Perjalanan kami empat tahun lalu ke Gua Nipon ini bisa dibaca disini

Dalam sejarahnya, kata Pak Yance Moa saat itu, Gua tersebut digunakan sebagai tempat persembunyian tentara Nipon. Didalam gua ini ada empat kamar.

Gua Nipon Empat Tahun Lalu bisa baca disini. Dan, disekitar gua yang digali dan diperkenalkan saat itu, masih ada sekitar 11 gua lainnya. Ada penampungan senjata dan lainnya. Kini, melihat kenyataanya, tidak tertutup kemungkinan gua tersebut akan hilang dari sejarah.

Gua Nipon yang pernah kami telusuri empat tahun lalu kini tidak terawat, banyak sampah dan terkesan seram. Empat tahun lalu kami bisa melancong kedalam dan duduk-duduk dikamarnya. Karena saat itu gua tersebut sudah dibersihkan dan diberdayakan oleh Komunitas Peduli Lingkungan Watuliwung. Bahkan saat itu Uskup dan pejabat lainnya ikut turun bersama ke lokasi gua Nipon dan menanam pohon untuk penghijauan.
Pintu Masuk Gua Nipon Bukit Bungat



www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Tuesday, 25 November 2014

Pantai Kajuwulu

Destinasi Orang Maumere

Pantai Kajuwulu di ambil Minggu 23 November 2014
Pantai Kajuwulu yang asri, punya pasir putih yang indah, lengkungannya di seputar tanaman bakau dan orang-orang yang berwisata selalu menjadi daya tarik. Saya menikmati pemandangan ini ketila melaju menuju perbatasan Kabupaten Sikka. Pandangan mata tak luput dari kesibukan wisatawan lokal yang benar-benar menikmati pantai ini. Ada asap yang mengepul, bunyi musik yang distel kencang, aroma ikan bakar, orang-orang yang menari dan anak-anak muda yang memadu kasih. Di sepanjang bibir lautnya anak-anak bermandi riang. Lautnya yang bening dan bersih selalu menjadi daya tarik yang menarik.

Dulu tempat ini menjadi salah satu destinasi disaat liburan. Bersama teman-teman, kami biaanya menghabiskan waktu disana. Sama seperti lainnya, kami juga membakar ikan dan diakhiri dengan mandi-mandi. Lautnya dari dulu hingga kini selalu bersih dan bening Daya pikat ini selalu saja membuat kami dahaga untuk ssekali kembali menceburkan diri di pelukannya.

Namun sayang sekali, meski pantai ini telah memberikan banyak manfaat disaat liburan, menjadi tempat piknik yang bertahun-tahun memberikan kenyamanan tapi tubuhnya tidak pernah diperhatikan. Lihat saja sampah-sampah yang masih terlihat dibeberapa tempat. Atau arang bekas bakar ikan. Keliatan sekali pantai ini seperti bukan milik kita. Kita hanya tahu menikmati namun tak mau menjaga.

Pantai Kajuwulu berada di pesisir laut yang indah. Kajuwulu berada dalam wilayah administratif Kecamatan Magepnda. Dari Kota Maumere berjarak kira-kira 17 Km. Untuk ke tempat ini kita akan melalui pesisir pantai utara (pantura) diatas aspal mulus.

Tempat ini tidak hanya berdiri sendiri. Tidak jauh dari Kajuwulu ada beberapa destinasi lainnya yang indah. Seperti Pantai Tanjung, Kolisia atau Waturia. Pantai-pantai tersebut selalu menjadi incaran wisatawan lokal, khususnya hari minggu atau saat liburan.

Meski tidak tersentuh pengelolahan sebagai aset wisata dari pemerintah, tempat-tempat ini selalu menjadi rujukan warga Maumere ketika ada tamu dari luar Maumere hendak berwisata.(oss).

Panti Kajuwulu Saat Musim Hujan, foto February 2014


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Ketika Patung Bunda Maria Berubah Warna

Maumere heboh. Yap, patung Bunda Maria Segala Bangsa setinggi 16 meter yang terletak di Bukit Nilo, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka berubah warna. Dari biasanya berwarna putih terang berubah menjadi hijau terang. Pandangan dari jauh menampakan perubahan tersebut. Namun yang menarik perhatian adalah ketika warga Maumere, khususnya yang beraktivitas di jejaring sosial facebook berdebat soal hal tersebut. Alhasil duna maya pun ramai dengan status dan komentar. Tidak hanya di ruang status pribadi namun menjelajah hingga grup facebook www.inimaumere.com yang saat ini telah memiliki 20 ribu-an anggota.

Sekitar pukul 10.30 Wita, status facebook tenatng perubaan warna tersebut mulai ditulis oleh salah satu anggota. Akibatnya banyak tanggapan mengalir dengan berbagai versi jawaban. Bahkan komentar merambah hingga memasuki 200-an komentar tadi malam.

Status-status berikutnya bermunculan. Bahkan ada yang menelaah dari sisi ilmiah. Beragam status tersebut coba di netralisir oleh beberapa anggota lainnya yang berada di lokasi. Meski demikian perdebatan terus berlangsung.

Saat pagi ini, Selasa (25/11/2014) perdebatan sudah mulai meredah. Penjelasan yang masuk akal dan lewat investigasi beberapa anggota yang mengaku baru saja dari bukit Nilo mengatakan bahwa perubahan tersebut akibat efek dari lampu sorot yang baru dipasang.

Dengan penjelasan tersebut, perdebatan pun berangsur meredah. Pemasangan lampu di bukit Nilo dimaksud untuk menambah keanggunan warna lampu di taman Bunda Maria tersebut.

Memang, dengan adanya perubahan warna tersebut, pemandangan dari kejauhan semakin menarik dan patung tesebut keliatan lebih cantik

. Semoga iman semakin diteguhkan dengan adanya fenomena yang memancing perdebatan ini.
Anda bisa bergabung di grup Facebook inimaumere.com..klik disini

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Monday, 24 November 2014

Jelajah Savana!

Pemandangan savana luas yang membentang di bukit dan pegunungan membuat decak kagum yang tak habisnya. Di sisi lain, kawanan kuda dan sapi yang berkeliaran bebas semakin menambah kekhasan pegunungan ini. Dingin. Bahkan kabut terus turun dan menutup sebagian savana. Pemandangan mempesona ini kami nikmati sesuka hati. Angin semilir yang mendesah manja seakan memohon kami bertahan. Kami betah dan bersyukur, dibalik gersangnya ada pesona yang dihadiahi Tuhan bagi jagat kita, Flores!

Kali ini bro, Minggu ( 23 November 2014) petualangan selanjutnya menelusuri kembali jalur pantura. Untuk kesekian kali saya dan Ferly menjadi pelaku yang menikmati anugerahNya.

Air kemasan, dua nasi bungkus, camilan dan lainnya sudah kami siapkan. Dengan Katana kuning yang telah berubah menjadi oto offroad, sekitar pukul 13.20 wita kami meninggalkan Maumere. Laju ban tak terkendali melindas aspal pantura yang cukup mulus.

Disisi kanan membentang lautan biru nan tenang. Pulau Besar nampak gagah. Sedang disisi kiri berdiri rumah-rumah penduduk yang sederhana. Di beberapa haaman rumah nampak sebagian warga mengkreasi dengan tanaman sayur mayur.

Oto yang dikendarai Ferly makin beringas menembus jalur Pantura. Memasuki kawasan piknik macam Watu Ria, Tanjung Satu, Kajuwulu dan Tanjung Dua nampak banyak orang berwisata. Mereka menggunakan kesempatan hari libur bersama keluarga dan sahabat.

Ingatan saya berkelana ke masa silam. Di tempat-tepmat itu saya dan para sahabat sering meluangkan waktu bermain dan memancing. Bakar ikan dan tarik moke segelas dua gelas. Tempat-tempat itu sejak dulu tidak berubah. Masih setia dengan alamnya yang gersang, tanpa MCK, tempat sampah, ataupun plang informasi.

Salah satu kekhasan pantura ini adalah bukit-bukit gersangnya yang berada di sisi kiri. Selama perjalanan, dimulai dari Nangarasong kita akan dihadiahi pemandangan bukit-bukit tandus. Indah memang. Dan pemamndangan ini telah menjadi salah satu ikon pantura Sikka yang tdak pernah diperhatikan sebagai aset wisata adventure.

Laju katana memasuki kawasan Magepanda, tepatnya kami meninggalkan perbatasan Kabupaten Sikka.  Di tempat ini terkenal dengan persawahannya. Sekitar satu kilo dari perbatasan, kita akan memulai petualang seru ke padang savana sekaligus merapat ke Poma dimana air terjun Murusobe kebanggan Kabupaten Sikka berada.

Ferly yang nampak santai kemudian membanting stir ke kiri. Jalan aspal berlobang langsung menyambut kami..

Oke. Maka melajulah sang oto memasuki jalanan tak bersahabat. Aspal jalan penuh compang camping. Saya mesti maklumi. Bahwa badan jalan pedesaan di sebagian besar Pulau Flores masih berantakan.

Katana seakan tak peduli pada jalan berlobang. Kami terguncang keras. Namun begitu, wajah pedesaan mulai nampak mempesona. Rupanya secara perlahan kami telah mendaki ketinggian. Dingin membasuh tubuh. Mata kami mulai mengintai. Siapa tahu bertemu pemandangan yang menakjubkan.
Beberapa kali Ferly membujuk Katana agar berhenti sejenak. Dan saya turun ke sisi tebing untuk memotret pesona pedesaan yang berada di bawah kaki. Indah.

Katana terus merangkak. Beberapa warga dusun menatap ingin tahu. Anak- anak melambaikan tangan. Anak-anak muda menyapa bersahabat. Sungguh alam yang kaya dengan niat baik.

Jalanan aspal yang compang camping berubah. Kali ini berganti jalan bebatuan. Kadang diselingi rabat rusak, kadang pula dihadiahi rabat mulus. Namun lebih sering kami berdisko diatas jalanan berlubang. Untuk semua itu kami tak mau mengeluh. Kami nikmati saja, toh warga pedesaan pun tiada pernah mengeluh. Presiden boleh berganti, belum tentu jalan rusak akan diperbaiki. Maka, nikmati saja!

Tiba di sebuah dusun suasana agak berubah. Ditengah udara dingin, riuh musik dengan setelan bass besar gemuruh menyambut kami. Rupanya di dusun ini sedang berlangsung kebahagiaan yang telah menjadi trend warga Flores sejak dulu. Yeah, pesta Samnut Baru. Ini adalah tradisi Katolik yang dimaklumi sebagai pestanya semua orang. Semua mesti bergembira, joget sampai pagi atau istilah orang-orang cungkil matahari.

Oto terus melaju. Kami melambai tangan kepada orang-orang yang memberi senyum. Ayo mampir, sapa mereka.

Akhirnya, setelah terseok-seok sebuah pemandangan luas tersaji. Dibalik rabat jalan yang membelit bukit tandus kami terpaku. Di depan kami savana membentang indah. Dan, kabut putih seolah beramai-ramai turun menyambut kami. Terkesima akan cantiknya, saya pun turun dari oto. Saya berlari dan menikmati alam bebas tanpa polusi. Sedang Ferly ngebut bersama Katana-nya. Ia menembus kabut untuk lebih ke puncak. Saya menghadiahinya dengan beberapa potret. Di tempat ini terasa begitu tenang, sejuk dan nyaman

Setelah berpuas diri mengabadikan semuanya, kami lantas lebih keatas. Namun sayangnya jalan rabat di kunci pagar. Aneh bukan? Maka kami terhadang. Tunggu punya tunggu, tak satupun pengendara atau pun ada orang yang bisa menolong kami. Nihil. Maka dengan muka masam, kami berbalik arah. Rencana menuju Danau lantas ke air terjun batal.

Ferli membanting setir. Oto katana berlari ke sisi kiri. Terus menapaki bukit savana. Beberapa ekor sapi berlari ketakutan. Mungkin mereka mengira kami akan menculik mereka. Ah tidak. Santai saja, kami akan selalu bersahabat dengan kalian! Hahaha Maaf teman!

Dan dibalik bukit itu tersaji lagi pemandangan indah. Kabut tebal seolah layar putih yang menjadi latar kami. Sedang disisi kanannya tersaji panorama alam dengan tebing dan jalur jalan yang terlihat kecil di perut bukit.

Maka di tempat ini kami berpuas diri dengan mengabadikan berbagai potret indah.

Bukan hanya itu saja, ketika mobil bergerak, disisi satunya terlihat lagi panorama yang tak kalah gengsi. Bentangan alam luas dan bukit savana beserta sejumah kuda yang dilepas bebas.

Tak salah kalau Flores itu pulau indah. Bukan hanya Komodo atau Kelimutu. Masih banyak yang belum terexplore.

Kami juga bertemu beberapa pengendara. Kami berbincaang dengan satu dua pengendara yang berhenti. Saya pun tak sempat berbagi nomor ponsel dengan salah satu dari mereka. Maksudnya kami akan kembali ke tempat ini. Karena disini, di sisi lain savana yang datar dan luas kami berencana berkemah bersama komunitas mobil offroad Maumere. Ya doakan saja, semoga terlaksana.

Jarum jam menunjukan pukul 17.10 Wita. Karena tak mau terjebak malam gelap di savana ini, maka kami beranjak. Kabut menutupi sebagian jalan seolah ucapkan perpisahan. Ya kami senang dan kami ucapkan terima kasih. Meski capek karena jalan yang tak mulus namun kami disuguhi bak tamu istimewa. Untuk itu kami berterima kasih dan berharap alam asri ini selalu dijaga kelestariannya hingga anak cucu berikutnya. Hutan yang dibakar di sepanjang bukit yang dibelit rabat jalan, mohon tidak dilakukan lagi ketika dia mulai bertunas.

Katana turun perlahan melewati jalan yang kami tanjak tadi. Gelap dan dingin. Beberapa lagu keren dari band masa lalu macam She's Gone-nya Steel Heart dan sejumlah lagu rock lawas lainnya menjadi penangkal kesuntukan. Kami kembali berdisko diatas tubuh jalan yang compang camping.
Nikmati saja, bisik pepohonan di sepanjang jalan.(Ossrebong) :)

FOTO-FOTO PERJAANAN:







 

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Orang Nelle Bangun Stadion

Stadion Mini Lokan Plading (tempat bertanding) Alexander Idong di Kecamatan Nelle merupakan buah karya masyarakat Nelle. Pada Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Kab. Sikka minggu lalu, Jumat (23/10/2014), stadion yang merupakan swadaya murni warga Nelle ini diresmikan Bupati Sikka Ansar Rera. Sebelumnya di Nelle telah berdiri karya lainnya miniatur Kota Betlehem di atas bukit Delang nan sejuk.

Camat Nelle F. Roberto Diogo menjelaskan stadion mini terdiri dari panggung utama yg berfungsi sebagai panggung budaya, hiburan, lapangan futsal yang bisa berfungsi multiguna. Ada juga ring tinju dengan dilengkapi tribun, dua lapangan volley dan di bagian depan stadion dua belas kapling disediakan untuk show room yang memamerkan berbaai macam kegiatan dari lima desa dengan bangunan permananen. serta tujuh ruangan lainnya yakni satu untuk ruang PKK kecamatan dan 6 laainnya dari berbagai pihak seperti kopdit, BRi dan lainnya.

Pengerjaan stadion kebanggan orang Nelle ini telah berjaln tiga bulan sejak tanggal 20 juli. Sampai saat ini tingkat partisipasi begitu besar dalam bentuk uang materil dan tenaga yang menelan biaya senilai kurang lebih 400 juta dan murni dari swadaya warga Nelle.

Camat Nelle mengtakan tidak pernah mengarahkan memberi nama Alexander Idong. "Saya terkejut segenap tokoh masyarakat se-Kecamatan Nelle membuat rapat khusus dan memutuskan memberi nama Stadion Mini Alexander Idong," ungkap Camat saat sambutan di peringatan pangan sedunia. Camat Diogo merupakan putra Alexander Idong, mantan Camat Maumere dan Bupati Kabupaten Sikka.

"Kita orang Kab.Sikka sesunggunnya adalah orang-orang kuat. Kita bisa melakukan hal-hal besar. Tinggal saja kita sama-sama mengkoordinirnya dengan baik," jelas Camat.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Friday, 21 November 2014

Tradisi Mbarase dan Sambal Goyang Lidah

Nah ini dia, satu lagi kekayaan tradisi Nian Sikka. Yakni penangkapan Mbarase. Mbarase? Yap, Itu tuh, nama ikan-ikan kecil yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sambal khas daerah. Sambal yang berasal dari wilayah pantai Paga dan Mego dinamakan Wogi. Yap, Sambal Mogi. Pernah coba nih sambal?

Oke, tradisi penangkapan ikan-ikan unik ini terjadi dari bulan oktober hingga awal desember setiap tahun. Saat ini ratusan masyarakat di pantai Paga sedang mencari Mbarase yang berlangsung setiap pagi. Pemandangan ini sangat unik dan mempesona. Apalagi jika dinikmati dari jalan utama tanjakan bukit Maulo'o kearah pantai Paga.  Dipadu ombak yang bergulung mesra menjadi latar yang indah. Para penangkap mbarase menggunakan SERE, yakni alat tangkap tradisional yang dibuat dari rotan atau bambu.
 MOGI kemudian disimpan dalam botol, Mbarase yang ditangkap kemudian dibersihkan. Kemudian dilumuri alias dicampur dengan garam. Biasanya dengan campuran garam yang cukup tinggi, Saat ini Mogi di Maumere di jual dengan harga Rp 25 Ribu perbotol.

Dengan berbagai gaya dan ragam wogi bisa diolah menjadi sambal yang nikmat. Misalnya wogi tadi dicampur lombok atau cabe dengan ukuran tertentu, kemangi, bawang, kecap dan bumbu-bumbu lainnya dengan tujuan untuk menjadikan cita rasa sambal wogi yang bervariasi. Terserah, sesuai selera sambal masing-masing. Namun inti dari sambal tersebut adalah ikan Mbarase yang khas . Yang katanya hanya terdapat di laut Paga dan Wara.

Nah saat Mogi telah menjadi sambal olahan maka kita bisa mencicipinya dengan pisang rebus, ubi atau pangan lokal lainnya. Tak lupa teh panas mengusir pedisnya.(Ossrebong)




www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Wednesday, 15 October 2014

SACCI Pemain Terbaik FORZA INTER CUP

Bermain tenang, disiplin dan taktis mengawal barisan belakang Sikka United, Estrado Isachi Selestiano Rodriquez (Sacci Rodriquez) dipilih sebagai pemain terbaik Turnamen Futsal FORZA INTER Cup 2014 yg berakhir tadi malam Selasa (14/10/2014). Putra pertama dari ibu Esty Padeng dan Pedro Rodriquez, bek tangguh Persami FC era 80-an yg merebut satu-satunya Piala Eltari '84 juga mengkoleksi 8 gol selama turnamen. Pernah memperkuat Arema U-19 sekaligus sedang menimba ilmu di sebuah perguruan tinggi di Malang.

Dilahirkan dari lingkungan keluarga sepakbola, Sacci kemudian menimba ilmu sepakbola di Diklat Salatiga.Anak muda kelahiran 1994 ini juga memperkuat Suratin Salatiga di berbagai ajang sepakbola. Sacci siap membela Kabupaten Sikka seperti generasi sepakbola keluarganya.
Pada partai final Turnamen Forza Inter Cup, Sikka United berhasil memukul Athena FC dengan skor tipis 1:0 lewat gol tunggal Ama Pely.
Masa depan Sikka Sukses!
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Sikka United Rebut Forza Inter Cup 2014

Turnamen Futsal Forza Inter Cup 2014 menorehkan sang juara Sikka United. Lewat pertarungan ketat, taktis dan disiplin anak-anak muda yang dikomando Sacci Rodriquest akhirnya menghempaskan tim favorit Athena FC 1:0, Selasa (14/10/2014) malam. Sebelumnya di semifinal Sikka United menekuk CELTIC FC 4:3 Sedangkan Athena dipartai yang sama dengan gemilang gagalkan semangat Chiby FC dgn skor tipis 3:2.

Dengan kemenangan tersebut, Sikka United berhasil merebut piala bergilir Forza Inter Cup dan uang pembinaan. Turnamen Forza Inter Cup digelar para fans Inter Milan Club Maumere atau dikenal dengan sebutan Interisti Maumere. Turnamen ini mendatangkan wasit Muklis Teleponi dari Badan Wasit Futsal NTT dan dihadriri ratusan penggemar futsal Maumere.

Pada Turnamen ini Juara ketiga direbut tim futsal Chiby FC setelah menghempaskan Celtic dengan skor telak 10:3.

Ketua Panitia Chery Newar berterima kasih kepada 24 tim futsal yang telah terlibat dan memberikan apresiasi atas partisipasi dari pembukaan hingga babak final. Sedangkan Tango da Cunha selaku ketua Interisti Maumere berjanji kegiatan sejenis dari Interisti akan terus berkelanjutan sebagai wadah anak muda Sikka berprestasi.

Panitia Forza Inter juga memberikan apresiasi kepada pemain terbaik yang jatuh pada Sacci Rodriquest dari Sikka United FC. Kepada wasit terbaik dipilih Gustavo Romero oleh Badan Wasit Futsal NTT Muklis Teleponi. Serta gola terbanyak alias Top Score direbut Jeje dari Chiby FC dengan 13 GOL.

Wasit Muklis sebagai mantan pemain futsal NTT juga wasit futsal yg telah malang melintang dijagad futsal mengatakan bahwa tim2 futsal Kabupaten Sikka memiliki talenta yang sangat bagus dan sebenarnya sudah bisa bersaing untuk level lebih atas. Ia berharap agar kegiatan futsal di Maumere terus berkembang.

Penampilan gemilang Sikka United disebut-sebut sebagai juara baru dari turnamen futsal yang digelar dengan gengsi tinggi. Selama ini, menurut info, juara futsal selau direbut tim Angkasa yang pada turnamen kali ini tersingkir lebih awal.

Turnamen kali ini juga menorehkan penonton dalam jumlah banyak. Bahkan arus lalulintas menuju bandara sedikit terhambat sehingga aparat kepolisian memberikan teguran ringan agar parkiran kendaraan lebih diperhatikan.

Turnamen Forza Interisti Cup 2014 berlangsung dari sabtu (11/10/2014) hingga Selasa (14/10/2014). Turnamen yang digelar bergengsi tersebut merupakaj kegiatan positip oleh komunitas Interisti Maumere. Hingga saat ini fans Inter Milan di Maumere mencapai puluhan orang yang telah terdaftar. Dihimbau bagi yang para fans Inter Milan agar segera bergabung. Forza Inter!


  • Juara: SIKKA UNITED 
  • Pemain Terbaik: SACCI RODRIQUEZ 
  • Top Score: JEJE (CHIBY FC) 
  • Wasit Terbaik: GUSTAVO ROMERO
Selengkapnya...

Tuesday, 14 October 2014

Turnamen Forza Inter Cup Makin Sengit !

Paku Alus, Tc. Hillers, Celtic, Athena, Angkasa, Chiby, Sikka United dan Madonina tampil trengginas dan melabrak lawan-lawan. Kedelapan tim tersebut akhirnya memastikan tempat di babak 8 besar Turnamen Futsal Forza Inter Cup 2014 yang akan berlangsung Selasa (14/10/2014) pukul 18.30 Wita di Lapangan Viva Futsal Wai Oti, Maumere. Pertandingan yang digelar di dua lapangan futsal pada Senin (13/10/2014) merupakan partai hidup mati yang menentukan perjalanan selanjutnya. Pegelaran futsal yang diikuti 24 klub futsal se-Kota Maumere merupakan kegiatan para fans INTER MILAN Maumere (Interisti) meperebutkan piala tetap dan sejumlah uang.

Hasil Pertandingan
  1. TC. Hillers Vs UNIPA hasil 5:2
  2. Paku Alus Vs Torsina FC hasil 6:1
  3. Muhamadiyah FC Vs Celtic FC hasil 3:4
  4. Athena Vs Napoli hasil 5:1
  5. Angkasa vs Binter hasil 3:0
  6. Chiby Vs RCM Beru hasil 9:4
  7. Satria Vs Sikka United hasil 1:5
  8. Madonina Vs St. Mathilda hasil 4:2

Kedelapan Tim yang akan bertarung di babak 8 besar:
  1. TC Hillers vs Celtic
  2. Paku Alus vs Athena
  3. Angkasa vs Sikka United
  4. Chiby vs Madonina

Top Score Sementara atas nama Adi Key (TC.HILLERS) 8 gol

Turnamen Futsal Forza Inter Cup 2014 dimulai 11 Oktober 2014 dan akan berakhir pada partai puncak sElasa (14/2014). Turnamen di buka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sikka Valens Sili Tupen. Dalam foto diatas beliau berada di barisan belakang (berdiri) kedua dari kiri.. Foto diatas merupakan pertemuan Interisti Maumere melawan Milanisti Maumere dalam partai Eksebisi. Partai berlangsung panas dan penuh gengsi dimenangkan secara menyakinkan oleh Interisti Maumere dengan skor telak 4:2. 

Siapakah yang akan melaju menjadi juara?? Simak terus!(ossrebong)
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Wednesday, 1 October 2014

Pemboman Masih Marak!

Pulau Babi! Pig Island! Dunia mengenanya lewat tsunami 1992 yang melanda Flores. Kini pulau tersebut tanpa penghuni! Namun, perairannya menyimpan potensi wisata yg menggiurkan. Keindahan terumbu karang di perairan ini memang dahsyat! Beda dgn perairan Pangabatang. Dibeberapa spot perairan tsb banyak serpihan karang akibat ulah jahil manusia.

ketika kami melakukan snorkling, terlihat banyak terumbu karang yang hancur. Seandainya saja tindakaan-tindakan tak bertanggungjawab terus berlangsung maka tidak lama lagi wisata bahari kita tutup buku.

Padahal 3 titik perairan yakni Pulau Babi, Pangabatang dan Pulau Besar merupakan spot-spot diving n snorkling yang indah.

Martin, salah satu pegiat wisata dan pecinta bahari, ketika sama-sama melakukan perjalanan ditiga titik tersebut meminta agar pihak-pihak terkait segera melakukan tindakan pemantauan guna mencegah hancurnya ekosistem laut.

Ia mengatakan pernah melihat dgn mata kepala sendiri pemboman yang dilakukan diperairan pualu besar. Orang-orang tersbut langsung kabur setelah mengetahui ada yang melihat ulah mereka. Beberapa waktu lalu ketika snorkiling Martin melihat banyak terumbu karang yang hancur. Seandainya saja tindakaan-tindakan tersebut terus berlangsung, kata Martin, maka tidak lama lagi wisata bahari kita tutup buku.

Foto snorkling di Perairan Pulau Babi

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Lurah Kabor Amankan Ternak Kali Mati

Pemilik dari hewan-hewan yang dilepas liar di area Kali Mati mendatangi Kantor Lurah Kabor. Mereka nampak membawa pulang kembali hewan-hewan tersebut yang diikat sementara di kantor kelurahan. Sebelumnya (Selasa 30/9/2014) pagi, Lurah Kabor Abi Parera bersama unsur satgas dr Polsek Alok, babinza, Pol PP, Linmas Kel. Kabor, para ketua RT dan RW serta warga kabor melakukan penertiban. Penertiban ini dilakukan usai sosialisasi hingga batas waktu 11 september. Tapi para pemilik masih saja melepas liar hewan. Sehingga Kelurahan bersama satgas dan waga Kabor menyita hewan-hewan tersebut.

Selain dua ekor babi, ada juga dua ekor sapi dan tiga kambing. Setelah menandatangani surat pernyataan, hewan-hewan tersbut dibawa pulang untuk dikandangkan.

Perda No 10 Tahun 2007 mulai diberlakukan dimana pemilik ternak yang membiarkan hewan bebas berkeliaran akan terkena denda maksimal 5 juta atau kurungan 3 bulan,kata lurah kabor Abi Parera.

Saat ini Kali mati sedang dalam rencana bersih-bersih, selain hewan juga akan dilakukan kampanye kebersihan utk limbah, kotoran dan sampah di kali mati. Hal tersebut sejalan dengan intruksi Bupati Sikka untuk mengamankan Kali Mati dari sampah, limbah dan hewan ternak yang berkeliaran dan menegakan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2007 tentang ketertiban umum, Selasa (30/9/2014), Lurah Kabor.

Puncak acara akan berlangsung tanggal 28 oktober tepat hari sumpah pemuda.. Semua unsur warga Kota Maumere boleh terlibat Kali mati, kata Lurah, akan dirubah dgn warna yang berbeda. Dia berjanji pembersihan Kali Mati akan terus berkelnjutan.

Nanti di tanggal 28 oktober hari sumpah pemuda kita rencana membuat kegiatan di kalimati dengan tema Kampanye Lingkungan Bersih. Kami mau sadarkan masyarakat bahwa kali mati punya potensi yang bisa dimanfaatkan bukan untuk membuang sampah, membuang limbah dan memelihara ternak dan lainnya. Rencana ini akan berkelanjutan terus sehingga warna kali mati ini bisa berubah. ,kata lurah..
Selengkapnya...

Thursday, 25 September 2014

303 Rumah dan 50 Ruko Di Bangun

Enam Hektar lahan gersang di Dusun Bolowolon, Desa Tanaduen, Kecmatan Kangae, menjadi pilihan. Letaknya yg strategis dan air tanah yang cukup akhirnya dipilih untuk dibangun 303 rumah tipe 36, 45 dan 54 serta 50 ruko ( ruma toko). Adalah Perumahan Le Tansca Obor Mas Permai dari Kopdit Obor Mas yg akan berdiri dilahan tersebut.

Tadi siang,Rabu (24/9/2014) peresmian pembangunan 303 Rumah dan 50 Ruko ditandai peletakan batu pertama oleh Bapa Uskup Maumere Kherubim Pareira, SVD, Bupati Sikka, Drs Y. Ansar Rera, Ketua DPRD Sikka Rafael Raga serta Ketua Kopdit Obor Mas. Sebelumnya bapa uskup memimpin ibadat sabda. Pembangunan 303 rumah dan 50 ruko dilakukan pengembang PT THANaRAMA Tri Tunggal dari Jakarta.

Saat ini, prioritas perumahan diperuntukan bagi anggota Koperasi Kredit Obor Mas. Ibu Voni Francis, pimpinan Cabang PT Thanarama Tritunggal mengatakan anggota Obor Mas bisa terlayani tanpa terbebani cicilan yang terlalu mahal dan tidak menutup kemungkinan untuk ditambah perumhan berikutnya tergantung permintaan kebutuhan bagi masyarakat lainnya.

Dalam Site Plan pengembangan, didalam perumahan tersebut akan dibangun berbagai fasilitas dukungan seperti Pos Kemanan, Kapela, Taman Bermain dan pusat olah raga dan rekreasi.

Peletakan batu pertama dimeriahkan artis Dirly Idol, Vony Sumlang, Icha Nachia (dangdut), Maumere All Star dan Aldios VG. Warga Tanaduen bergembira bersama dalam kebersamaan.

Selain Obor mas, dikabarkan pembangunan perumahan juga sdg dijajaki di Patisomba dan Waolomarang oleh investor lainnya.
Nampak, Uskup Kherubim memberikan air berkat bagi pembangunan perdana.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Thursday, 11 September 2014

Kampung Wuring, Kampung Suku Bajo

Kampung Wuring dikenal warga Maumere sebagai sebuah wilayah penghasil ikan. Di pesisir ini terdapat sebuah pasar ikan yang dibuka saat senja. Berbagai jenis ikan dijual dengan harga terjangkau. Kampung ini juga terkenal memiliki deretan rumah panggung di atas laut. Rumah panggung diatas laut berhubungan erat dengan etnis Bajo yang menguasai sebagian besar wilayah pesisir di Indonesia. Wilayah yang berjarak sekitar 3 Km arah barat Kota Maumere ini dikenal dengan penghuninya yang rata-raa adalah warga etnis Bajo. Sejak kapan etnis ini mendiami wilayah Kabupaten Sikka?

Raja Sikka, Don Thomas yang memindahkan ibunegeri kerajaan Sikka ke Maumere memberi tempat khusus bagi warga sulawesi dan tionghoa bermukim di pesisir pantai Maumere.
Artinya, dua etnis itu sudah bermukim di Maumere sebelum tahun 1900. Mungkin sejak awal abad 18 suku pelaut ini sudah menyinggahi pelabuhan Alok. Raja Sikka Don Cosmo Semao da Silva menugaskan Moang Juang Korung da Cunha sebagai penjaga pelabuhan Alok dengan jabatan Syahbandar atau Comandanti.

Sebagai pelaut ulung, suku Bajo tentu saja melirik setiap pelabuhan yang potensial untuk kepentingan perdagangan; pelabuhan Alok mungkin satu diantara pelabuhan di kawasan timur yang disinggahi suku Bajo.

Asal-usul suku Bajo berasal dari pulau Sulawesi. Selain menguasai bahasa daerah sikka, mereka juga berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Bajo, serumpun dengan bahasa Bugis – Sulawesi Selatan. Dalam khazana budaya Kab. Sikka, etnis ini termasuk salah satu etnis yg ada di Nian Sikka yg dikenal sbg etnis Tidung Bajo.

Di Pulau Flores, suku ini terpusat di pulau Babi. Selain itu di pulau Pemana, Parumaan, Sukun dan bisa dijumpai hampir di setiap pesisir pantai utara hingga Labuan Bajo – kabupaten Manggarai Barat.
Suku Bajo diidetifikasi dari bahasa yang digunakan. Di daerah lain mereka tidak menyebut diri suku Bajo, tetapi suku Bugis atau Makassar atau Buton.

foto: deretan rumah panggung di pesisir Kampung Wuring

www.iimaumere.com
Selengkapnya...

Dua Kampus di Maumere Laksanakan OSMB

Dua kampus di Kota Maumere yakni Universitas Nusa Nipa dan IKIP Muhamadiyah awal september melaksanakan Orientasi Mahasiswa Baru. Kedua Kampus juga mengundang beberapa pembicara yang memaparkan materi. Wakil Bupati Sikka, Drs pada Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) 2013-2014 di Kampus Universitas Nusa Nipa Maumere memberi materi tentang Narkoba dan HIV/Aids tadi pagi, Kamis (4/8/2014). Wakil Bupati mengajak mereka untuk selalu berlaku hidup sehat dan memanafaatkan teknologi yang berkembang saat ini untuk pendidikan yang positip dan terarah.
Kampus Unipa dalam tiga hari (4-6 september) mengadakan OSMB kepada 685 mahasiswa baru dari 7 fakultas yakni Fakultas Ilmu2 Kesehatan, Teknik, Ekonomi, Sosial, Pertanian, Kelautan dan Perikanan dan Keguruan dan Ilmu Pendidikan..

Usai Nusa Nipa, OSMB dilaksanakan di Kampus IKIP Muhamadiyah di Kelurahan WAI oTI. Pada kesempatan tersebut hadir Bupati Sikka, Drs. Ansar Rera. Beliau memaparkan materi tentang visi misi pembangunan lima tahun pemerintah kepada para mahasiswa. OSMB di kampus yang berdiri 2012 diikuti 340 mahasiswa dari dua jurusan yakni MIPA serta Ilmus Sosial dan Humaniora.

foto: Wakil Bupati Sikka, Drs Paolus Nong Susar menyalami mahasiswi Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) 2013-2014 di Kampus Universitas Nusa Nipa Maumere usai memberi materi tentang Narkoba dan HIV/Aids, Kamis (4/8/2014).
inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 2014 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---